chapter 15 - Weird

126 17 3
                                    

Shin Hye berlarian disepanjang lorong rumah sakit diikuti Chang Wook di belakangnya. Wajah ayunya menampilkan raut panik yang kentara. Setelah melewati lorong yang panjang, Shin Hye akhirnya menemukan sosok yang ia cari.

"Chanie?"

Sang putra semata wayang mendongakkan kepalanya, mata bulat yang sudah berubah warna menjadi merah itu menatap dirinya dengan sorot pilu yang begitu menyayat hatinya.

Direngkuhnya tubuh jangkung itu ke dalam pelukan.

Chanyeol menangis di dalam pelukan sang ibu. Pria dewasa berusia 28 tahun itu merengkuh tubuh kecil wanita yang melahirkannya itu dengan erat, seolah ia membutuhkan penopang untuk tetap berdiri.

"Jangan berhenti berdoa, Nak. Yakinlah Kyungsoo akan baik-baik saja."

Setengah jam kemudian, Chanyeol sudah terlihat lebih baik. Ia sudah bisa menguasai dirinya dan tidak lagi menangis dengan terisak-isak.

"Dimana appa dan appa Do?"

Tanyanya pada Shin Hye dengan suara parau.

"Appa-mu sedang menenangkan In Sung. Dia sangat syok mendengar musibah yang menimpa Kyungsoo. Eomma kemari di antar Chang Wook."

Chanyeol mengangguk paham. Sudah tentu ayah mertuanya itu syok dan sulit menerima keadaan. Belum lama ia ditinggal oleh ayah mertua yang sudah dianggap seperti ayah kandungnya sendiri dan sekarang ia mendapatkan kabar jika musibah besar menimpa sang putra tunggal.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Chanyeol terlihat tidak sanggup bercerita, membuat Shin Hye menatap sang keponakan.

"Jong In datang ke kantor dan menculik Kyungsoo. Karena dia mengancam akan mencelakai Kyungsoo, Chanyeol Hyung membiarkan Jong In pergi membawa Kyungsoo. Kami berusaha mengejar mereka Imo dan ketika kami sudah dekat, kami melihat mobil mereka oleng lalu ditabrak truk dari belakang."

"Aku seharusnya tidak membiarkan mereka pergi."

Shin Hye kembali merengkuh tubuh Chanyeol, menenangkan putranya itu dari rasa bersalah.

"Kau sudah melakukan yang seharusnya kau lakukan, Chanie. Kau melepaskan mereka pergi karena tidak ingin Kyungsoo terluka. Hal buruk yang menimpa mereka sama sekali diluar kendali kita, Nak. Eomma mohon, kau harus kuat demi Kyungsoo."

Dua jam telah berlalu, Chanyeol dan yang lain dibuat makin cemas ketika tidak juga mendapatkan kabar apapun dari dalam ruang operasi.

Lampu di atas pintu ruang gawat darurat masih menyala merah.

Beruntungnya, penantian mereka berakhir setelah 10 menit kemudian lampu padam disusul Yixing yang keluar dari ruangan.

Sebelum ia mendapatkan pertanyaan dari Chanyeol atau siapapun, dokter muda nan tampan itu sudah berucap lebih dulu.

"Kita bicarakan semuanya di ruangan saya, mari."

***

"Berdasarkan hasil pemeriksaan melalui CT scan bisa kita lihat tidak ada trauma yang terjadi di area otak Kyungsoo. Kita bisa sedikit bernafas lega untuk itu. Akan tetapi luka-luka akibat kecelakaan yang Kyungsoo alami cukup parah. Tulang leher Kyungsoo mengalami keretakan. Tulang bahu dan tangan patah. Butuh paling tidak satu tahun untuk pemulihan. Dan satu lagi, meskipun otak Kyungsoo sama sekali tidak mengalami cidera, saya tetap menaruh kekhawatiran karena kepala Kyungsoo mengalami benturan yang sangat keras. Kita hanya bisa menunggu sampai Kyungsoo siuman untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya."

Penjelasan panjang lebar Yixing membuat dada Chanyeol seperti diremas hingga habis tak bersisa.

"Yixing, tolong lakukan yang terbaik untuk Kyungsoo."

Love (Remember You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang