6# room

1.1K 99 2
                                    

10.50 AM

Tepat di depan gerbang sekolah, Sunoo menatap Taki dan Daniel lelah. Sejak tadi dirinya selalu ditunggu oleh kedua anak ini dengan alasan "Kamu disini ya, sampai Heesung Hyung datang" padahal sudah daritadi K dan Geonu datang menjemput mereka.

"Kamu pulang sana!"

"Sunoo kenapa?" Taki mendekat menempel tangannya di kulit lembut Sunoo, tidak terasa panas batinnya. Daniel menatap Taki, Taki menggeleng. Dengan perlahan Daniel menggenggam tangan Sunoo lalu ditepis lagi" Kamu sana!" Daniel jatuh

"HUAAAA HYUNG" Geonu yang sedari tadi hanya fokus dengan ponselnya kini menoleh menatap Daniel yang jatuh terjerembab di bawah pondok kecil. Geonu menatap Sunoo marah sedangkan Daniel menangis meminta di gendong "Sakit Hyung"

"Mana yang sakit hmm?"

"Ini"

Dan benar saja lutut Daniel berdarah, siapa yang tidak marah juga jika lutut teman mu terluka? Tentu Taki akan marah juga.

"Kamu jahat!" Satu dorongan kasar Taki berikan untuk Sunoo "Onu ngga sengaja!" Nah nah kan dorong-dorongan balikkkk. Dari sini, Sunoo sudah sangat marah menatap Taki, dimatanya semuanya sama "AKHHHHH"

"SUNOO" Sunoo menggigit tangan Taki, haduhhh nangis semuaaaa ini. K maju menjewer Sunoo, tapi lihat tatapan yang diberikan Sunoo malah lebih tajam lebih dari ini "Ngga takut lo nanti dibuang sama Heesung?" Tidak ada jawaban "Ngga takut kalo Heesung marah lagi?" Sunoo masih tidak goyah! Ingat jiwanya ini bukan anak umur 5 tahun, sampai tidak lama mobil Heesung tiba lalu keluar melihat 4 orang diluar. Sunoo menarik tangan K keras untuk lepas dari telinganya lalu masuk ke dalam mobil di kursi tengah.

"Taki, Daniel kenapa nangis bro?"

"Tanya sama adek lo Hee"

"Dah gua balik dulu, kasian kaki Daniel berdarah" ujar Geonu dengan kalimat ditekan diakhir untuk menyindir Heesung dan sedikit menatap pintu mobil Heesung yang berisi Sunoo lalu pergi, sedangkan K juga sama pergi begitu saja bersama Taki di gandengannya.

Heesung menyugar rambutnya menatap Sunoo dari luar kaca mobil, saat Heesung hendak menarik kenop pintu mobil ternyata Sunoo sudah menguncinya dari dalam "Sunoo buka dulu pintunya sayang" Sunoo menggeleng "Buka dulu Sunoo" tetap gelengan yang diberikan Sunoo.

Sunoo sangat nakal sejak kejadian kemarin ia memukulnya, Heesung menatap Sunoo sedih, memohon agar pintunya dibuka, Heesung khawatir.

Clik!

Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Heesung langsung masuk lalu pulang ke mansionnya menyetir dengan pelan. Sunoo hanya fokus dengan jalanan dikaca sebelah kirinya, menulikan panggilan Heesung, begitu pula saat mereka sudah sampai di depan mansion Sunoo langsung lari menuju kamarnya.

Sekarang tidak ada siapapun di kamarnya kecuali dirinya sendiri. Sunoo naik ke kasur tanpa mengganti seragam, biasanya saat pulang sekolah ia akan langsung mandi lalu makan lagi tapi kali ini berbeda, dia berbuat masalah banyak sekali.

Sampai malam tiba Sunoo tidak mau turun ke bawah dengan masih tetap dengan seragamnya, namun dirinya sudah tidak sendiri ada Jungwon diatas kasur bersamanya.

Sampai malam tiba Sunoo tidak mau turun ke bawah dengan masih tetap dengan seragamnya, namun dirinya sudah tidak sendiri ada Jungwon diatas kasur bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu lihat boneka mu hari ini? Hyung buang"

"Jangan.."

"Minta maaf sama Taki dan Daniel" Sunoo menggeleng lagi "Sunoo, minta maaf sekarang" Jungwon jelek sekali batinnya, tapi tetap memang Sunoo yang duluan.

Jungwon sudah memberikan Sunoo hp yang saat ini sudah ter-video call, dengan jernih juga disana sudah ada muka cemberut Taki dan Daniel di rumah mereka yang berbeda.

"Maaf Niel, Taki"

"Tidak mau! Niel tidak mau lagi berteman dengan Onu!"

"Niel jangan begitu, Onu menangis"

"Dia duluan Taki! Kaki ku diperban sekarang"

Pipi Sunoo memerah bersama air mata yang terus mengalir, tangan mengusap dengan kasar pipi yang sudah basah "Onu kasih kalian es krim"

"Tidak mau! Kamu keluar saja dari circle kami" sekarang Daniel mengucapkannya dengan lantang, Jungwon juga terkejut lalu memunculkan wajahnya ke layar "Jangan gitu dong cil, adek gua nanti gamau makan gimana?"

"Emm"

"Tuh kan Niel"

"Aku mulu yang disalahkannn"

Jungwon menoleh menatap gundukan selimut yang sudah berisi adiknya di dalam sana, ia tau Sunoo menangis disana. Hingga tidak lama Sunoo keluar dan turun ke bawah.

Di bawah tentu sudah ada lima Hyungnya yang sedang makan malam, cuma Sunoo dan Jungwon saja yang tidak "Hyungg hiks"

"Loh kenapa sayang?" Sunoo menggeleng lalu memeluk Jake dengan erat, Jake yang mengerti mengangkat tubuh Sunoo dan diletakkan di pangkuannya " Ada yang nakal sama kamu?" Sunoo menggeleng lagi, terus apa tohhhhhh.

"Adekk, Daniel becanda tadi, masih mau kok temenan sama kamu katanya"

"Iya kan?! Jawab Lo cepet!"

"I-iya"

"Aku juga masih main sama kamu Onu" kali ini suara Taki, Taki dan Daniel tau keadaan Sunoo yang saat ini dipangku oleh Jake, mereka ikut sedih.

"Onu ngga mau sekolah! Ngga mau sekolah lagi!" Jake sampai kewalahan menangani Sunoo, Ni-ki turun tangan, kakinya yang dilengkuk merendah, tangannya menangkup pipi adik manisnya "Cup sayang, nda bisa napas nanti kamunya, berhenti ya?" Benar kata Ni-ki dadanya mulai sesak dan matanya yang sulit dibuka sekarang.

"Pusing Hyung hiks"

"Iya sini ya gendong sama Hyung"

"Jangan dipukul kepalanya"

"SAKITT tawuu"

"Iya ututut sayang"

"Dah jangan nangis, biar Hyung tanya lagi, Taki Daniel, Sunoo masih di circle kan?"

"Iya Hyung"

"Udah kan? Dah ya nangisnya? Jelek matanya"

Sunoo pergi bersama Ni-ki ke kamarnya, Ni-ki mah ayo-ayo aja seneng juga sama Sunoo. Dari atas kasur sini, Ni-ki terus mem puk-puk" Ngga mau makan dulu hmm?"

"Onu nda laper"

"Yaudah tapi jangan nangis lagi" Sunoo mengangguk lalu memeluk Ni-ki dalam tidurnya begitu sebaliknya, Ni-ki hanya berharap semoga esok hari si kecil tidak demam.

"Yaudah tapi jangan nangis lagi" Sunoo mengangguk lalu memeluk Ni-ki dalam tidurnya begitu sebaliknya, Ni-ki hanya berharap semoga esok hari si kecil tidak demam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dimensions||Enhypen||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang