Bab 7

135 1 0
                                    


Awal pendakian jalur yang kami lewati masih sangat laindai, bahkan kami melewati Kawasan wisata yang tentunya membuat kami benar-benar exited terlebih lagi suasana pagi semakin menambah semangat kami.

Setelah kami berjalan kurang lebih 500 meter dari posko perizinan, kami ssampai di candi kethek. Salah satu objek wisata yang ada di jalur pendakian gunung lawu via candi cetho. Kawasan candi kethek ini merupakan situs purbakala yang bentuknya menyerupai piramida berundak. Reruntuhan candi ini memiliki empat teras yang bertingkat dan menghadap kea rah barat. Masing-masing teras dihubungkan dengan undakan batu.

Sangat disayangkan jika kami hanya lewat saja ketika melihat keindahakan candi kethek, oleh karena ini di sini kami melihat-lihat sejenak keindahan candi kethek, tak lupa kami berswafoto di sana untuk mengabadikan moment kami di candi kethek. Semua teman-temanku begitu bersemangat ketika berswafoto di balik keindahan candi kethek ini.

Setelah selesai berswafoto, aku melihat-lihat kembali hasil gambar yang diambil, rasanya ada yang janggal ketika aku melihat-lihat hasil foto kami, di sisi sebalah kiri kami rasanya ada bayangan bias yang tak sengaja tertangkap kamera, namun ketika aku lihat lagi ke sisi tersebut secara langsung taka da bayangan apapun.

Aku pun mencoba untuk menunjukkannya kepada teman-teman yang lain perihal bayangan bias dalam foto kami.

"Kalian nampak ada yang aneh dari foto kita ngga?? Ada bayangan bias di sisi sebelah kiri tepat di samping fajar" ucapku

"Mungkin itu hanya pantulan cahaya aja kali bi, apalagi kan matahari lagi mau naik nih, jadi wajar ada bayangan itu" ucap tari

"Benar itu kata tari, jangan dianggap serius bi" ucap dilla

Ucapan mereka ada benarnya juga, mungkin memang itu hanyalah pantulan cahaya dari sinar matahari pagi, aku pun tidak begitu memusingkan hal tersebut setelahnya, meskipun dalam hati kecilku aku merasakan ada yang janggal, namun aku berusaha untuk menepisnya.

Kami pun kemudian melanjutkan perjalanan menuju posko pertama gunung lawu. Jalur pendakian menuju posko pertama berupa jalan setapak dengan sedikit vegetasi terbuka, dan di sepanjang jalur banyak sekali pipa-pipa air yang digunakan oleh masyarakat di sekitar kaki gunung lawu.

Setelah satu jam perjalanan, mereka pun akhirnya sampai di pos pertama yang biasa disebut dengan pos mbah branti. Pos ini berupa tanah lapang dengan shelter kecil. Lantas kami semua pun memilih untuk berhenti sejenak di pos ini untuk sekadar minum dan memakan camilan yang kami bawa di dalam tas.

"Kita rehat dulu di pos 1 ini sebentar, setelahnya kita lanjut ke pos selanjutnya" ucapku memberi arahan ke yang lain

Kami memang tidak begitu terburu-buru dalam pendakian ini, kami memilih untuk melakukan pendakian santai, selain untuk bisa menikmati keindahan sepanjang jalur pendakian lawu, kami pun berusaha untuk mengimbangi teman-teman lain terutama yang perempuan yaitu dila dan tari, meskipun ini bukanlah pendakian pertama bagi keduanya.

Setelah beristirahat beberapa waktu, kami pun bergegas untuk melanjutkan perjalanan menuju pos selanjutnya yaitu pos dua. Jalur pendakian dari pos satu menuju pos dua trek yang kami pijaki mulai perlahan-lahan menanjak dari sebelumnya, jalur vegetasi di sepanjang jalur menuju pos kedua juga masih terbuka.

Tidak ada kejadian janggal di sepanjang perjalanan dari pos satu menuju pos dua, suasana saat itu pun sangat cerah dengan banyaknya suara kicauan burung yang membersamai perjalanan kami bertujuh. Terkadang juga ada beberapa pendaki lain yang melewati kami ada pula yang kami lewati. Gunung lawu memang tidak pernah sepi peminat, sehingga tak heran jika kami beberapa kali bertemu dengan pendaki-pendaki lain, saling melempar senyum dan saling bertegur sapa satu dengan yang lain.

Di sepanjang perjalanan menuju pos kedua, fajar terus mengeluhkan rasa lelahnya, keringatnya bercucuran kemana-mana tidak seperti teman yang lain, wajar saja ada enam botol minuman keras di ranselnya, maka tak heran jika ia dengan mudahnya kelelahan meskipun kami belum sampai di pos dua.

"Duhh aku capek banget" ucap fajar

Sejujurnya aku kesal dengan keluhan fajar, dia yang nekat bawa minuman keras ke atas dia juga yang mengeluhkan rasa lelah di pundaknya karena minuman yang dibawanya itu, namun aku berusaha untuk menutupi kekesalanku tersebut.

Dilayang tak lain adalah kekasih fajar pun mencoba mendekat ke arahnya, danmelemparkan perhatian kepada fajar. Tak lupa ia memberikan minuman kef ajaruntuk sekadar menghilangkan rasa lelah yang dirasakannya. Kami semua sudahmemaklumi sikap keduanya yang kerap kali melempar kemesraan di sembarangtempat, wajar saja keduanya sudah menjalin hubungan cukup lama, sehingga akudan teman-teman yang lain Sudha tidak begitu risih dengan kemesraan keduanyayang kerap kali saling melempar perhatian satu sama lain. 

GANCET DIGUNUNG LAWUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang