Dunia telah berubah, Walter remaja semakin ingin berkelana setiap saatnya. Melewati perbukitan, menanjak hampir semua puncak yang ada di sekitarnya, hingga akhirnya selalu mencapai titik yang sama. Yaitu padang bunga di dekat danau. Di sana ini bertemu dengan sesosok orang yang menggugah hatinya, yakni Lyra. Perempuan yang berdiri di antara pegunungan. Mungkin seperti itu pikirannya.
Walter tak menyangka, kini ia dapat bertemu Lyra lagi. Begitu pula wanita itu, ia tak menyangka dapat bertemu dengan Walter. Penuh dengan peralatan serta tas besar di punggungnya Lyra kemudian bertanya kepada Walter.
"Kamu habis dari mana?"
Wajahnya penasaran, menatap detail Walter di jarak yang dekat. Walter tak bisa menahan rasa, sedikit mundur serta agak menjauh dari Lyra. Walter mengatakan sesuatu, katanya habis mendaki gunung. Lyra lalu bertanya, untuk apa? Kata Walter, untuk menghabiskan waktu luang.
Lyra tertawa kecil mendengar itu, keheranan kenapa bisa seseorang terus mendaki gunung untuk menghabiskan waktu luang. Katanya lebih baik di sini saja, bersamanya, lalu menikmati pemandangan danau dan hewan. Walter hanya diam, mengikuti Lyra. Menaruh tasnya di bebatuan lalu duduk dan menatap ke danau di sampingnya. Lyra kemudian membelakangi Walter, tiba-tiba memijat pundak. Serta bertanya asik atau tidak pendakian gunungnya.
Mendapat respons itu, Walter hanya tertunduk malu lalu menatap ke arah danau lagi. Dia menjawab pelan, asik katanya, bisa melihat kota dari berbagai sisi, bahkan melihat rumahnya sendiri dari sana. Bagi Walter, pemandangan dari atas merupakan pemandangan yang tak terlupakan. Tentu ia tak bisa mengatakannya hanya dengan kata-kata.
"Ohhh."
Lyra tampak penasaran dengan cerita Walter. Mendekatinya lalu bertanya lagi sejak kapan dia melakukan itu semua. Walter bilang sejak kecil, terinspirasi dari ayahnya. Ayah sering mengambil beberapa bunga pesanan di atas bukit sebagai pekerjaan tambahan. Tidak sering memang, namun ketika Walter diajak dan merasakan petualangannya. Gambaran itu malah tidak bisa terlepas dari Walter. Sampai-sampai, hari ini terus berulang, sudah banyak sekali bukit di sini yang ditelusurinya. Meski ia paham, akan sulit untuk melewati semua, karena jumlah bukit di sekitar yang seakan tak terbatas.
Lyra sangat penasaran dengan Walter, terus berbincang-bincang sampai tak sadar, waktu telah ditelan oleh malam. Hari ini langit sangat cerah, rembulan dan seluruh galaksi terlihat dengan indah. Lautan bintang tergerai luas, tak terbatas, jumlahnya banyak, menemani Lyra dan Walter untuk terus menghitungnya. Panjang, cahaya itu sangat panjang kata Lyra. Walter mengiyakan, sangat menikmati pemandangan.
Walter lalu bertanya, kenapa mereka tak segera pulang? Lyra juga tak tahu, memegang kepala belakangnya sambil menduga ia akan dimarahi habis-habisan. Mereka berdua kemudian berjalan, menyusuri jalur yang disinari oleh rembulan. Jelas, tampak jelas, gugusan batu jalan tetap dapat dilihat oleh mata meski gelap. Menikmati waktu mereka, menikmati semua. Kedua anak remaja ini, akhirnya berpisah di antara jalan kota.
Keesokan harinya, semua terulang lagi, namun tidak sampai malam. Namun tidak sampai naik ke perbukitan. Lyra mengajak Walter untuk menyusuri danau, katanya banyak hewan yang ia penasaran. Berjalan tenang, sambil melihat ke sana kemari, semuanya tak bisa lepas dari pandangan Walter.
Tiba-tiba Lyra berhenti, lalu duduk di antara rerumputan. Walter kemudian bingung, dan bertanya mengapa ia berhenti. Lyra tak bisa menjelaskan, tiba-tiba suara keroncongan timbul di perutnya. Walter sadar atas itu, Lyra hanya cekikikan sambil memegang kepala belakangnya. Walter kemudian terus berjalan, menyusuri danau, mencari sesuatu yang Lyra tidak tahu apa.
Pelan, ternyata ia mengambil telur angsa. Lyra menatapnya, kebingungan. Mau diapakan telur itu. Walter kemudian merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah botol kecil di dalamnya. Lyra memperhatikan dengan detail, penasaran apa yang dikeluarkan Walter. Tak lama, Walter menaruh dua telur dan botol kecil itu di samping Lyra. Katanya, tunggu sebentar, aku akan kembali. Lyra mengiyakan, duduk lalu termenung melihat danau.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rattleheart
Aventura(Cerita Update setiap 3-10 hari sekali) Arslan adalah seorang tentara bayaran yang mencari arti dari dunia. Baginya dunia tak lagi sama semenjak dia terpaksa menjadi tentara bayaran. Peperangan, rasa sakit, hubungan antara manusia. Apa sebenarnya it...