Saat Zera dan Ata selesai makan malam,
Mereka kembali ke dalam kamar hotel.Saat itu Zera dan Ata terduduk di kasur dengan keadaan canggung.
"E-eh gus, Eh mas, aku mau ganti baju dulu ya"
"Iyaa sayang"
Akhirnya Zera pun bergegas ke toilet.
"Huh akhirnya keluar dari suasana NYEREMIN itu"
"Aku chat adel aja deh, takut. masa aku bedua ma cowo di kamar sih?!"ADELL💅💗💐
ADELL💅💗💐
SAMLEKOM BESTOD KU SAYANG
SAYA
KUMSALAMMSAYA
Gw takut batt dell
Masa gw tidur
bareng cowok sii 😰😰ADELL💅💗💐
LAH LU UDH NIKAH COEADELL💅💗💐
Udh ya gw capek mo bobo baieSAYA
LAH ADEL, WOE TAKUT GW TOLONGG
MAMAAKK 😭😭Chat di tutup
"Lahh si adell"
"TAKUT MAKK"Tanpa sadar Zera teriak hingga ata mendengarnya
"Loh? Siapa itu yang teriak? Zera? Coba ku samperin deh"
"Heloh bini ku tersayang kok teriak? E-eh"
Tanya ata dengan santai dan hepi hepi kiyowo"ENGGAK PAPA KOK MAS UDH YA BABAI"
Zera seketika menutup pintu kamar mandi dan langsung menguncinya.Saat itu pula Zera kaget
"GUS ATA YANG GW TAU ORANGNYA DINGIN GAPERNAH SE SANTAI DAN SE GAUL INII PLSS"
"ADELL HATI GW SEMAKIN DAG DIG DUG JEDERR"Omong zera dalam hati.
-----------------------------------------------------------
2 Bulan kemudianDI RUMAH BARU.
Pagi hari yang cerah menyapa Zera dan Ata yang sedang tertidur di kasur. Pagi itu seperti pagi biasanya, Zera bersiap bangun dari tidurnya.
Namun..."Hueekk..."
"Hueekkk.."
"Hueekkk..."
"lemes bngt"Saat itu Zera terbangun karna merasa sangat mual.
Zera langsung pergi ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya itu.Ata yang mendengar suara Zera sedang muntah di kamar mandi langsung bergegas berlari ke kamar mandi.
"Sayang? Aman kan? Kok kayak muntah?"
"EHH SAYANG SAYANG"Ata Terkaget melihat istrinya sedang terduduk lemas di kamar mandi.
Ata langsung menggendong istrinya itu kembali ke kasur."Kamu kenapa sih sayang? Kok muntah tiba tiba?"
"Ada yang sakit?"
"Mau aku panggilin umi?"
"Mau teh anget?"
"Mau minyak kayu putih?"Tanya Ata kepada Zera.
Namun semua pertanyaan Ata tak membuahkan hasil.
Zera hanya menggeleng lemas menjawab deretan pertanyaan yang keluar dari mulut Ata.Beberapa menit berlalu.
Ata mengingat bahwa ia harus segera menuju masjid al Karim untuk mengisi kajian.
Tentu saja dengan meninggalkan Zera yang sedang lemas tidak mudah bagi Ata."Sayaangg, mas baru ingett bentar lagi mas harus ngisi kajian di masjid Al Karim"
"Gimana boleh gaa??"Ata menanyakan semua pertanyaan itu dengan muka yang sedih.
"Udah gapapa mas, aku udah mendingan kok. Udah ke masjid aja gapapaa"
Jawab zera yang masih sedikit lemas.
Akhirnya Ata pun pergi menuju masjid al Karim menggunakan mobil hitam miliknya.
Beberapa menit sudah berlalu semenjak Ata pergi.
Zera mulai penasaran mengapa tiba tiba ia muntah muntah.
Dan mengingat ia sudah telat mens 1 minggu."Duh apa cek aja ya? "
"Coba aku cek deh"Akhirnya Zera mencoba cek menggunakan Test Pack.
"EH SERIUS EH SERIUS?!" "ALHAMDULILLAHH YAALLAH"
Setelah Zera mencek ternyata hasilnya..
Zera sedang mengandung."Hmm mau langsung kasih atau aku Suprise ya?"
"Suprise aja deh hehe"Lalu Zera bergegas menyiapkan Suprise nya itu.
"Nahh cantiikk, tinggal tunggu mas ata pulang deh!"
Setelah menyiapkan itu semua zera duduk di kasur.
Tak lama..."NING ZERAA!! NING ZERAA!!"
Zera mendengar teriakan santriwati di luar rumah nya.
Mendengar itu Zera langsung bergegas ke luar rumah."Kenapa kok ribut ribut?"
Tanya zera"NING DEMI ALLAH TADI SAYA LIHAT ADA PEREMPUAN MASUK KE MOBIL YANG DI DALAMNYA ADA GUS ATA!"
"PEREMPUAN ITU PAKAIAN NYA SANGAT SEKSI NING!"
Deg.
Santriwati memberitahu semua itu dengan ngos-ngosan seperti habis berlari.
"Yaallah gak salah kalian?"
"Bohong nih pastii??"
"Gak lucuu bohongnya kalian"
"Aihh gak sukaa becanda kayak gituu"Jawab Zera yang tak percaya akan kabar itu.
"BENERAN NING-"
"EHH NING ZERAA!!!"Mendengar itu semua, Zera mendadak pingsan.
-PESANN
HAII aku udh lama bangeet gak lanjutt heheee.
Menurut kalian nasib Zera gimana ya? Apa bakal baik baik aja? Atau??
Padahal zera mau ngasih tau kalo dia lagi hamiill, huuhuu sediii
Nantikan kelanjutannya yaaa babayy
-luvyuu
•TO BE CONTINUED•
KAMU SEDANG MEMBACA
Si pintar milik Si ustadz
Romance"saya akan belajar mengikhlaskan" -Zera "Saya tau mengikhlaskan tidak mudah, tapi saya yakin saya bisa" -Azka "Mengikhlaskan itu tidak semudah mengucapkannya" -Atanazka