Sepulang sekolah Lisa masuk kedalam kamarnya untuk menaruh ranselnya lalu keluar dari kamar dan berlari keatas,gadis itu tidak sabar ingin memasuki kamar Jiana bahkan ia mengabaikan panggilan Ibunya yang menyuruhnya makan.
Lisa menatap pintu kamar berwarna coklat yang ada di hadapannya,ia memasukkan kunci kemudian memutarnya lalu membuka pintu kamar itu lebar-lebar. Gadis itu pikir kamar milik kakaknya ini pasti berdebu namun tidak sama sekali,kamar ini sangat terawat seperti ada penghuninya.
Ah,sudah pasti Ayahnya yang merawat kamar ini.
Dan--ternyata barang-barang miliknya sudah ada di kamar ini dan Lisa sama sekali tidak menyadarinya saat menaruh ranselnya tadi.
"Ibu menyuruh orang untuk memindahkan barang-barangmu."
Mendengar suara sang Ibu,Lisa lantas menoleh dan tersenyum. "Benarkah? Aku senang sekali,Ibu. Akhirnya setelah sekian lama aku bisa melihat kamar Kak Jiana dan menempatinya."ujar gadis itu.
Marie terkekeh kemudian menghampiri Lisa. "Ibu harap sikap Ayahmu akan bertahan selamanya,Lisa. Sudah lama sekali Ibu tidak melihat Ayah bersikap hangat seperti tadi,jujur Ibu sangat merindukan sikap Ayahmu yang dulu."tuturnya.
"Ayah masih belum bisa menerima kepergian Kak Jiana,aku paham dan mencoba mengerti."ujar Lisa lagi.
Perempuan paruh mengelus puncak kepala Lisa. "Ibu bahagia karena kau bisa mengerti keadaan Ayahmu, bukan hanya Ayahmu saja yang kehilangan Jiana tapi Ibu juga."ucapnya.
Lisa memeluk Marie erat. "Jangan di ingat lagi,Ibu. Kak Jiana sudah tenang dan aku yakin dia juga tidak ingin melihat kita sedih terus menerus."katanya menenangkan sang Ibu.
"Ayo kita makan siang bersama."ajak Marie melepaskan pelukannya.
Gadis itu menggeleng. "Aku masih kenyang,Ibu. Aku ingin mengerjakan tugasku dulu,aku akan makan kalau aku lapar."katanya.
"Baiklah,nikmati kamar barumu."ujar Marie kemudian melangkah keluar.
Lisa menutup pintu kamarnya kemudian menghempaskan tubuhnya ke kasur,menatap langit-langit kamar yang di penuhi oleh bintang dan bulan,sticker berwarna yang sudah ketingalan zaman menurutnya.
Lambat laun Lisa merasa matanya semakin berat,ia memejamkan kedua matanya lalu tak lama terdengar suara denguran kecil menandakan kalau gadis itu sudah tertidur.
▪︎ Happy Birthday ▪︎
"Dia cantik,mirip sekali dengan Ayah."
"Aku iri,aku juga ingin mirip dengan Ayah tapi mirip dengan Ibu juga tidak masalah sih. Aku tetap cantik."
"Adikku sudah tumbuh menjadi remaja cantik,hm.. tidak disangka ternyata aku sudah tua ya."
"Kalau dia berumur tujuh belas tahun itu berarti aku berumur 33 atau 34 tahun. Aku benar-benar sudah tua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Birthday [ END ]
Short Story[ E-BOOK ] Aku Lalisa Russel,gadis yang tidak pernah merayakan ulang tahunku sendiri. Aku Lalisa Russel,seorang anak perempuan yang hampir tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ayah. Aku Lalisa Russel selalu menyalahkan dia atas semua yang ter...