Bab 10

204 1 1
                                    


Sesaat sebelum aku masuk ke dalam tenda, aku merasa ada banyak mata yang sedang mengawasiku kami bertujuh, entah mata-mata itu mengawasi fajar dan ketiga teman lain yang sedang pesta miras atau mengawasi kami semua. Aku berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya dan menganggap itu hanyalah perasaanku saja. Akhirnya aku pun masuk ke dalam tenda dan memilih untuk beristirahat.

Dari dalam tenda aku mendengar fajar dan yang lainnya asyik dengan pesta terlarangnya tersebut, keempat temanku itu tidak sedikit pun merasa bersalah denga napa yang sudah mereka lakukan, satu hal yang aku khawatirkan yaitu ada penghuni lawu yang tidak terima dengan apa yang mereka lakukan, lantas terjadi malapetaka yang tidak hanya mengenai keempatnya melainkan kami semua.

Aku hanya bisa berdoa meminta pertolongan kepada Allah agar kami bertujuh selalu dilindungi dari marabahaya yang mungkin mengintai kami selama perjalanan di gunung lawu ini. hari sudah semakin larut, aku pun memutuskan untuk tidur lebih dulu dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya.

Pagi pun tiba, sinar matahari masuk melalui sela-sela lubang tenda kami, aku bangun paling awal dibandingkan dengan yang lainnya, aroma minuman keras masih tercium begitu pekat, aku merasa tidak nyaman karena hal tersebut, namun aku sendiri tidak bisa berbuat apa-apa selain mengamati dan mengamatinya.

Aku kemudian bergegas untuk membangunkan semua teman-temanku baik yang laki-laki maupun yang perempuan, membangunkan mereka tidak sesulit itu. Setelahnya kami pun bekerjasama untuk membuat makanan untuk kami santap sebagai sarapan di pagi hari ini. rasanya lapar sudah tidak mampu lagi kami tahankan.

Secangkir the menemani santap pagi kami, menambah suasana syahdu di gunung lawu. Kami semua pun sangat menikmati suasana pagi di gunung lawu ini.

"Setelah ini kita lanjut ke puncak hargo dumilah yah, kalian siap-siap" ucapku

"Rasanya benar-benar lelah bi, nanti pelan-pelan saja yaa" ucap fajar

"Kalian terlalu banyak minum jadi ngga heran kalau sekarang kalian merasakan lelah yang hebat" ucapku

"Udahhh deh bi, mulai lag ikan" ucap imron

"Iyaa iya" ucapku kesal

Setelah semua selesai, kami semua pun langsung mengemasi barang-barang pribadi kami, kami hendak Bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak. Ini menjadi moment yang paling kami tunggu-tunggu, puncak sudah ada di depan mata kami, kami sudah tidak sabar untuk menikmati keindahan lawu dari atas sana.

Karena tidak ada kejanggalan sedikit pun, fajar pun merasa firasat buruk ku dan kecemasanku sia-sia.

"Tuh kan Bi, kita udah mau sampai puncak dan ngga ada hal aneh bukan?? jumlah ganjil, bawa miras, sampai pesta miras di lawu pun tidak mengundang malapetaka datang, makanya lain kali kamu jangan terlalu parno" ucap fajar

"Aku kan hanya ingin menjaga kita semua dari hal buruk, kalau nyatanya semua baik-baik saja aku juga merasa lega, itu artinya Allah masih sayang kita semua" ucapku

Sebetulnya aku merasa kesal denga napa yang diucapkan oleh fajar, ia seolah-olah menunjukkan kesombongannya dan membenarkan perbuatan kelirunya. Karena kesal, aku justru berharap ada hal janggal yang datang menghampiri kami dalam pendakian ini, setidaknya agar semua teman-temanku bisa berpikir jernih dan tidak lagi menyombongkan kesalahannya seperti yang dilakukan oleh fajar.

Karena tidak ingin mengambil pusing omongan fajar, aku pun kemudian mengajak semua teman untuk bergegas pergi menuju puncak. Tak butuh waktu yang lama untuk kami sampai di puncak.

Di sana kami pun langsung berswafoto sepuas-puasnya, mengabadikan moment yang sangat jarang kami temui. Kami semua bersenang-senang di puncak, tak ada hal janggal sedikit pun yang terjadi sepanjang perjalanan kami menuju puncak.

Kami cukup lama berada di puncak, kami benar-benar menikmati waktu kami di sana sebaik mungkin.

"Akhirnya kita semua berhasil menaklukan puncak" ucap dilla senang

"Aku juga seneng banget, ternyata aku bisa dil" ucap tari

Senyumku pun sumringah di sini, aku juga berusaha sebissa mungkin melupakan persoalan-persoalan yang terjadi sebelumnya. Banyak sekali swafoto yang kami ambil bertujuh, dan saat aku mengecek kembali hasil foto kami pun semuanya nampak bagus dan tidak ada hal aneh seperti saat kami berswafoto di candi kethek. Sepertinya semua memang berjalan seperti apa yang sudah kami rencanakan. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GANCET DIGUNUNG LAWUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang