Part 6
Dengan alunan musik yang lembut, Liana memegang tangan Xander sambil berjalan perlahan menyusuri lorong menuju Aaron yang menunggu di bawah lengkungan bunga. Liana bisa mendengar suara isak tangis Xander ketika menyerahkan tangannya pada Aaron. Dan sungguh Liana bisa merasakan ketulusan Xander meski tahu keputusan pria tua itu begitu kejam baginya dan Aidan.
Xander melakukan yang terbaik untuk janji pria tua itu pada kakeknya. Menepati wasiat kakeknya dengan penuh tanggung jawab dan kebijakan. Dan ia juga sangat tahu Xander menyayanginya sama besar seperti yang diberikan pada ketiga cucu kandungnya.
Bagi Liana sendiri, Xander adalah sosok kakek dan orang tua pengganti baginya yang hidup sebatang kara di dunia ini. Xander memberinya keluarga dan kasih sayang yang sudah direnggut sejak ia berumur 14 tahun. Untuk sejenak, Liana menikmati momen yang menyesakkan dadanya. Dipenuhi keharuan dan kebahagiaan akan segala hal yang sudah Xander berikan padanya. Dan bersikap tegar meski ia tak menginginkan pernikahan ini adalah cara terbaik yang bisa Liana berikan untuk membalas segala kebaikan Xander.
Tarikan pelan Aaron menyela momen haru antara Liana dan Xander, Liana mengerjapkan matanya dan membiarkan dirinya dibawa ke hadapan pendeta. Seketika Liana kembali pada kenyataan.
Keduanya saling bertatapan saat janji pernikahan diucapkan. Liana dipenuhi tekad yang kuat untuk menjadikan pernikahan ini sebagai titik balik harapannya bersama Aidan, sedangkan Aaron dengan tatapan kemenangan yang sudah erat berada dalam genggamannya.
Setelah pendeta mengesahkan mereka sebagai pasangan suami istri, dengan tepuk tangan yang meriah dari para tamu undangan yang datang. Aaron menarik pinggang Liana dan mendaratkan ciuman di bibir wanita itu.
Aidan berpaling tepat sebelum bibir pasangan pengantin tersebut bersentuhan. Hatinya benar-benar remuk redam, jantungnya seolah dibetot dari dadanya.
"Kakek mengijinkanmu tidak datang di acara ini," bisik Aarash menepuk pundak Aidan, menyalurkan dukungannya.
"Hanya untuk membuktikan kekalahanku?" desis Aidan membalas. Meski Aidan sendiri tak tahu apakah masih ada kesempatan untuk memenangkan pertandingan ini. Gurat kemarahan yang menggaris di wajah Aidan semakin mengeras ketika Aidan kembali menatap ke arah panggung, tepat saat Aaron melepaskan ciuman dari bibir Liana dan tatapan pria itu bertemu dengannya. Seringai terselip di ujung bibir sang adik, yang membuat Aidan mengepalkan tinjunya kuat-kuat. Sungguh, jika bukan karena Aarash yang menahan lengannya kuat-kuat untuk mempermalukan diri, Aidan yakin ia sudah naik ke panggung dan menghajar Aaron. Menghancurkan wajah sang adik dan membawa lari Liana.
"Jangan bersikap bodoh, Aidan. Kau tahu berapa banyak pengawal Aaron di sekitar kita," bisik Aarash.
Aidan melirik ke sekitar panggung, juga ke tempatnya dan Aarash berdiri sebagai pengiring pengantin. Aaron benar-benar menjaga ketat mereka dari hal-hal yang bisa mengancam rencana pria itu berakhir dalam kekacauan. Ada banyak pengawal berpakaian serba hitam yang disewa oleh adik sialannya itu, dan kakeknya mengijinkan tindakan pencegahan tersebut. Membuatnya dan Aarash tak bisa berkutik.
Aidan menyentakkan tangan Aarash, tak tahan menyaksikan kemenangan Aaron lebih lama lagi. Ia butuh minuman keras. Sesuatu yang keras yang membuatnya berhenti memikirkan pernikahan yang lepas begitu saja dari genggamannya. Ia pun berbalik dan melangkah pergi.
Kaki Liana sudah terangkat ketika melihat Aidan yang berjalan pergi ketika Aaron menahan pinggangnya. Kemudian pria itu menunduk dan mendekatkan bibir di telinganya. "Mau ke mana, istriku?"
Liana bersumpah mendengar tawa mencemooh dalam kata istriku yang dibisikkan oleh Aaron. Liana membalasnya dengan sorot kebencian yang begitu pekat dalam tatapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Kembar Tiga (Gratis dan Tamat Di FIZZO)
RomanceLiana Zyan, meski telah kehilangan kedua orang tua dan kakek kesayangannya, hidupnya berjalan baik-baik saja. Memiliki kekasih yang begitu dicintai dan mencintainya, Aidan King. Dan bersahabat dengan kembaran sang kekasih, Aarash King. Hidupnya berj...