Beberapa tahun telah berlalu,bayi yang kemarennya masih memerah kini sudah menginjak usia sembilan tahun.
Dia,si gadis malang bernama Lalisa menatap sendu teman sekolahannya yang lain.Teman sekolahannya yang sedang memeluk serta bercerita dengan orang tua tentang keseharian mereka.
Lisa juga ingin!tapi apakah bisa?Bahkan untuk menatapnya saja orang tuanya enggan hihi.
Lisa tanpa sadar mengepalkan tangannya.
"hai"sapa seorang gadis seusianya membuat lisa terlonjak kaget.
Lisa mengelus dadanya.
"mian,sudah membuatmu kaget"gadis tadi mengusap punggung lisa.
"Hmm ya"balas lisa."dimana orang tuamu,rosie?"tanya lisa pada temannya yang bernama rosé itu.
"Lagi dijalan,ayo kekantin.Aku tau,kau belum sarapan kan?"ajak rosé menarik tangan lisa.
Lisa hanya terkekeh dan mengangguk kecil.
Sampainya di kantin,mereka memilih untuk duduk di pojok untuk keselesaan lisa yang sangat membenci dengan yang namanya keramaian.
"samakan saja atau gimana?"tanya rosé pada lisa yang sudah duduk dibangkunya.
"Ya,samakan saja"
"Arra,wait for me oke?"rosé menepuk kepala lisa.
"Ck kita seumuran,by the way"kesal lisa karena rosé selalu memperlakukannya seperti gadis kecil.
"Ya ya,tapi bagiku kau tetap anak kecil hihihi"setelah berkata seperti itu,rosé pun melangkah pergi untuk memesan makanan mereka.
Lisa yang merasa bosan mengeluarkan buku dari tasnya.
"shhh selalu saja huh"keluhnya merasa pusing setiap kali melihat tulisannya sendiri.Merada tidak sanggup lagi,lisa kembali menyimpan bukunya.Dia menidurkan kepalanya dimeja.
Pyurrrr
Lisa kembali membuka lebar matanya saat air dingin membasahi seragamnya.
"upss,sengaja"ucap yang sengaja menuangkan air di seragam lisa.
Lisa mengepal tangannya.Dia kemudian bangkit dan mendorong gadis yang sengaja menuang air oada seragamnya.
"YAAAA!APA KAU INGIN MATI HAH?!!"teriak lisa membuat semua atensi tertuju padanya.
Mereka saling berbisik dan menatap lisa tidak percaya.Begitu juga dengan gadis yang tadi didorong oleh lisa.Dia seketika merasa takut.Ini adalah kali pertamanya lisa seperti ini.Karena sebelumnya,lisa hanya berdiam diri saat menjadi bahan bullyan.
Karena gadis itu tidak menjawab,lisa memajukan langkahnya hingga wajahnya berada tepat dihadapan wajah gadis bernama hanni itu.
Plak
Lisa menatap hanni dengan tatapan tajamnya.Satu tangannya digunakan untuk mengusap pipi kirinya yang barusan ditampar oleh hanni.
"PERGI!"bentak lisa dihadapan wajah hanni.
Tubuh hanni bergetar,namun dia tetap berdiri disana.Menatap lisa dengan tatapan menantang.
"pergi atau"lanjut lisa.
"Apa?"hanni melototkan matanya ke arah lisa.
Lisa yang geram kembali mendorong hanni hingga tanpa sengaja,kepalanya membentur bucu meja.
Lisa melebarkan matanya.Tubuhnya bergetar,begitu juga tangannya.Dia menatap kedua tangannya sendiri.
Prang

KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa
Fiksyen PeminatKisah lalisa,si gadis malang yang mengharapkan kasih sayang dari orang-orang sekitarnya.