15

598 105 1
                                    

Pemakaman Mina diadakan hari itu juga, bahkan Mark masih betah berada di makam orang yang dia cintai itu, dia hanya tak bisa menerima kalau mina akan mengakhiri hidupnya dengan cara seperti ini.

Mark mengelus batu nisan baru itu dengan airmata yang terus keluar dari matanya.

"Kenapa kau memilih jalan ini sayang? Kenapa kau harus tiada? Kenapa kau membuatku tersiksa." Ucap Mark sembari menangis bahkan pengawal yang ikut bersama dengan Mark selalu hanya bisa diam saja melihat putera mahkota itu menangis dengan sangat pilu karena dia tau kalau sang putera mahkota tak pernah mencintai Puteri mahkota karena hanya ada lady kang dihatinya, tapi takdir mengatakan hal lain.

Di kamar jaemren.

Renjun sebenarnya ingin ikut untuk melihat pemakaman lady kang tapi suaminya melarang bahkan mertuanya juga sama. Mereka mengatakan kalau selir tiada maka mereka tak perlu melihat pemakamannya sama sekali.

Jsemin memeluk sang istri dari belakang karena sekarang istrinya itu tengah melihat keluar balkon mereka.

"Sayang? Kau tidak ingin masuk?"

"Tidak."

"Bagaimana kalau kau lelah sayang?"

"Aku tidak akan lelah jaemin, aku juga baru bangun tidur. Aku hanya tak menyangka kalau lady kang akan melakukan hal ini "

"Itu pilihannya sayang "

"Tetap saja. Dia pasti merasa dunia tak adil untuknya juga puteri Yeri, makanya dia berpikir dengan cara seperti ini akan membuat Puteri yeri mendapatkan cinta dari pangeran Mark. Sementara semua ini tak benarkan Na?"

"Hmm, semuanya tak benar tapi tetap saja nasi sudah jadi bubur tak akan bisa berubah lagi. Bagaimana dengan ke kediaman mu? Kau bilang merindukan keluargamu. Kau ingin pergi kapan?"

"Waktunya sekarang tidak pas Nana. Mungkin seminggu lagi "

*Hmm, apapun yang kau inginkan sayang "

"Makasih Nana."

"Anything for you babe."







Di kamar yeri-mark.

Jung woo menatap Yeri dengan tatapan menuntut miliknya.

"Kenapa Jung woo "

"Kenapa? Kau bilang aku kenapa? Apa yang selama ini kau sembunyikan noona? Kenapa kau tak memberitahuku kalau suamimu memiliki selir dan alasan kalian tak memiliki anak adalah dia tak mencintaimu."

"Kenapa kau bisa menyimpulkan hal itu Jung woo?"

"Katrna aku bisa melihatnya dengan jelas. Semuanya sangat jelas noona. Dan aku tidak bodoh. Kenapa kau memilih terluka begini?'

"Karena aku ingin mempertahankan pernikahanku."

"Pernikahan ini sudah tak bisa dipertahankan noona. Kenapa kau harus mempertahankannya. Kau bisa pergi dan bahagia."

"Tidak akan jung woo, karena aku tak mau mendiang orangtua kita malu."

"Mendiang orangtua kita tak akan malu noona, mereka justru menangis melihat betapa terlukanya Puteri mereka."

"Jung woo jangan melebihi batas mu. Kau harus ingat kalau aku adalah Puteri mahkota Castle ini. Jangan memerintahku melakukan hal ini."

Jung woo seketika terdiam dan diapun membungkuk, dia benar-benar tak bisa berhadapan dengan kakaknya yang sangat keras kepala itu, dia hanya akan membiarkannya saja. Mungkin untuk saat ini, tapi dia tak akan menyukai kakak iparnya itu, tidak perduli dia adalah putera mahkota sekalipun karena dia sangat jahat bagi Jung woo saat ini.






Jeno, sungchan dan beomgyu tengah berada di ruangan berlatih panahan.

"Hyung?" Sungchan dan jeno melihat kearah sih bungsu.

"Ada apa beomgyu?"

"Apa Mark Hyung akan baik-baik saja nantinya? Dia sangat terpukul sekali saat aku melihatnya tadi."

"Tidak ada yang tau soal itu beomgyu." Ucap jeno.

"Lagian dia pasti akan segera baik-baik saja beomgyu, karena dia punya Puteri Yeri." Ucap sungchan.

"Aku takut mark hyung akan menyalahkan Puteri Yeri karena hal ini."

"Tidak akan sampai segitunya beomgyu, sudahlah jangan berpikiran negatif tak baik bagi kekuatanmu." Ucap jeno dan beomgyu hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.











Mark kembali dari makam Mina dan diapun memilih masuk kedalam kamar Mina yang telah dirapikan lalu mengunci pintu, dia memutuskan mengurung dirinya didalam kamar mendiang wanita yang dia cintai itu.

Mark melihat sekeliling kamar itu, dan diapun melihat secarik kertas yang dihimpit oleh vas bunga lalu diapun mengambilnya dan mulai membacanya.

Salam yang mulia.
Saya rasa Anda pasti sudah melihat surat ini bukan? Berarti saya sudah pergi dengan tenang, maaf karena memilih jalan ini, tapi saya juga wanita yang mulia, saya tahu walaupun Puteri Yeri berbesar hati membiarkan yang mulia selalu bersama saya, dia sangat terluka sejujurnya. Saya tak ingin menghambat kebahagiaannya dan juga kebahagiaan yang mulia karena saya yakin yang mulia mencintainya didalam hati yang mulia tapi yang mulia sedang menyangkalnya saat ini. Saya harap yang mulia membahagiakan Puteri Yeri dan saya harap kalian segera memiliki anak. Dan tolong janji satu hal padaku, kalau yang mulia akan selalu menyayangi Puteri Yeri dan belajar mencintainya. Aku harap yang mulia menepati janji yang mulia.

Salam ku, kang Mina.

Membaca surat itu Mark pun jatuh terduduk dilantai dingin itu sembari mendekap di dadanya dan menangis sejadi-jadinya karena takdir yang sangat tak adil menurutnya ini. Takdir ini sangat menyakitinya. Sangat.





















🌹🌹🌹

Its Love? (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang