17 Tahun Kemudian
Suara alarm berbunyi membangunkan seorang gadis yang masih bergulung di selimutnya,gadis itu memanjangkan tangannya kemudian mematikan alarm tersebut lalu ia mendudukkan tubuhnya, merenggangkan seluruh otot-otot badannya dan pandangannya tertuju pada kalender yang ia terdapat di atas meja belajarnya.
Hari ini hari ulang tahun nya.
Lisa berdecak kesal. "Tch! Hari yang menyebalkan."gumamnya kemudian memilih melangkah masuk kedalam kamar mandi,ia harus bersiap-siap berangkat kesekolah.
Tidak perlu berlama-lama,Lisa keluar dari kamar mandi dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya. Gadis itu melangkah mendekati cermin besar yang ada di samping kasurnya,menatap cerminan dirinya kemudian memoleskan sedikit make up di wajahnya,tidak terlalu tebal karena ia memang tidak suka memakai makeup,gadis itu memakai makeup untuk menutupi wajahnya yang sedikit pucat saja karena tidak bisa tidur semalam.
Setelah selesai Lisa mengambil ransel nya kemudian melangkah keluar dari kamar,ia berjalan menuju meja makan dan menemukan kue ulangtahun disana serta ada Ibunya juga.
"Selamat ulang tahun,sayang."ucap Marie kemudian memeluk putrinya ini.
Lisa tersenyum tipis. "Terima kasih,Ibu."
Marie melepaskan pelukannya lalu mengaja Lisa untuk duduk. "Hari ini Ibu memasakan spagethi kesukaanmu dan juga membuat kue ulang tahun untukmu,kau harus memakannya ya."ujar perempuan paruh baya itu.
Gadis itu menatap kue buatan sang Ibu,walaupun tidak seperti kue-kue ulang tahun teman-temannya yang mewah namun Lisa bisa merasakan kasih sayang sang ibu melalui kue ini.
"Terima kasih,Ibu."
Marie mengangguk. "Sama-sama,sayang. Ibu panggilkan Ayah ya."ucapnya kemudian melenggang pergi.
Ayah ya?
Lisa menatap kepergian Ibunya,gadis itu menghela nafas panjang kemudian tersenyum miris. Tidak mungkin Ayahnya mau ikut merayakan ulang tahunnya karena ia yakin kalau saat ini Ayahnya tengah bersembunyi di kamar Kakaknya,Jiana Russel. Dan dia sendiripun tidak terlalu antusias merayakan ulang tahunnya karena ia tau kalau hari ini adalah hari kematian Jiana,tidak pantas dia berbahagia di hari kematian kakaknya itu.
Terkadang Lisa berpikir,apa mungkin karena dirinya lahir Jiana memilih pergi untuk selamanya? Tapi Ibu nya bilang tidak,Jiana pergi karena keinginannya sendiri hanya saja di hari yang tidak tepat,yakni di hari kelahirannya.
Pernah hari itu kalau tidak salah di hari ulangtahun nya yang ke lima belas,Lisa mengamuk karena ulangtahunnya tidak di rayakan seperti teman-temannya. Ia juga menyalahkan Jiana atas apa yang terjadi padanya,Lisa marah besar dan tanpa sengaja memecahkan foto Jiana di hadapan sang Ayah. Ayahnya tidak marah,tidak berkata apapun hanya membereskan pecahan kaca foto itu kemudian pergi begitu saja. Saat itu Lisa sadar kalau Ayahnya sangat terpukul atas kematian Jiana,walaupun Ayahnya tidak pernah memperlihatkan perhatian dan kasih sayangnya pada Lisa tapi gadis itu tau kalau Ayahnya sangat menyayanginya,setiap pagi di hari ulangtahunnya ia akan menemukan kado yang di letak di atas meja belajarnya dan Lisa tau kalau kado itu dari sang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Birthday [ END ]
Short Story[ E-BOOK ] Aku Lalisa Russel,gadis yang tidak pernah merayakan ulang tahunku sendiri. Aku Lalisa Russel,seorang anak perempuan yang hampir tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ayah. Aku Lalisa Russel selalu menyalahkan dia atas semua yang ter...