[ E-BOOK ]
Aku Lalisa Russel,gadis yang tidak pernah merayakan ulang tahunku sendiri.
Aku Lalisa Russel,seorang anak perempuan yang hampir tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ayah.
Aku Lalisa Russel selalu menyalahkan dia atas semua yang ter...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Henry menatap intens buku diari yang ada di tangannya,ia ingin sekali membaca buku itu tapi tidak bisa karena ia takut kalau dirinya akan semakin merindukan Jiana. Tapi rasa penasarannya begitu kuat,Henry juga ingin tau alasan kenapa Jiana bunuh diri.
Daniel mendudukan tubuhnya di depan Henry. "Kenapa tidak baca saja,Kak?"tanyanya.
Pria itu tersentak dan menatap Daniel. "Tapi aku merasa tidak berhak membacanya,Daniel."jawabnya.
"Tapi adik Kak Ana sudah mengizinkanmu membacanya kan dan mungkin juga Kakak bisa mendapat petunjuk yang selama ini kakak cari."tukas Daniel.
Henry menatap Daniel sejenak lalu kembali menatap buku diari itu,ia memejamkan kedua matanya seraya menarik nafas panjang.
Daniel menatap Henry kemudian melangkah pergi,mungkin Henry membutuhkan waktu sendiri.
Pria itu menatap kepergian Daniel lalu kembali menatap buku diari yang ada di tangannya,Henry menghela nafas panjang kemudian membuka buku diari perlahan dan mulai membacanya.
Hari ini aku bertemu dengan seorang pria yang ternyata memiliki hobi yang sama denganku yaitu memainkan piano dan tadi kami sempat berkenalan, nama pria itu Henry Albercio. Ehm,dia tampan dan baik.
Sudah seminggu sejak kami berkenalan,aku merasa sangat nyaman dengan Henry. Kami sering menukar pikiran dan sering bermain piano bersama. Oh iya, hari minggu nanti Henry akan mengajakku mengunjungi panti asuhan,aku sudah tidak sabar.
Henry tidak bisa menyembunyikan senyumannya membaca buku diari Jiana,hm--gadis itu ternyata menulis kesehariannya di buku ini.
"Aku merindukanmu,Jiana."
Tidak terasa kami sudah mengenal satu sama lain selama 3 tahun dan beberapa bulan lagi kami akan menghadapi ujian akhir sekolah,aku sudah memutuskan untuk melanjutkan kuliahku di kampus yang sama dengan Henry.
Hari ini adalah hari yang paling bahagia dalam hidupku,selain karena aku akan memiliki seorang adik. Henry juga menyatakan perasaannya padaku, aku tidak menyangka kalau kami memiliki perasaan yang sama.
Hari ini kami berdua berkencan untuk pertama kalinya setelah status kami berubah,Henry mengajakku ke taman bermain dan aku merasa sangat senang. Aku bahagia.
Pria itu terkekeh membaca tulisan Jiana,merasa kalau kekasihnya ini sangatlah polos. Tentu saja polos karena mereka baru berusia 16 tahun kala itu,masih percintaan ala remaja.
Kau bisa membaca halaman terakhir buku ini.
Kau sangat mencintai Jiana bukan? Kalau kau mencintainya harusnya kau tau kalau Jiana tidak mungkin mengakhiri hidupnya tanpa alasan yang jelas,aku yakin kematian Jiana itu bukan karena keinginannya melainkan karena sesuatu atau paksaan seseorang.
Henry mengerutkan keningnya membaca tulisan terakhir Jiana,gadis itu tak pernah mengatakan apapun padanya. Memang seminggu sebelum Jiana bunuh diri,Henry menyadari perubahan yang di alami oleh kekasihnya itu. Jiana lebih pendiam dan sering melamun,saat Henry mengajaknya berbicara pun Jiana hanya merespon seadanya saja.