Laut menatap puas pada layar ponselnya. Mengajak Raya jalan-jalan malam ini mungkin bisa sekalian membuat permasalahan yang sebenarnya tidak terlalu besar menjadi selesai.
"Gue numpang mandi lagi yaa Han," kata Laut yang kini beranjak dari rebahannya.
Sudah sejak siang laki-laki itu mendiami kosan Rehan, tidak ada inisiatif ingin pulang ke kosan sendiri. Sudah mandi jugaa tadi sore sebelum magrib, entah kenapa ingin mandi lagi.
"Lo mandi mulu, coli yaa?!"
Tak!
Botol obat nyamuk semprot melayang ke arah Rehan, pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah Laut. Kebetulan di samping tempatnya berdiri ada obat nyamuk itu.
"Sejak kapan gue kayak gitu Rehan, astagfirullah!!!"
Rehan melirik keki. "Istigfar lo udah kayak orang yang bener-bener nggak pernah buat salah anjir, coba periksa buku catatan Atid, banyak tuh riwayat elo colay di kamar mandi."
"Kamar mandi kosan lo, kamar mandi kosan gue, kamar mandi kosan Cakrawala, kamar mandi rumah Gabriel, toilet fisip 1, toilet fisip 2, toilet fisip 3, bahkan toilet mesjid fisip!!!" Rehan berakting seolah sedang menghitung dosa-dosa Laut dengan sepuluh jarinya.
Tak!
Lemparan kedua dari Laut adalah gelas plastik yang ada di dekatnya. "Fitnah terus gue Han, fitnah. Bahkan disaat nggak ada orang lo fitnah gue terus!"
"Fitnah dari mana? Fakta anjir!!"
Laut menghela napas malas. "Dahlah, gue mau mandi beneran nih, bukan mau colay. Kasian banget nenek moyang elo, si Deutro Melayu punya keturunan kayak elo Han, pikirannya ngeres mulu."
"Lah anjir, elo yang hobi gitu malah gue yang lo tuduh? Si Dutro melayu juga pasti sedih punya keturunan tukang fitnah kaya elo Ut."
Sudahlah, meributkan hal-hal yang tidak berguna hingga membawa nama ras, padahal mereka berasal dari keturunan ras yang sama. Dan perihal kegiatan yang katanya hobi Laut itu, fakta dan tidaknya adalah rahasia Laut, Rehan dan Allah. Nenek moyang mereka tidak ikut campur.
🍬🍬🍬
Berbekal kepercayaan dirinya yang meletup-letup, Laut sudah tiba di depan kosan Jagat Raya.
Bangunan bertingkat yang ada di jl.Pendidikan sebelah utara, berfasilitas lumayan mewah, namun sayang jalan menuju kosan ini jelek, *bagente-gente, di tambah lagi begitu banyak pembuangan sampah sembarangan.
Laut bingung dengan kinerja pemerintah, berkampanye untuk kota Adipura 2023 secara besar-besaran. Tapi sampah yang ada di sudut-sudut Tondo tidak kunjung di temui jalan keluarnya.
Ah jangankan pemerintah, kampusnya saja jarang ada tong sampah. Yaa walaupun fakultasnya menang sebagai fakultas terbesih seuniversitas tahun ini, tetap saja itu bukan prestasi yang bisa di banggakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antropolo(ve)gi : Lautan Raya
FanficSebagai seseorang yang berada di dalam lingkup yang sama, tentu hal wajar jika terjadi yang namanya jatuh cinta. Kebiasaan selalu berada di sisi masing-masing sepanjang waktu menjadi pemicu rasa itu tumbuh, lalu merembet tak terhentikan. Di Antropol...