lebih baik bertanya pada seseorang yang sudah mengetahuinya daripada memendam dengan rasa penasaran.
# Ahmad Azamba Al- Fatih
Azam benar benar tak menyadari keadaan, dirinya terlalu larut dengan sesuatu yang Ia kagumi saat itu. Hingga suara pintu yang dibuka menyadarkannya dari kediamannya. Sejenak matanya dan mata hangat Aisyah bertemu, sebenarnya Ia ingin memandang mata itu lebih lama, namun Ia sadar gadis itu bukan seseorang yang harus Ia pandangi walau hanya sekedar ujung kukunya. Mata mereka bertemu hanya sesaat, tak ada yang berniat mengunci pandangan itu karena mereka sama sama sadar, bahwa itu tak pantas.
"Kk...kak Azam." Cicit Aisyah pelan, namun dalam nada ucapannya ada nada kekagetan yang di sembunyikan. Mendengar namanya disebut Azam sedikit gelagapan. Namun Ia berusaha menormalkan suasana.
"Saya mau jemput Rere, tadi saya di suruh kesini sama tante Sinta." Azam menjawab dengan lugas.
"Oh iya." Aisyah membalikan badannya namun tak beranjak dari tempatnya berdiri. Ia tak mau Azam melihat kamarnya, karena terlihat sedikit berantakan. dari tempatnya berdiri, Dilihatnya gadis kecil itu sedang mewarnai gambar, apakah Ia tak mendengar suara kakaknhya?. Fikir Aisyah, namun tanpa fikir panjang Ia pun memanggil Rere.
"Rere ini kak Azam udah jemput lho." Ucap Aisyah pada Rere. mendengar nama Azam disebut, Rere yang sedang mewarnai gambar itu cepat cepat pura pura tidur. Melihat itu Aisyah tersenyum kecil lalu Ia menghadap ke arah Azam, namun Ia tak mendapati sosok yang tadi berdiri di belakangnya itu. Kemana perginya dia. Aisyah pun mencari Azam ke ruang tamu, dan benar saja, pria yang sedang Ia cari itu kini sedang duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Dengan ragu Ia berjalan mendekati Azam.
"kak Azam.."panggil Aisyah membuat sang punya nama menoleh ke arah orang yang memanggilnya, hanya menoleh tak mengucapkan sepatah katapun. Menunggu Aisyah berbicara.
"kayaknya harus kakak deh yang manggil Rere, soalnya dia malah pura pura tidur." Adu Aisyah pada Azam.
"pura pura tidur?."Azam kembali memastikan. Membuat Aisyah yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa mengangguk. Azam bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju kamar Aisyah diikuti Aisyah. Azam tak langsung masuk Ia menoleh kepada Aisyah terlebih dahulu. Dari tatapannya Aisyah bisa mengerti apa maksud Azam, setelah Aisyah mengangguk mengiyakan Azam pun masuk kedalam kamar Aisyah sementara Aisyah menunggu diluar.
"ekhmmmm... mana yang katanya gak bakal susah di ajak pulang?." Azam sengaja menggoda Rere yang saat ini berpura pura tidur, sementar Rere tidak begeming sama sekali bocah kecil itu sangat pintar berekting membuat Azam gemes sendiri di buatnya.
"Padahal ibu di rumah lagi siap siap buat liburan ke Bali lho." Azam sengaja memancing Rere, dan benar saja setelah Azam mengatakan hal itu, mata bulat Rere langsung terbuka.
"Katanya ke Balinya minggu depan kok siap siapnya sekarang?."tanya Rere spontan
"makannya jangan mimpi terus. yuk ah pulang Ibu udah nungguin." Ajak Azam pada Rere, bukannya mengikuti Azam Rere malah cemberut merasa dibohongi kakaknya. Namun tiba tiba Rere memeiki kaget saat Azam menggendongnya.
"AAAh kakak turunin aku ah, aku gak mau pulang. Kakak udah bohongin aku." Rere berteriak saat Azam membawanya keluar kamar Aisyah. Sementara Aisyah yang sedang duduk di sofa langsung berdiri tatkala mendengar teriakan Rere. Ia tersenyum kecil mendapati kelakuan kakak beradik itu.
"Ai, kita pulang dulu ya."Azam pamit pada Aisyah saat Ia melihat Aisyah berdiri canggung.
"Ia kak silakan, dah Rere..."Aisyah melambaikan tangan pada Rere saat Azam membuka pintunya. Sementara Rere hanya bisa pasrah dan ikut melambaikan tangan pada Aisyah. Aisyah sedikit heren dengan sikap Azam, karena di awal pertemuannya tadi pagi dan saat di rumah, Azam tidak menunjukan sikap seperti sekarang. Jika tadi Azam bersikap datar dan cukup dingin padanya, berbeda denngan sekarang yang cukup ramah. namun Aisyah tidak mau berfikir terlalalu banyak.
Saat Azam hendak keluar dari rumah, bertepatan denganTanten Sinta yang baru saja tiba.
"Eh kalian udah mau pulang ya, gak mau makan dulu? tante udah masak lo kirain Rere mau makan disini."
" maaf, banget tante bukannya kami gak mau, soalnya kami di suruh pulang, Rerenya di tungguin sama Ibu, maaf ya tante kami duluan, Assalamualikum.."Azam cepat cepat berjalan ke Arah motornya yang ada di depan rumah sebelum Rere kembali berontak dan gak mau pulang. Sementara Aisyah juga sudah ada di teras rumah menyaksikan Rere dan Azam yang siap melaju pergi.
"Kami pamit ya, maaf Rere sudah ngerepotin, Assalamualaikum..."Azam berpamitan sekali lagi pada tante Sinta dan Aisyah. Sekilas matanya menatap Aisyah yang di balas senyuman canggung oleh Aisyah.
"Waalaikum salam..." Jawab Aisyah dan tante Sinta . setelah mendengar itu Azam melajukan motornya dengan Rere yang tak henti hentinya melambaikan tangan pada Aisyah membuat Aisyah tersenyum dibuatnya.
"Ngerepotin darimananya coba, kita kan udah seperti keluarga, lagian Rere udah biasa main kesini , kayak sama siapa aja." Tante Sinta berkata sambil menggelengkan kepalanya menatap kepergian Azam dan Rere.
"Ya kan kak Azam gak tahu kebiasaan Rere yang suka main kesini." Jawab Aisyah saat mendengar ucapan tantenya.
"iya juga ya, yaudah yuk makan tante udah masak banyak, tadinya sekalian buat Rere tapi malah pulang." Merekapun masuk kedalam rumah yang kini kembali sepi karena tidak ada suara berisik Rere.
***
Saat tiba di rumah Azam langsung mencari keberadaan Ibunya, sementara Rere yang memanag sudah ngantuk memilih pergi ke kamarnya untuk tidur siang. Azam mencari ibunya ke segala penjuru rumah, namun Ia tak mendapati orang yang dicarinya. Apakah ibunya ikut ayahnya ke kantor? , tabi ibunya itu biasanya paling malas jika harus menemani suaminya ke kantor, lalu diman aibunya?. Padahal ada hal yang penting yang ingin Ia bahas dengan Ibunya sekarang juga.
"Kakak lagi cari siapa?." Tiba tiba Suara Ibunya mengangetkannya saat Ia sedang mencari sosok ibunya itu.
"Eh Ibu ngagetin aja, kakak lgi cari Ibu. Ibu dari mana?."
"Ibu dari rumahnya Bu halimah, buat apa cari Ibu?." Tanya Bu Ana pada Azam
"Azam mau nanyain sesuatu ke Ibu." Ucap Azam sambil berjalan beriringan dengan ibunya yang hendak duduk di sofa.
" tumben, mau nanya apa emang?." Tannya Bu Ana saat Ia dan Azam sudah duduk di sofa.
"mmmm... ini soal Aisyah Bu." Azam menjawab dengan ragu.
Jangan Lupa komennya ya, biar aku tambah semangat. hhe...
di part selanjutnya aku bakal kasih visal Aisyah sama Azamnya....
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKUATAN ISTIKHARAH
Teen Fictionkemarilah. singgah dulu sebentar .haloo ini karya baru lho. baru baru ini. ini yang paling baruuuu.... buruan baca ceritanya. meskipun awalnya gaje menurut kalin, tapi aku jamin kesananya bakal seru kok. jamin deh yuk baca.... "saya ingin melamar ka...