Putusin Aja?

76 11 5
                                    

Apa Raya pernah bilang ia memiliki teman selain Bentala dan Mentari?

Sepertinya tidak, ya?

Jagat Raya memang tidak memiliki banyak teman dekat, ia baru-baru ini berteman akrab dengan Bentala dan Mentari karna memang mereka teman sekelas. Sewaktu inisiasi saja, Raya tidak terlalu akrab dengan teman sekelompoknya.

Tapi ada satu orang yang akan selalu setia mendengar celotehan Raya, yaitu kakak sepupunya yang hanya berbeda setahun dengannya. Kakak sepupu yang sudah seperti saudara kandung, sahabat bahkan jika bisa Raya ingin menjadikannya pacar. Dia cantik, baik hati, peduli dan sayang kepada Raya.

Maka disinilah Raya, setelah pulang dari kampus hari ini ia berdiri di depan kosan cat kuning di Jl. Uwe Goyo. Kakak sepupunya tinggal disini, di kos-kosan khusus putri yang lumayan sepi.

Siang-siang begini memang seperti tidak berpenghuni, ya soalnya siapa yang mau keluar dari tempat berlindung untuk menjelajah panasnya Kota Palu? Hanya Raya yang merindukan kakaknya ini mungkin.

"Kak Niriiii!!" Raya berseru dengan lantang, memanggil yang punya bilik kamar agar keluar.

Tak lama, perempuan cantik berdaster corak bunga benar-benar membuka pintu sambil tersenyum menyambut kedatangan Raya.

"Adikkuuu!" serunya bersemangat. Raya menghamburkan diri ke pelukan yang sudah lama tidak ia rasakan itu.

Namanya Nirina, sepupu Raya yang paling dekat dengan Raya. Raya dan Nirina seperti saudara kandung. Nirina tidak memiliki adik, jadilah Raya yang ia asuh bagaikan adik kandung. Raya sendiri adalah anak terakhir dari dari lima bersaudara, dua kakanya adalah perempuan dan dua lagi laki-laki.

Ah, dua laki-laki itu adalah kembaran Raya.

Raya tidak pernah terlalu merindukan saudara-saudaranya sebab saat kecil Raya di asuh oleh neneknya. Nirina dan keluarganya juga tinggal di rumah sang nenek, makanya Raya dan Nirina sangat dekat karna memang tumbuh bersama.

"Udah lama ya kamu nggak bales chat kakak, sekarang tau-tau udah depan kosan. Kemana kamu? Sibuk?"

Raya yang diserang pertanyaan bertubi-tubi hanya membalasnya dengan cengiran receh sembari membuka bungkusan permen loli yang ia dapat dari atas meja kecil kamar Nirina.

Nirina hanya memperhatikan gerak-gerik adik kesayangnnya yang kentara sekali sedang tidak baik-baik saja. Siapa yang mengganggu adik kesayangannya ini?

"Ada masalah?" tanya Nirina yang ikut merebahkan diri di kasur yang baru saja ia selesai rapikan saat melihat Raya terbaring disana setelah memasukkan permen ke dalam mulut gadis itu.

Nirina tau, apalagi terdengar helaan napas berat dari Raya.

"Maaf baru ngaku kak," kata Raya tiba-tiba.

Nirina mengubah posisi menjadi tengkurap. "Maaf kenapa?"

Raya tetap pada posisinya menatap langit-langit kamar kosan Nirina yang tidak memiliki sekat dengan dapur.

"Sebenernya, Raya udah punya pacar.." cicit Raya pelan.

"Sumpah?! Ihh udah lama yaa?!"

Nirina kesal, kenapa ia terlambat mengetahui adik kecilnya ini sudah merasakan yang namanya jatuh cinta sih?

"Dari kapan? Kok nggak bilang kakak?"

Raya menggaruk pipinya yang tidak gatal. Mau tidak mau ia harus menjelaskan secara detail bagaimana sampai ia bisa mempunyai pacar kepada Nirina sang kakak sepupu. Di sepanjang Raya menjelaskan, beberapa kali Nirina berubah-ubah ekspresi dari ekspresi tersenyum, kesal, terheran-hera sampai ikutan baper.

Lautan RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang