12

742 109 2
                                    

"Kau?"

_______________

"Apa yang mulia mau berbicara dengan saya?" Ucap Mina yang memang sengaja menemui Yeri tanpa sepengetahuan Mark sama sekali.

"Untuk apa? Saya sedang tak ingin berbicara denganmu. Dan kau bisa pergi, pangeran Mark akan marah jika tau kau berbicara dengan saya, dan akan menuduh saya yang tidak-tidak." Ucap Yeri datar.

"Saya mohon yang mulia." Ucap Mina. Dan yeri akhirnya menganggukkan kepalanya lalu membiarkan Mina duduk disebelahnya.

"Maafkan saya yang mulia karena telah berada di antara yang mulia dan yang mulia pangeran Mark." Ucap Mina memulai tapi Yeri hanya diam saja.

"Yang mulia tau kalau umur saya sudah tak lama lagi bukan yang mulia? Saya bahkan kehilangan bayi saya, tapi saya senang karena jika bayi itu terlahir saya akan melihat airmata yang mulia lebih banyak lagi." Ucap Mina.

"Kau tak perlu minta maaf soal apapun, lagian saya bisa apa jika suami saya memang mencintaimu." Ucap Yeri datar.

"Tapi saya sangat yakin yang mulia pangeran Mark pasti mencintai yang mulia dalam hatinya, dia hanya tak mau mengakuinya saat ini. Dan saya hanya ingin kebahagiaan untuk kalian. Saya akan sangat bahagia jika yang mulia memaafkan saya. Saya akan mendoakan yang terbaik untuk yang mulia." Ucap Mina tersenyum lalu diapun langsung berdiri dan membungkuk lalu pergi meninggalkan Yeri dengan pikirannya sendiri. Hingga salah satu pelayan mendatanginya dan membungkuk padanya.

"Ada apa?"

"Maaf yang mulia Puteri Yeri, tuan Jung woo datang." Ucap pelayan itu, Yeri benar-benar kaget karena biasanya adiknya itu tak akan datang ke castle. Diapun langsung berjalan cepat sekali. Bahkan dia tak perduli jika dia bisa saja terjatuh karena pakaiannya.

Di ruang tengah Castle.

Yeri langsung mendekat pada adiknya itu, dan menerima hormat adiknya itu.

"Kenapa kau datang kemari tanpa mengabari noona Jung woo?" Ucap Yeri kaget.

"Maaf noona. Tapi, aku terpaksa karena aku tak punya tempat tinggal lagi, terakhir kali mereka mengambil rumah kita dan mendiang ibu. Noona juga tau bukan kalau aku hanya pekerja di bidang kesehatan." Ucap sang adik Kim Jung woo.

"Baiklah, kau tunggu disini sebentar mengerti? Aku akan bertanya pada ayah dan ibu."

"Ne noona." Ucap Jung woo mengerti. Lalu yeripun pergi menuju ruangan mertuanya untuk bersantai di Castle itu.

Ruangan santai jaeyong.

"Katakan aku datang." Ucap Yeri pada penjaga pintu.

"Yang mulia raja, ratu, yang mulia Puteri Yeri berkunjung."

Ceklek.

Yeri lantas membungkuk pada keduanya dan taeyong pun tersenyum pada menantu pertama Castle itu.

"Maaf mengganggu ayah dan ibu."

"Kenapa Puteri?"

"Ibu, ayah, bisakah adikku tinggal untuk sementara di Castle ini. Orang-orang itu telah menyita rumah mendiang orangtuaku, aku tak mungkin bisa tenang jika harus membiarkan dia luntang lantung di luaran sana." Ucap Yeri.

"Tentu saja boleh Puteri Yeri, lagian dia adalah adik kandungmu dan itu berarti dia juga keluarga Castle ini. Bukan begitu yang mulia?" Ucap taeyong menatap suqminya itu.

"Ya, biarkan dia tinggal disini."Ucap jaehyun.

"Makasih ayah, ibu. Kalau begitu saya permisi. Sekali lagi terimakasih." Ucap Yeri senang lalu diapun membungkuk dan kembali ke ruangan tengah Castle itu.

Jung woo melihat kakaknya yang kembali dan diapun langsung berdiri.

"Bagaimana noona?"

"Kau boleh tinggal disini Jung woo, ayo biar noona kasih tau kamarmu." Ucap Yeri lalu diapun berjalan lebih dulu diikuti Jung woo yang memang membawa tasnya.

Di kamar tamu/ Jung woo.

Yeri mempersilahkan Jung woo untuk masuk.

"Kau bisa tinggal disini dan ikut membantu tabib Zhang karena memang kau pasti sangat dibutuhkan Jung woo."

"Hmm, aku mengerti noona. Aku akan melakukannya, itung-itung sebagai tanda terimakasih ku pada yang mulia raja dan yang mulia ratu. Tapi, aku tak melihat pangeran Mark, apa dia sedang tak ada di Castle?" Ucap Jung woo.

"Yang mulia pangeran Mark sedang melihat apa yang terjadi pada rakyat desa, dan mungkin akan kembali sore nanti, kau bisa menghadap padanya nanti." Ucap Yeri.

"Pernikahan noona dan yang mulia pangeran Mark baik-baik saja kan?" Ucap Jung woo sedangkan Yeri hanya diam saja. Membuat Jung woo bingung lalu menyentuh lengan sang kakak.

"Apa semuanya baik-baik saja noona?"

"Hmm, noona sangat bahagia sekali selama menjadi istrinya." Ucap Yeri berbohong. Sangat bohong.

"Syukurlah, aku jadi senang dan aku yakin ayah dan ibuku juga sangat senang karena melihat noona bahagia." Ucap Jung woo tersenyum dan yeri hanya tersenyum untuk menanggapinya.





















Kamar Mina.

Dia pun duduk dimeja riasnya lalu diapun mengambil secarik kertas dan menuliskan pesan untuk Mark, lalu diapun mengambil gelas yang berisi air putih lalu mengambil sesuatu dari balik gaun yang dia gunakan dan memasukkannya kedalam gelas itu.

"Setidaknya aku harus mengakhiri diriku sendiri, agar tak ada lagi yang menderita. Aku tak mau cinta egois pangeran Mark melukai hati istrinya sendiri, aku akan pergi karena sejak awal aku benar-benar benalu. Aku pergi dengan sangat ikhlas. Selamat tinggal yang mulia pangeran Mark, kau harus bisa mencintai istrimu sebelum terlambat." Monolognya lalu meminum air yang telah dicampur ntah dengan apa itu dan diapun merasakan sesak pada dadanya lalu terjatuh bahkan gelas itu juga menggelinding sampai ke dekat pintu dengan kesadaran yang sedikit demi sedikit menghilang, Mina tersenyum hingga matanya tertutup untuk selamanya tanpa diketahui oleh siapapun.















































🌹🌹🌹

Its Love? (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang