Happy Reading
Dengan raut wajah badmood Lisa keluar dari kamar mandi,gadis itu menatap bayangan dirinya di cermin kemudian menyisir rambutnya agar terlihat lebih rapi. Ia menoleh kearah Jiana yang tengah duduk di kasur seraya memasang tampang wajah bodoh serta tersenyum lebar kearahnya.
Tch,kakak menyebalkan.
"Kau masih marah padaku?"tanya Jiana dengan tampang polosnya.
Lisa memutar bola matanya jengah. "Menurutmu?"
Jiana terkekeh lalu menghampiri Lisa. "Aku kan sudah minta maaf,Lisa. Aku tidak bermaksud membangunkanmu pagi-pagi buta,aku terlalu bersemangat jadinya--" gadis itu mengulum bibir bawahnya. "Maafkan aku ya,adik tercinta."timpalnya.
Ingin tau apa yang terjadi?
Jiana menatap kearah Lisa yang masih tertidur pulas di kasurnya,gadis itu tersenyum lalu menusuk-nusuk pipi Lisa dengan jari telunjuknya. Lisa sempat merasa risih dan menepis tangannya tapi sayangnya gadis itu enggan membuka kedua matanya alhasil Jiana mencubit keras pipi Lisa hingga gadis itu terkejut dan meringis kesakitan.
Lisa menoleh menatap Jiana. "Kenapa?"
"Bangun Lisa,ini sudah pagi. Kau harus sekolah."ujar Jiana tersenyum lebar kearah Lisa.
Gadis itu mengerutkan keningnya kemudian menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 4.30 pagi,Lisa mengepalkan kedua tangannya lalu tiba-tiba salah satu tangannya terangkat memukul belakang kepala Jiana.
"Achk!"
Lisa mendudukkan tubuhnya. "Ini baru jam 4.30,Jiana Russel. Tidak ada anak sekolah yang datang ke sekolah pagi-pagi buta seperti ini,bahkan matahari pun belum muncul. Aku masuk sekolah itu jam 7 pagi dan aku hanya membutuhkan waktu 30 menit di kamar mandi jadi kau tidak perlu membangunkan aku sepagi ini."semburnya dengan suara tertahan karena tidak ingin membangunkan kedua orangtuanya.
Jiana menyengir lebar. "Iyakah? Maafkan aku,aku terlalu antusias. Tidur saja lagi,aku akan membangunkanmu jam enam nanti."ucapnya.
"Tidak perlu! Aku tidak bisa tidur lagi."ujar Lisa.
Menyebalkan bukan?
Ah,seandainya saja Jiana bukan kakaknya sudah pasti Lisa akan menjambak perempuan yang ada di sampingnya ini.
Lisa melangkah keluar dari kamarnya,ia memutar tubuhnya menatap Jiana yang masih berdiri disana. Gadis itu mengerutkan keningnya bingung namun hanya beberapa saat saja karena setelah itu Lisa menarik tangan Jiana agar mengikutinya turun.
Jiana merasa gugup saat Lisa membawanya turun ke bawah, tadinya dia pikir dia tidak akan bisa keluar dari kamar tapi setelah sampai di anak tangga terakhir ia menghembuskan nafas lega sekaligus merasa bahagia karena akhirnya dia bisa menjelajahi seluruh rumah seperti waktu dia hidup dulu.
"Merasa bahagia?"tanya Lisa menatap Jiana yang tersenyum lebar.
Gadis itu menoleh kemudian mengangguk. "Iya,bayangkan saja hampir 17 tahun aku terjebak di dalam kamar dan akhirnya aku bisa keluar juga. Aku ingin melihat seisi rumah."ucapnya.
Lisa ikut tersenyum melihat senyuman Jiana yang menurutnya mirip dengan senyuman sang Ayah,gadis itu melangkah ke dapur dan membuat roti selai serta segelas susu sementara Jiana entah pergi kemana.
"Ayah.."
Suara panggilan Jiana berhasil menarik perhatian Lisa yang sibuk menikmati sarapan paginya,gadis itu mendongak dan menemukan Ayahnya sudah berdiri tak jauh darinya dengan Jiana di belakang Ayahnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Birthday [ END ]
Krótkie Opowiadania[ E-BOOK ] Aku Lalisa Russel,gadis yang tidak pernah merayakan ulang tahunku sendiri. Aku Lalisa Russel,seorang anak perempuan yang hampir tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ayah. Aku Lalisa Russel selalu menyalahkan dia atas semua yang ter...