Author's POV ...
Seperti biasanya, setelah awal tahun ajaran baru, para siswa yang berkumpul di aula utama mengadakan sortir untuk mereka sebagai siswa baru di Hogwarts.
Untuk pertama kalinya, Chloe bersama ketiga teman barunya berjalan mengikuti gerombolan siswa angkatan mereka, menuju ke suatu tempat.
"Kemana kita akan pergi?" Tanya Chloe.
"Menurutmu mereka akan membawa kita ke dorm Slytherin?" Tanya Ron balik kearah Chloe. Harry menatap Ron dengan ngeri.
"Dia masih baru Ron, mungkin kau sebaiknya langsung menjawab tanpa harus melontarkan lelucon membosankanmu itu." Ucap Harry. Hermione memukul pelan lengan Ron membuat pria itu meringis pelan.
"Sebaiknya tahan dulu semua gurauanmu." Ucap Mione.
Langkah Chloe terhenti saat gerombolan berhenti didepan sebuah lukisan besar dengan tampak seorang wanita.
Pria yang menuntun terlihat mengatakan sesuatu yang disebut kata kunci agar pintu itu terbuka. Seperti tujuannya, pintu itupun terbuka.Chloe mendapati dirinya di Gryffindor Common Room. Choe, Ron, Harry dan Mione saling bertukar cerita. Chloe menceritakan dirinya yang home schooling sampai rahasianya sebagai seorang mudblood yang membuat teman-temannya itu terkejut.
"Tapi kupikir kau pureblood." Ucap Ron tak percaya.
"Semua orang mengira demikian." Ucap Chloe.
"Tapi kau memang terlihat cocok di Slytherin. Kau tau, awal aku menatapmu masuk bersama yang lainnya, aku sudah mengira bahwa kau akan masuk di asrama Slytherin." Ucap Harry.
"Hanya karena rambutku pirang, bukan berarti aku pureblood seperti citra para Slytherin." Ucap Chloe.
"Kau persis seperti Draco." Ucap Ron. Chloe yang awalnya sudah melupakan Draco dan kejadian tadi saat penyortiran, akhirnya dibuat ingat oleh Ron.
Chloe tertawa kecil mendengar mereka bertiga. Gadis itu berdiri mengambil sesuatu dari lemari.
"Kau mau kemana?" Tanya Harry.
Chloe menatap Harry lalu menggunakan jubah merah panjangnya yang hangat membuat ketiga sahabatnya takjub menatap Chloe. Gadis itu tak mengganti rok pendek yang dia gunakan membuatnya terkesan sangat sexy dengan jubah merah ran rok hitam pendek.
"Oh Gosh... Kau sangat cantik." Ucap Mione takjub.
"Hot, exactly." Ucap Ron.
"Kau memang pantas menggunakan pakaian apa saja." Sambungnya lagi. Harry tak berkutik menatap Chloe dengan mata yang berbinar.
"Ah, kalian berlebihan. Aku sama saja seperti kalian, tapi jubah ini adalah jubah peninggalan ibuku. Itupun nenekku yang memberikannya langsung padaku." Ucap Chloe.
Maklum saja, kedua orang tuanya meninggal saat dia berusia tiga tahun. Ibu dan ayahnya tewas dalam kecelakaan di dunia muggle. Chloe besar bersama kakek dan neneknya. Sangat disayangkan, kakeknya meninggal saat Chloe berusia sepuluh tahun, dan neneknya meninggal saat Chloe berusia sebelas tahun.
Chloe terpaksa home schooling karena dia tak ingin beradaptasi dengan dunia luar, hingga akhirnya hagrid datang membujuk Chloe untuk merasakan bersekolah di Hogwarts.
"Aku butuh sedikit udara segar. Aku tak kan lama. Kalian jangan khawatir." Ucap Chloe dengan ramah.
"Suaramu sangat lembut, Chloe. Rasanya aku ingin tidur mendengar suaramu." Ucap Ron. Hermione tertawa dan mengangguk.
"Aku akan menemanimu." Ucap Harry. Chloe menolaknya dengan ramah.
"Tenang saja Harry, aku tak kan tersesat." Ucap Chloe bergurau.
Chloe pun akhirnya meninggalkan ketiga temannya. Tanpa sadar, bulan sudah mulai muncul. Chloe menatap jam ditangannya yang menunjukan pukul sembilan malam. Hogwarts masih mengijinkan para siswa untuk berada di luar asrama hingga pukul dua belas malam, itulah sebabnya masih terlihat para siswa yang berkeliaran diseputar tempat Chloe berjalan.
"Shit. Aku bahkan tak bisa merasakan waktu yang lama disini." Gerutu Chloe pada dirinya sendiri.
Kemana aku harus pergi?
Pikirannya bertanya-tanya apakah dia yakin berjalan sendiri tanpa ada pemandu yang akan memandu perjalanannya di Hogwarts.
Perpustakaan terdengar menarik. Ucapnya, lalu dengan langkah yang percaya diri, Chloe berjalan mengikuti arah yang dia tanyakan pada siapa saja yang melintas dihadapannya.
Semua menatap Chloe dengan kagum. Jujur saja, Chloe merasa sangat risih dengan tatapan yang mereka arahkan kearahnya.
Dengan anugrah yang dikaruniakan, Chloe bukannya merasa senang melainkan sedikit kecewa karena semua menatapnya tanpa sedikitpun membiarkan privasi untuk Chloe gunakan.
Akhirnya gadis itu tiba di perpustakaan Hogwarts yang mewah. Matanya berbinar menatap buku-buku yang lengkap. Satu-satu Chloe berkeliling hingga dia tiba di rak buku paling sudut. Mungkin jika Harry dan teman-temannya yang lain mencari Chloe, mereka tak kan menemukan keberadaannya.
"Perfect!" Gumam Chloe tersenyum penuh arti.
Chloe berjinjit ingin mengambil buka yang menarik perhatiannya.
"Uh, kenapa... susah... sekali!.." ucapnya putus-putus berusaha menstabilkan dirinya agar bisa meraih buku diatas.
Saat tangannya sudah menyentuh sampul buku tersebut, seseorang meraihnya dengan gampang, membuat Chloe terpaku menatap rak di mana buku yang dia inginkan kosong.
Chloe berdecak kesal mencari tau siapa yang berani menyelip dirinya. Saat berbalik, betapa terkejutnya Chloe menatap sepasang mata yang memperhatikan dirinya dari atas hingga kebawah.
"Hei, mudblood. Apa yang sedang kau cari disini?." Ucap pria itu. Wajahnya tampak dingin walaupun kalimatnya terdengar meremehkan, namun berbanding terbalik dengan ekspresinya yang dingin. Rambut pirangnya menyala saat terkena sinar lampu. Draco tampak menawan. Kali ini dia terlihat sendirian. Wait, bagaimana bisa dia ada disini? Chloe sudah memastikan tak ada orang lain di penghujung perpustakaan.
"Kau sendiri? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Chloe menantang Draco. Senyum simpul terukir diwajah tampan Draco. Saat itu, Draco yang terkenal akan ambisinya, merasa tertarik dengan pesona misterius gadis itu. Meski sebenarnya Chloe adalah seorang mudblood, pesona dan kecantikannya yang memikat berhasil menarik perhatian Draco. Satu hal lagi yang membuat Draco semakin tak karuan. Pakaian yang Chloe gunakan.
"Apa yang kau gunakan?" Tanya Draco mendekatinya, menatap bawahan Chloe dengan senyum misterius. Chloe yang tak bisa kemana-mana hanya terpaku menatap Draco dengan punggung yang sudah tersandar di rak buku.
"Apa kau berusaha mempelajari sihir agar bisa lebih berbaur dengan para pahlawan Gryffindor?" Draco berkata sambil tersenyum sinis. Chloe menatapnya dengan tatapan tajam.
"Oh, aku mengerti sekarang. Tapi sayang, bukan hanya kau yang suka berjalan-jalan sendirian, Draco Malfoy. Kau seharusnya tahu bahwa bukan darah yang menentukan seorang penyihir." Ucap Chloe.
Draco merasa sedikit terkejut oleh perkataan Chloe, namun ia terus melanjutkan permainannya.
"Kau cukup berani, ya? Menghadapiku dengan sikap seperti ini. Kau tahu, aku bisa membuat hidupmu di Hogwarts sangat tidak nyaman." Tantang pria itu saat tangannya sudah memblok sisi kiri dan kanan Chloe dengan cara memotong tubuhnya sendiri di rak buku.
Chloe tiba-tiba merasa sangat gugup. Dia sangat mengenal dirinya sendiri, namun kali ini, draco tampak menghipnotis dirinya walaupun secara teknik, draco tidak menghipnotis dirinya.
"Jika itu yang kau inginkan, Malfoy. Tapi mungkin kau akan terkejut saat mengetahui bahwa aku tidak mudah diancam."
Perlahan, Draco merasakan hatinya berdebar. Dia belum pernah bertemu dengan seseorang seperti Chloe sebelumnya. Dia merasa ada sesuatu yang berbeda pada gadis itu. Setiap kali dia mencoba membulinya, percakapan mereka berakhir dengan tantangan dan ketegangan yang aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shades Of Malfoy (Draco Malfoy Fanfic)
FanfictionDi antara gemuruh siswa-siswa yang kembali, ada seorang gadis pindahan bernama Cleopatra Myra alias Chloe di tahun ke-6. Sortirannya ke Gryffindor mengejutkan banyak orang, terutama Draco Malfoy yang selalu berusaha menjaga jarak dengan murid-murid...