Selamat malam mingguan!!
.
.
.“Bu Teti, nasi pecelnya dua sama teh tawar hangatnya dua ya.”
“Eh Mbak, baru dateng lagi. Udah lama kayaknya gak ke sini, biasanya rutin tiap minggu sama pacarnya yang ganteng itu ke sini.” Kalya hanya membalasnya dengan senyuman kikuk. Pasti yang dimaksud Bu Teti adalah Jerry. Saking seringnya mereka berdua ke sini, Bu Teti sampai memperhatikan hal-hal tersebut. Tapi dipikir-pikir, bukan sering lagi Jerry dan Kalya kemari. Malah warung nasi pecel ini menjadi saksi bisu awal mula pendekatan Jerry dan Kalya. Bahkan keduanya bisa nyambung berbicara satu sama lain karena memiliki warung pecel langganan yang sama. “Yaudah Mbak, duduk dulu. Nanti diantar.”
Kalya duduk lesehan di meja paling pojok. Dia tidak makan sendiri ataupun ditemani Jerry yang tidak akan mungkin terjadi lagi karena Kalya sudah menutup kemungkinan tersebut. Clara yang akan menemani Kalya makan di warung pecel malam ini. Sahabatnya tersebut masih dalam perjalanan dari salon. Selagi menunggu Clara dan pesanannya datang, Kalya mencemili peyek kacang. Kembali teringat wanita itu dengan kebiasaan Jerry yang selalu makan peyek kacang selagi menunggu pesanan. “Ah bajingan, keinget-inget mulu gue sama tuh orang. Emang kayaknya keputusan gue buat pergi ke sana tepat deh, biar gak kebayang mulu sama Jerry.”
“Woi Kal.” Clara datang dan langsung ikut duduk berselonjor kaki.
“Lama lo.”
“Lama apaan? Lo ngechat gue langsung meluncur ke sini ya. Lagian nasinya juga belum dateng tuh.”
“Hehe iya sih.”
Tak berselang lama, pesanan mereka disajikan.
“Padahal gue pingin ngajak lo ngegrill tau malam ini.” Clara berujar sebelum menyeruput teh hangatnya.
“Alah, enakan nasi pecel ini. Lagian udah lama gue gak ke sini.”
“Iyalah, takut keinget-inget Jerry pasti.”
“Bener lagi. Tadi aja pas makan peyek gue kebayang Jerry duduk di depan gue lagi nyemilin ini peyek.”
Clara terkekeh. “Nikmatin aja walau gak nikmat.”
Keduanya banyak bercerita selagi makan. Sampai nasi di piring Clara habis, wanita itu baru menyadari jika Kalya tak banyak menyentuh nasinya. “Kenapa gak lo makan Kal? Katanya enak? Gue aja habis.”
“Ini nasi pecel bisa buka cabang di Jepang gak ya?”
“Bisa aja sih. Di sana, 'kan udah banyak orang Indonesia yang jualanan makanan khas negara kita.”
“Coba deh, nanti gue suruh Bu Teti buka cabang di Jepang.”
“Random anjir segala bawa-bawa Jepang, kecuali kalau lo mau pindah atau tinggal di sana.” Clara mentertawai ide Kalya. Namun sedetik kemudian dia menyadari sesuatu. Tawanya menghilang, berubah menjadi tatapan serius. “Setan, jangan-jangan omongan gue bener? Lo mau pindah ke Jepang?”
Kalya mengedikkan bahunya.
“Serius sih Kal?!”
“Iya, tiga hari lagi gue ke Kyoto.”
“Beneran pindah?! Bukan liburan doang?!”
“Gak pindah juga sih, mungkin menetap sementara di sana.”
“Sialan! Kenapa lo baru bilang hah?!”
“Biar lo kaget kayak gini.” Bahu Kalya dipukul Clara. “Aduh Ra, sakit.”
“Lebih sakit mana gue dikasih taunya ngedadak? Kalau tau dari jauh-jauh hari lo bakal ke Jepang, tiap hari gue ajak lo main. Lagian lo ngapain menetap di sana? Rumah lo aja di sini, keluarga lo, dan gue juga di sini. Cerita, pokoknya ceritain kenapa lo mutusin buat ke sana.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD JERRY [END✔]
Fanfiction[17+] Jerry, sepuluh tahun hidupnya hanya berfokus pada pekerjaan, kedua putrinya, dan teman-temannya. Istri? Jerry sudah menduda sejak sepuluh tahun lalu. Tapi tiba-tiba Kalya datang ke hidupnya, membangkitkan gairah Jerry untuk memiliki istri lagi.