Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lia ke rumah Yuna, Hueningkai ada bersamanya.
" Yun, lo udah baikkan?" Tanya Lia sambil duduk di ranjang Yuna.
" Udah Li, makasih udah nolongin gue. Gue janji gak akan kaya kemarin lagi."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hueningkai memperhatikan mereka berdua.
" Iya Yun, lo kemarin pasti lagi tantrum karena efek hamil besar, jadi lo stress, bayi laki-laki lo harus lo pikirin." Lia berpura-pura agar Hueningkai tidak curiga mereka berdua menyembunyikan fakta kalau Yuna bunuh diri karena janinnya perempuan.
" Iya Li, makasih banyak yah, berkat lo gue sadar, kalau disini gue yang berperan."
" Iya Yun. Gue juga lagi hamil." Bisik Lia dan tersenyum.
" Benarkah? Wah selamat. Jaga kesehatan lo dan pola makan lo."
" Lo lagi hamil?" Tanya Hueningkai.
" Iya." Jawab Lia.
" Lo harus ke singgasana, ada ritual untuk kekasih abadi saat hamil."
" Ritual?" Lia baru tahu.
" Iya, semacam pensucian diri dan perjanjian."
" Apalagi sih ah." Lia mulai takut.
" Ya lo datang aja kesana. Mereka pasti segera menghubungi lo saat tahu lo hamil."
Lia menarik nafas, ia harus siap mental jika suatu saat ada yang datang menjemput.
Benar saja, saat di kampus, Yeonjun menemui Lia di kelasnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.