1. Sepasang Kekasih

758 52 3
                                    

Liana menatap lilin dengan angka 21 di atas kue dengan hiasan ulang tahun yang ada di hadapannya. Dengan senyum yang tak berhenti memudar kepada pria yang ada di hadapannya. Aidan King, kekasih yang sudah dua tahun ini berkencan dengannya. Satu-satunya pria yang berhasil mengusai hatinya.

"Pejamkan matamu," bisik Aidan dalam senyuman yang melelehkan.

Liana menarik tangannya, menggenggamnya di depan dada dan berdoa. Melantunkan harapannya untuk selalu hidup bahagia dan selamanya bersama pria yang dicintainya. Begitu Liana membuka matanya, ia langsung menurup lilin tersebut. Dan biarkan harapan tersebut melakukan tugasnya.

"Terima kasih, Aidan," ucapnya dengan penuh binar cinta bersinar di kedua matanya. Tak sungkan-sungkan menunjukkan pada pria yang ada di depannya bahwa ia sangat mencintai seorang Aidan King, begitu pun dengan pria itu. Hanya ada dirinya dalam tatapan pria itu yang begitu intens.

"Bukan masalah." Aidan mengedikkan bahunya. "Dan ..." mendadak Aidan berheni, bangkit berdiri dan memutari meja untuk berdiri di samping Liana. Keduanya saling pandang, Liana mengernyit terheran. Dan kedua tangannya membekap mulut ketika Aidan tiba-tiba berlutut di depannya. Seluruh dunia rasanya berhenti di tempatnya.

"A-aidan ..." Liana kehilangan kata-kata.

"Maukah kau menikah denganku?"

Liana meneteskan air mata, seluruh tubuhnya gemetar, oleh kebahagiaan yang tak terkira. Yang memenuhi dadanya hingga rasanya Liana akan meledak.

"Maukah kau menikah denganku?" ulang Aidan dalam kesungguhan. Menjadi istri dari pria tampan yang menyebalkan ini. Yang tak berhenti merindukanmu bahkan di saat aku tengah menatap seperti ini?

Sungguh, itu adalah lamaran terindah yang pernah ia ketahui. Tak sekali dua kali ia menyaksikan film romantis semacam ini. Tak pernah menyangka, dalam kehidupannya ia akan mencicipi kebahagiaan semacam ini.

Hati Liana tak berhenti mengembang. Menghujaninya kebahagiaan yang setiap detiknya terasa seperti selamanya.

Liana mengangguk-angguk dengan keras. Seolah takut jika anggukannya pelan, akan membuat Aidan salah paham dan mengira bahwa ia menolak lamaran pria itu.

Aidan mengambil cincin di dalam kotaknya dan Liana mengulurkan tangannya. Membiarkan setiap momen ketika Aidan memakaikan cincin di jari manisnya, meresap ke dalam ingatan indahnya. Mengabadi dalam kenangannya.

Kemudian Aidan bangkit berdiri, menarik tubuh Liana menempel di tubuh pria itu dan mulai menutup jarak di antara mereka dengan kedua lengan yang melingkari pinggang wanita itu.

Liana membeku, dengan jantung berdegup kencang dan nyaris mendobrak dadanya. Ia bahkan bisa merasakan wajahnya yang mulai memanas dan wajahnya pasti semerah kepiting rebus. Aidan semakin mendekat dan mendekat, menyisakan jarak di antara mereka hanya dua inci. Lalu berbisik dalam tanyanya, "Bolehkah aku menciummu?"

Liana mengangguk, dengan keantusiasan yang bercampur rasa malu. Ia menutup matanya dengan perlahan, menunggu.

Aidan pun memajukan wajahnya, dan mencium bibir Liana dalam ciuman yang begitu manis.

Ketika Aidan menarik wajahnya menjauh. Bersamaan kedua mata mereka saling terbuka. Saling berpandangannya dalam binar cinta satu sama lain.

"Aku ingin melahapmu," bisik Aidan dalam desahan napasnya yang memberat, "Tetapi aku ingin melakukannya dengan cara yang benar."

Dengan wajahnya yang merah padam akan keintensan tatapan Aidan, Liana bisa melihat bahwa Aidan tampak menahan sesuatu. Ah, melahap? Kedua mata Liana membelalak ketika memahami arti kata melahap yang dimaksud oleh sang kekasih, yang tentu saja membuat wajahnya semakin merah padam tak terkendali.

Terjerat Kembar Tiga (Gratis dan Tamat Di FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang