6.Mas Fahri?

14 3 3
                                    

Aku tahu dia mengenalmu, jauh sebelum aku mengenalmu .

 jadi aku mengerti jika kalin sedekat itu

# Ahmad Azamba Al- Fatih

Hari yang cerah, meskipun matahari tak memancarkan sinarnya terlalu terik namun cukup untuk menerangi pagi yang akan beranjak siang ini. Hari ini di rumah Aisyah ada Rere yang sedang membantu Aisyah dan tante Sinta membuat kue, lebih tepatnya bukan membantu tapi hanya bermain main dengan adonan kue juga sesekali memakan kue yang memang sudah disediakan. Namun suara klakson mobil di depan rumahnya membuat Aisyah memekik kaget dengan suara tertahan. Aisyah tahu mobil siapa hyang kini sedang melintas di depan rumahnya.

"Rere itu kak Airin, kita samperin yuk." Ucap Aisyah dengan nada senang sambil mengajak Rere.

"Kak Airin?."tanya Rere memastikan yang di jawab Anggukan oleh Aisyah. Lalu Rere berdiri dan menggenggam tangan Aisyah, mengiyakan ajakan Aisyah.

"tante, Boleh kan Aisyah nyamperin Airin dulu?." Tanya Aisyah pada tantenya.

"Iya, boleh boleh, gakpapa ini sedikit lagi kok, nanti tante nyusul ya, Fahri juga datang kan?." Tanya tante Sinta.

"Airin sih bilangnya ia, Mas Fahri sekarang pulang dan mau menetap disini." Jelas Aisyah. Selama ini Fahri kuliah di malang sekaligus mesantren disana, hari ini Fahri pulang dan tak akan kembali kesana karena niatnya juga sampai Wisuda. Tante Sinta juga sudah menganggap Fahri dan Airin sebagai anaknya sendiri, sama seperti Ustaz Salim yang sudah menganggap Aisyah layaknya anak sendiri.

"Oh ya udah kalian samperin mereka duluan sana, nanti tante nyusul." Suruh tante Sinta pada Aisyah dan Rere.

"Iya tante, Ai sama Rere duluan ya."Lalu setelah mengucapkan itu Aisyah menuntun tangan Rere menuju rumah Airin dan Fahri yang berada tak jauh dari rumahnya. Bahkan sngat dekat karena mereka tetangga.

***

Dari teras rumahnya Aisyah bisa melihat mobil putih itu terparkir apik di garasi rumah Airin, namun sepertinya Airin dan keluarganya sudah masuk kedalam rumah. Tanpa Fikir panjang Ia mengajak Rere ke rumah Airin.

"Assalamualaikum." Ucap Aisyah setelah sampai di depan rumah Airin. Tak lama terdengar jawaban salam dari dalam rumah.

"Oh Aisyah sini masuk!." Itu suara Ibunya Airin, setelah mendapat suruhan untuk masuk, Aisyah pun menuntun tangan Rere untuk masuk kedalam rumah Airin. Saat Ia dan Rere sudah di depan pintu yang terbuka itu, terlihat cukup banyak orang disana. Ada Airin, Fahri, ayahnya Fahri dan Airin ( Ustaz Salim), Ibunya Fahri dan Airin, Alif, juga ibu dan ayahnya Alif yang merupakan Adik dari Ustaz Salim.

"hai tante, Om, Alif." Sapa Aisyah pada yang ada disana lalu Ia mendekati Airin.

"Hai Ai, apa kabar?"Sapa Airin.

"Baik, Cuma satu minggu aja uudah nanyain kabar." Jawab Aisyah saat suda di dekat Airin, sementara Rere  sudah di boyong oleh Ibunya Airin.

"Eh ada Rere juga, sini sini, nanti Ayah ibumu sama kak Azam bakal kesini kok." Ucap Ustaz Salim yang ada di samping istrinya.

Kembali kepad Aisyah dan Airin yang saat ini sedang melepas Rindu, kedua pasang sahabat itu memang sepertinya tidak bisa lama lama berjauhan, maklumlah selama ini mereka sudah tumbuh bersama.

"Kata aku juga ikut, kamu malah gak mau, padahal disana mas Fahri nanyain kamu lho."Ucap Airin pada Aisyah. Membuat Aisyah tersenyum, namun bukan senyuman baper.

"kamu kan tau sendiri, tanteku Cuma tinggal sama aku , kalo aku ikut kalin ke malang nanti tanteku sama siapa disini?."jelas Aisyah pada Airin.

"oh iya juga ya."Airin mengiyakan penjelasan Aisyah.

"lagian aku sudah pernah bilang ini sama kamu, eh ngomong ngomong Mas Fahrinya kemana?." Tanya Aisyah sambil celingukan mencari keberadaan Fahri.

"Ih cie nyariin." Ledek Airin, yang langsung mendapat pukulan kecil dari Aisyah. "Mas Fahri lagi dikamar mandi, katanya gerah mau mandi dulu."lanjut Airin. Aisyah sendiri heran, entah mengapa akhir akhir ini Airin sering mencomblangkan dirinya dan Fahri, Padahal dulu mereka biasa aja, bahkan dari dulu Aisyah, Airin dan Fahri sering bermain bersama.

"Eh iya, kamu sudah kenal kan sama Azam?."tanya Airin pada Aisyah, meskipun Azam lebih tua dari Airin, namuan Airin tak memanggilnya kakak karena Azam merupakan adik sepupunya.

"kak azam? Iya aku udah kenal kok." Jawab Aisyah

"Assalamualikum.." suara orang yang mengucapkan salam, yang ternyata itu adalah Azam dan Ibunya.

"Waalaikumsalam." Jawab semua orang yang ada di dalam.

"panjang umur." Bisik Airin pada Aisyah.

"ssst..." Aisyah mengingatkan Airin, karena Airin berbisik terlalu keras. Sesaat pandangannya dan azam bertemu, sebelum saatnya mereka mengalihkan pandangan masing masing.

"Eh, ada Aisyah juga."Ucap Bu Ana sambil tersenyum pada Aisyah. "Fahrinya kemana?." Lanjut Bu Ana bertanya. Setelah Ibunya dan Azam duduk, Rere pindah dan duduk di pangkuan Azam.

"Fahri lagi mandi dulu, gerah katanya." Itu Ibu Fahri yang menjawab.

"mohon maaf ya kita gak bisa nemenin Fahri wisuda, soalnya ayahnya Rere gak enak badan setelah menjemput Azam, sekarang dia juga gak bisa datang karena lagi sibuk di kantornya." Bu Ana meminta maaf pada kedua orang tua Fahri karena tak bisa menemani Fahri Wisuda. Dan Bahkan sekarang suaminya tak bisa menyambut kepulangan Fahri yang merupakan keponakannya.

" Iya gakpapa, kami mengerti kok." Jawab Ustaz Salim yang di angguki istrinya.

"Tante, om, kita pulang duluan ya."Ucap Alif yang sudah berdiri diikuti ibu dan Ayahnya.

"Oh, iya iya.... Terimakasih ya kalian sudah menemani Fahri." Jawab ibunya Fahri. Setelah bersalaman alif dan kedua orang tuannya pulang lebih dulu.

"Hei bro, duluan ya." pamit  Alif pada Azam saambil bersalaman. yang di angguki Azam.

Bertepatan dengan keluarnya Alif dan kedua orang tuanya. Muncullah Fahri yang langsung bersalaman dengan Bu Ana.

" eeeh Fahri, makin ganteng aja fahri."Puji Bu Ana pada Fahri.

"makasih tante."jawab Fahri

"Hei Bro."Sapa Fahri pada Azam, meskipun mereka jarang bertemu karena Azam di kairo, bahkan Azam sama sekali tak pernah mengunjungi keluarganya yang ada di sini tapi Fahri sudah beberapa kali bertemu dengan Azam saat Azam pulang ke papanya yang ada di Banten, Fahri dan keluarganya akan ikut dengan ibu dan Ayah Fahri menjenguk azam.

"Hei, apa kabar nih santri malang." Jawab azam dengan gurauan.

"Duuuh ampun santri Kairo." Fahri membalas Gurauan Azam, membuat yang ada disana juga ikut tersenyum.

"Eh Rere, Udah gede aja nih bocah." Ucap Fahri, beralih perhatiannya pada gadis kecil yang ada di pangkuan Azam. Sambil mencubit kecil pipi gembul Rere membuat Rere kegelian. Lalu pandangan Fahri beralih mencari sosok yang dari tadi belum dia sapa.

"Hai Ai, apa kabar."Sapa Fahri pada Aisyah. Tatapan mereka bertemu dan interaksi mereka ttak lepas dari pandangan orang yang ada disana, terutama Azam.

"Hai mas, Aku baik, Mas sendiri gimana?." Jawab Aisyah yng juga menanyakan kabar Fahri.

"Aku selalu baik Ai." Jawab Fahri. Melihat interaksi mereka sebisa mungkin Azam tak berfikir yang aneh aneh. Apalagi ketika melihat mata Aisyahyang berbeda saat menatap Fahri, tidak ada kecanggungan di mata itu, berbeda saat mata itu menatap dirinya. Namun Azam yakin mereka memang pasti sudah lebih dari kenal tapi bukan sebagai pasangan, namun seperti adik dan kakak. Azam meyakinkan dirinya sendiri bahwa Aisyah dan Fahri tidak ada hubungan apa apa. Azam sendiri sadar bahwa Fahri dan Aisyah bahkan pernah tumbuh bersama. Jadi wajar saja jika Aisyah tak merasakan kecanggungan saat bicara dengan Fahri.

***

Jangan lupa komen and vote ya teman teman , miss you 

KEKUATAN ISTIKHARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang