.
.
Selamat membaca
.
.Hari hampir menjelang malam, angin yang menerpa juga mulai dingin. Namun, pemuda itu masih saja berdiri tak jauh dari tepian pantai.
Sesekali senyum pemuda itu terlukis ketika melihat tingkah seorang gadis yang tak jauh darinya.
Gadis itu terlihat sedang menggambar sesuatu di pasir.
"Riana.." panggilnya membuat gadis itu menoleh dan mendapati seorang pemuda tengah berdiri tak jauh dibelakangnya.
"Yuvin... sejak kapan kamu disitu?" tanyanya kemudian bangkit berdiri dari posisi jongkok.
"Lo gambar apaan?" tanya Yuvin yang kini berjalan ke arah Riana dan berhenti di samping gadis itu.
"Gak gambar apa-apa kok, hehehe." balasnya kemudian tertawa kikuk.
Yuvin yang melihat gambar gadis itu hanya tertawa.
"Jangan ketawa." kesal Riana ketika pemuda itu tidak berhenti menertawai gambarnya.
"Lucu banget sih." ucap Yuvin sembari mengacak-acak rambut Riana.
"Ish.. Yuvin! Rambutku jadi berantakan!" Seru Riana sembari membenarkan rambutnya, gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal.
"Sorry sorry, abisnya lo lucu banget sih." ucap Yuvin.
"Aku kan emang lucu." balas Riana.
"Pede banget dih." ledek Yuvin.
"Biarin."
"Lo gak mau pulang?"tanya Yuvin membuat gadis itu menatapnya lalu menatap sebuah pondok yang cuma keliatan atapnya aja dari tepi pantai.
"Mereka udah pada pulang."ucap Yuvin ketika menyadari arah pandangan Riana.
"Kok gak ngasih tau sih?" ucapnya panik.
"Kamu mainnya kelamaan, jadi mereka pulang duluan." jelas Yuvin lagi.
"Emang selama itu ya?" tanya Riana membuat pemuda itu mengangguk.
Ya memang benar, gadis itu tidak sadar sudah menghabiskan waktu 2 jam hanya untuk bermain air dan menggambar di pasir.
"Hendry sama Jay juga pulang?"tanya Riana lagi.
"Iya, mereka ikut bang Brian."balas Yuvin.
"Raven juga?" tanyanya sembari menunduk dan Yuvin mengangguk lagi sebagai jawaban.
"Udah gak usah sedih, lo pulang bareng gue." ucapnya menenangkan. Yang langsung disambut helaan nafas panjang dari si manis.
"Maaf ya Vin, aku ngerepotin kamu." ucap Riana merasa bersalah.
"Santai aja,Na."
Ada keheningan di antara keduanya sampai gadis itu berjongkok dan mengambil sesuatu dan memberikannya pada Yuvin.
"Tadi aku nyari kerang laut buat aquarium di rumah." ucap Riana sembari meletakkan beberapa kerang pada telapak tangan Yuvin. "Ini setengahnya buat kamu." lanjutnya.
"Tapi gue gak punya aquarium." balas Yuvin. Membuat Riana menatapnya bingung.
"Besok gue beli ikan deh kayaknya."celetuk Yuvin ketika Riana akan mengambil kembali beberapa kerang kecil dari tangannya.
"Iya, besok gue bakal beli aquarium juga."lanjutnya. Membuat gadis itu menaruh kembali kerang ke telapak tangan Yuvin.
'sebenarnya ada apa dengan mu Yuvin?'
"Wah indahnya.." seru Riana ketika melihat matahari yang terbenam.
"Iya, indah."timpal Yuvin yang juga melihat matahari terbenam.
'dan manis'- batin Yuvin.
Pemuda itu ikut tersenyum melihat gadis di sampingnya tersenyum bahagia hanya karena melihat matahari terbenam.
Dan untuk yang pertama kalinya Yuvin merasa nyaman dan tenang di dekat seseorang. Hatinya merasakan debaran yang halus.
Namun disatu sisi dia merasa takut.
Yuvin takut akan jantungnya yang berdetak cepat untuknya.
Takut akan perasaan yang semakin tumbuh.
Dan takut jika suatu hari nanti ia tidak bisa melihat senyuman manis gadis itu.
Karena Yuvin sangat sadar bahwa gadis itu tidak akan pernah bisa ia miliki.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Water
Ficção AdolescenteSemuanya mengalir begitu saja. Bahkan pemuda itu tidak tahu bagaimana bisa gadis itu mengisi tempat sepesial di hatinya. Aku mencintainya tanpa sengaja Di keadaanku yang seadanya Dia.... Definisi cinta yang datang tiba-tiba dengan campur tangan seme...