Keesokan harinya, gadis bermata kucing tersebut telah sadar dari pingsan panjangnya. Tentu dengan tubuh yang masih lemas tak berdaya di atas brankar.
“Em kau sudah baik-baik saja Rin?” tanya ragu Eunchae, karena Haerin hanya diam sedari tadi.
Haerin menatap Eunchae intens, hingga membuat sang empu gugup sendiri. Sedangkan Kyujin sibuk dengan dunia sendiri. Dirinya bermain game untuk mengusir kebosanannya.
“Apa itu karena ku?” tanya Haerin menatap lurus Eunchae.
“H-hah? Aku tidak mengerti maksudmu Haerin.”
“Kepalamu terluka karena diriku, Chae?”
“Em ini.. bukan apa-apa kok Rin, sudah tidak apa-apa.” jawabnya canggung. Tiba-tiba aksi Haerin yang tidak terduga, membuat sang empu terkejut bukan main.
Haerin mengelus pelan kepala Eunchae yang terbalut dengan perban putih itu. Mata Haerin memanas, dirinya menyesal tidak bisa mengontrol emosinya kemarin. Hingga dirinya melukai orang lain seperti ini.
“Maafkan aku Chae, a-aku sudah melukai dirimu.” sesal Haerin menatap sayu Eunchae.
“Eh eh Haerin jangan menangis, ini sudah tidak apa-apa. Jangan khawatir, yang terpenting sekarang kau segera pulih dan pulang kerumah.” jawab Eunchae tersenyum, menggenggam tangan Haerin lembut.
“Ekhem, harus gitu ada scene romantis disini huh?” sinis Kyujin yang melihat pemandangan di depannya itu.
“Kenapa? Kau cemburu Jang? Tenang saja, Eunchae tetap milikmu.” goda Haerin dengan senyum mengejek.
“Dih si-siapa juga yang cemburu.” elak Kyujin gugup.
“Yakin?” tanya Haerin sekali lagi, dengan alis yang naik turun. Tak lupa terus menggoda Kyujin dengan tangannya yang saat ini membelai pipi Eunchae. Sikap Haerin yang seperti ini membuat Eunchae tak bisa berkata-kata.
Walaupun wajah Haerin pucat, tak bisa menampik bahwa wajah Haerin sangatlah menawan. Mata kucing yang ia punya, membuat siapa saja tertarik dalam pesonanya. Tak bisa di pungkiri, jika memang kakaknya tertarik pada gadis itu.
“Heh heh heh apa ini?!” Kyujin mendekat menjauhkan tangan Haerin dari paras ayu Eunchae. Tangannya langsung bergerak melingkar di perut Eunchae.
“Ck katanya tidak cemburu, dasar nona Jang freak!” cibir Haerin yang mendapat pelototan dari Kyujin. “Kau kenapa jadi begini Jin? Aku ngeri sendiri jadinya.” celetuk Eunchae yang membuat tangan Kyujin terlepas dari posisinya.
“H-hah? Tidak, tidak apa-apa. Aku lapar, ingin ke Caffe seberang dulu ya byee!!” ucap spontan Kyujin, membuat Haerin tertawa geli. Lalu, gadis itu segera lari keluar dari ruang rawat Haerin.
“Kyujin aku ikutt!! Haerin tak apa-apa kan aku tinggal sebentar?” Haerin mengangguk mantap menanggapi. Setelah itu, Eunchae langsung menyusul Kyujin yang sudah berlari jauh keluar dari ruang rawat Haerin.
Setelah kepergian dua gadis itu, Haerin menatap lurus kedepan dan merenung untuk sesaat. Sebenarnya, ingatan Haerin sudah kembali seperti semula. Namun, dirinya memang ingin bermain-main sedikit.
Tidak masalah bukan? Jika dirinya bermain-main dengan keluarga yang telah membuat dirinya dan keluarganya seperti ini?
“Kalian pikir, kalian lah yang lebih pintar memainkan drama dariku heh? Ck, lihat saja bagaimana gadis yang kalian bodohi ini memperlihatkan drama yang sesungguhnya.” ucapnya smirk, dengan sorot mata tajam yang penuh kegelapan.
“Ah Haerin sangat merindukan kalian. Aku akan segera menemui kalian, setelah semuanya usai.” lanjutnya dengan senyum khas dirinya.
Haerin Senja Kalingga, tak akan mudah memaafkan seseorang jika telah berani mengusik keluarganya. Terlebih lagi orangtuanya.
Karena, sang pelaku tengah berada di penjara. Maka saudaranya yang akan mendapat kejutan-kejutan kecil dari seorang Haerin.
Semua yang ia lakukan, hanyalah sandiwara belaka. Kalau soal dirinya amnesia , itu memang benar. Tapi kurang lebih enam bulan, Haerin sudah mengingat jelas tentang keluarganya.
Haerin mempunyai trauma yang mendalam, sejak peristiwa penculikan yang dilakukan tiga tahun silam. Dimana dirinya diberlakukan secara tidak manusiawi oleh orang itu.
Jadi selama setahun belakangan ini, Haerin di bantu oleh seseorang untuk mengabari kondisi keluarganya. Sebut saja Alice, seseorang itu juga yang telah membantu menguak kasus penculikan orangtuanya.
Mulai dari asal muasal kejadian itu terjadi, motif dari sang pelaku, tentang keluarga pelaku, dan masih banyak kebenaran lain yang terkuak.
Drrtt.. Drrtt.. Drrtt
Ponsel Haerin berbunyi, di layar tersebut tertera nama Alice. Haerin langsung mengangkat panggilan itu.
“.....”
“Hm, ada apa?”
“.....”
“Katakan”
“.....”
“Ck tidak! Awasi terus pergerakannya. Aku akan memberikan dirimu intruksi selanjutnya, jangan melakukan sesuatu tanpa perintahku. Mengerti?”
Tutt
Sambungan terputus sepihak dari Haerin. Tatapannya kembali menyorot tajam, rahangnya mengeras, tangannya mengepal kuat. Menyiratkan bahwa dirinya dilanda amarah saat ini.
“Akanku pastikan, jika hidup kalian akan seperti neraka kedepannya. Lihat saja, apa yang akan ku lakukan nanti!” geramnya. Hingga giginya bergemelatuk.
Tak ada yang menyangka, seorang Haerin yang terkenal cuek terhadap sekitar. Bisa bermain permainan yang selicik ini.
*****
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Haerin (END)
FanfictionSEQUEL ASTHA NISCALA Diharapkan membaca ASTHALA terlebih dahulu, sebelum membaca cerita ini. Terimakasih~ ☆☆☆☆☆ "𝐃𝐢𝐚 𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢, 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐯𝐞𝐫𝐬𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚." Akankah semua itu dapat berubah dengan seiring berjalannya wakt...