4: Sweet

3.9K 190 2
                                    

Sebelum baca ini, ada baiknya baca Note dulu, ya. Maaf sekali lagi..

Happy Reading
-

Rei tengah duduk dibalik Pintu Apartemennya.  Ia mendadak Blank, semenjak kejadian di Motor tadi.

"What the hell?! Gue kok jadi se Sensitif ini, sih?!" Pekiknya kesal.

Ia takut terlihat aneh dimata Stevany, saat Ia tiba tiba lari setelah mengatakan Terimakasih. Ia merasa ucapan Terimakasih nya tidak sopan.

"Aaakhh! Stevany pasti ngira Gue aneh! Ini dada Gue ngapa sakit, sih?" Ujarnya heran.

Rei pun membuka Kancing seragam atasnya. Lalu Ia buka hingga menampilkan Putingnya yang tampak memerah.

"Eugh ... Sakit ..." Keluhnya lirih.

Ia memandangi Putingnya dengan lirih.

"Obatnya apa, ya?" Monolognya, sembari memegang pelan Putingnya.

"AW!" Rintihnya kuat.

Rei segera meroboh saku Celananya, dan meraih Ponselnya. Ia mencari Kontak Ibunya, guna bertanya apa yang harus Ia lakukan.

Sepersekian detik, Telfon diangkat.

"Huaa, Mamaa!" Aduhnya manja.

Yang disebrang sana mendengus kasar.

"Kamu kenapa, sih?" Tanya Cintya heran.

Air mata perlahan keluar dari sudut Mata Pemuda manis itu.

"Eumh ... Puting Rei sakit, Ma" Jawabnya lirih.

Cintya kaget, apa Heat Anaknya separah itu?

"Kamu bisa beli salep di Apotek. Itu mungkin karna awal Heat Kamu. Mama dulu ga gitu, sih" Jelas Cintya.

Rei pun mulai mengerti.

"Oke, Ma. Makasih ya, Ma" Ujarnya tulus.

"Iyaa" Setelahnya, Cintya memutuskan sambungan sepihak.

Rei pun bangkit dari duduknya. Ia melepaskan Sepatu dan Ranselnya, lalu meletakkan keduanya di Rak masing masing.

Lalu Rei berjalan menuju Kamarnya, dan mengganti Pakaiannya.

"Awh ..." Rei sedikit merintih, dikala Bajunya bergesekan dengan Putingnya.

Saat tengah berganti baju, Ponselnya berdering. Rei segera menoleh, dan mengecek siapa pemanggil tersebut.

Dan betapa terkejut nya Rei, dikala yang menelfonnya adalah Stevany.

Ia menekan tombol Hijau di Ponselnya dengan Ragu.

"H-Halo, Stev?" Ujarnya pertama kali.

Terdengar deru nafas Stevany dari sebrang sana, sedang apa Gadis itu?

"Ekhm ... Temenin Gue bisa, ga?" Tanya Stevany gugup.

Pipi Rei bersemu merah, entah mengapa rasanya malu saja.

"Eeehm ... Boleh aja, sih" Ujar Rei pelan.

Ada sedikit rasa senang di dalam hatinya. Namun Rei teringat akan sesuatu, Ia sedang Heat.

My Sexy OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang