73. Sesakit Mungkin

2.1K 445 59
                                    

Double update!
.


.
.

Jerry, lelaki itu tertunduk sambil menyeret kopernya keluar hotel yang dia tinggali beberapa hari ini selama mencari keberadaan Kalya di Jepang. Jerry akan pulang ke Indonesia. Baginya tak ada yang lebih penting dari Kalya saat ini. Jika kehadirannya akan menyakiti dan mengganggu keseharian Kalya lagi, Jerry memilih mundur. Sudah dalam luka yang dia buat pada Kalya, Jerry tak mau menambahnya lagi, dan dia berusaha tahu diri karena sepertinya kesempatannya untuk berbalikan dengan Kalya tidak ada jika mendengar dari kata-kata Kalya saat bertelepon dengan putrinya kemarin. Namun, sebelum ke bandara, Jerry menaruh sebuah kotak seperti paket di depan unit Kalya. Lelaki itu mengetuk pintunya, tapi tak ada respon. Jerry pikir Kalya tidak sedang di dalam. Akhirnya, Jerry pergi dan meninggalkan apartemen Kalya menuju bandara.

“Paket? Perasaan gak pesen apa-apa.” Kalya yang baru tiba di unitnya setelah membuang sampah, heran menemukan sebuah kotak di depan pintunya. Padahal sebelum turun ke bawah tadi, Kalya tak melihat seorang pun kurir paket yang masuk ke area apartemen. Dia hanya melihat seorang lelaki yang masuk ke dalam taksi dari jarak yang jauh. Kalya tak bisa melihat wajahnya dengan jelas, mengingat dia memiliki minus. Karena berada di depan pintunya, Kalya pikir ada seseorang yang sengaja memberikan untuknya. Kalya membawa masuk kotak tersebut, akan membukanya jika sebuah panggilan tak masuk ke ponselnya. Kalya lantas menaruh begitu saja kotaknya dan memilih mengangkat panggilan. “Halo Papa sayang!” Kalya menyapa riang seraya merebahkan tubuhnya ke kasur.

Halo Teteh Kalya, anak geulisnya Papa.

Kalya terkekeh. “Papa juga kasep.”

Iya atuh, kalau gak kasep, Mama kamu mana mau. Teteh lagi apa?

“Istirahat Pa. Hilangin pegel-pegel bekas acara kemarin.”

Oh iya, Papa liat foto Teteh sama Pak dubes. Merinding Papa, bangga sama Teteh.

Kalya tersenyum. “Makasih ya Pa.”

Papa tuh kangen Teteh, pingin Teteh pulang. Tapi kalau di sana bikin Teteh bahagia, bikin Teteh punya banyak pengalaman, di sana dulu aja gak apa-apa. Puas-puasin lakuin hal yang belum sempet Teteh raih sebelumnya.

“Rencananya aku mau S2 di sini Pa. Tapi aku kumpulin uangnya dulu hehe.”

Iya sayang, apapun yang Teteh lakuin, Papa dukung.

Bukan hanya sekali Kalya menjalin hubungan dengan laki-laki, tapi hanya satu, tidak, sepertinya dua laki-laki yang tidak pernah menyakitinya yaitu cinta pertamanya, sang papa, dan adik laki-lakinya. Kedua lelaki itu yang membuat Kalya percaya, bahwasannya masih ada lelaki baik, penuh cinta, yang tidak akan menyakitinya di dunia ini. “Pa?”

Iya?

“Bisa gak ya suatu hari nanti Teteh ketemu sosok laki-laki kayak Papa?”

⭐️

Jerry tersenyum tipis melihat kedua putrinya menyambut kepulangannya di bandara. Lelaki itu merentangkan lengannya ketika Ansha berlari ke arahnya. “Papa kangen kamu.” Meski tak sampai satu minggu di Jepang, rasanya Jerry sangat merindukan putri-putrinya. Pelukan Jerry pada Ansha semakin erat, sesekali dia mengecupi puncak kepala Ansha. Tanpa sadar, air mata Jerry menetes, mengenai pipi Ansha.

“Papa nangis?”

Jerry tak menjawab, dia masih memeluk Ansha erat.

BAD JERRY [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang