Bab 3

167 1 0
                                    


Esok Hari ...

Seperti biasa, aku datang paling awal dibandingkan dengaan teman-teman yang lainnya, di susul dengan dua perempuan perkasa di gerombolan kami, dan terakhir keempat lelaki yang sangat hobi terlambat.

"Gimana nih persiapan, aman??" tanyaku

"Logistik aman dong, aku dan dilla sudah belanja tadi pagi, dan semuanya lengkap" ucap tari

"Bagus, kalau perlengkapan naik gimana??" tanyaku

"Aman, semuanya sudah aku pinjam tadi pagi" ucap imron

"Perlengkapan camping juga aman dong pastinya" ucap fajar

"Bagus, udah siap semua berarti yaaa" ucapku

"Aman aman Bi, tenang aja" ucap fajar

Setelahnya, aku pun mulai memperbincangkan perihal pemberangkatan di hari esok, sebab semuanya harus dipikirkan sedari sekarang, dari mulai tempat berkumpul, kendaraan untuk pergi ke base camp lawu, dan base camp mana yang akan menjadi tujuan pendakian kami nantinya.

Fajar pun menawarkan diri untuk berkumpul di rumahnya, mengingat rumahnya esok hari akan sepi, sehingga kami semua bisa leluasa berada di sana sebelum nantinya bergegas untuk pergi ke base camp lawu. Kami semua setuju dengan tawaran fajar, dan lokasi pertemuan kami pun disepakati di rumah fajar.

Perihal kendaraan, kami sepakat untuk menggunakan angkutan umum, selain biaya yang lebih ringan, kami juga bisa lebih menikmati perjalanan sebelum pendakian, asal kami semua harus konsisten untuk datang tepat waktu agar terhindar dari keterlamatan bus, beruntung semua teman-temanku menyanggupinya, dan akan datang lebih awal tidak seperti biasanya.

Pendakian via candi ceto, jalur tersebut menjadi pilihan kami untuk melakukan pendakian menuju puncak lawu. Tak ada alasan khusus mengapa kami memilih jalur tersebut, hanya karena imron, salah satu teman kami pernah melaluinya, sehingga kami semua pun sepakat untuk melakukan pendakian via candi ceto.

Setelah semuanya sepakat dengan perbincangan kami kali ini, kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing sebelum petang datang, aku ingin semua teman-temanku bisa beristirahat lebih awal agar keesokan harinya mereka semua bisa memiliki kondisi yang cukup prima untuk nantinya melakukan pendakian ke puncak gunung lawu.

"Besok ketemu tepat jam satu pagi di rumah fajar, jangan sampai terlambat ya" ucapku

"Tenang Bi, kami semua akan on time" ucap imron

"Kalau kita berdua ngga perlu diraguin lagi ya bi" ucap Tari dan Dilla

"Aku percaya kalian" ucapku

Aku pun bergegas untuk kembali ke rumah, aku lupa belum meminta izin ke bapak dan ibu perihal pendakian ini. Melakukan pendakian ke puncak gunung bukanlah hal baru bagiku, ini menjadi pendakianku yang ke tujuh, kedua orang tua ku pun sudah paham dengan salah satu kesenanganku ini, sehingga aku tidak perlu khawatir perihal izin, sebab aku tidak pernah satu kali pun melupakannya.

Benar saja, saat aku mencoba izin kepada mereka, mereka langsung paham dengan rencanaku tersebut, dan keduanya pun mengizinkannya. Bapak dan ibu hanya berpesan agar aku bisa jaga diri, jaga sikap, dan jaga lisan saat pendakian nantinya, sebab malapetaka bisa saja datang, jika aku tidak membentenginya dengan sopan santun, maka tidak akan ada lagi pelindung dari diriku, itu pesan yang selalu bapak dan ibu sampaikan kepadaku tiap kali aku akan melakukan sebuah pendakian.

Aku sangat beruntung memiliki orang tua yang begitu pengertian dengan kesenangan anaknya, aku pun selalu berusaha untuk menjaga kepercayaan mereka, tidak berbuat semena-mena menjadi bekal utama bagiku.

"Aku sudah tidak sabar menunggu hari esok" ucapku dalam hati

Bukan hanya aku saja yang sudah tidak sabar, keenam temanku pun memiliki perasaan yang sama, terbukti satu per satu dari mereka mengirim pesan melalui whatsaap grup perihal perasaan mereka masing-masing yang sudah tidak sabar menunggu hari esok tiba, mereka benar-benar bersemangat untuk pendakian ini.

Meskipun pendakian ini bukan pendakian pertama kami bertujuh, tetap saja rasanya masih sama seperti pendakian pertama kami, kala itu kami berhasil menaklukan puncak tertinggi di jawa tengah yaitu gunung slamet, setelah itu kami selalu haus akan sebuah pendakian, sehingga tak heran pendakian ke gunung lawu ini sangat kami nantikan. 

GANCET DIGUNUNG LAWUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang