14. Ending

302 56 0
                                    

Setelah liburan panjang, mereka kembali ke Korea. Melanjutkan aktivitas seperti biasa.

“Kak” panggil Hyein yang dibalas deheman oleh gadis bermata kucing yang sibuk dengan laptopnya.

“Heii sedang apa kalian?” Danielle yang baru saja datang langsung menyapa mereka. Sedangkan Minji dan Hanni mengekorinya di belakang.

“Kak Dani lihat itu!” Danielle mengikuti arah yang ditunjuk Hyein. Danielle manggut-manggut.

“Lalu?”

“Ihh masa kak Dani tidak tahu maksudku!” sebal Hyein. Danielle menggeleng pelan dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.

“Itu kak Haerin mengacuhkanku daritadi! Kak Haerin pacaran terus sama laptopnya, kan Hyein kesal.”

“Haerin..”

Haerin tak merespon panggilan dari Hanni. Dirinya masih sangat fokus dengan layar yang berada di depannya.

“Rin—”

“Tck, ada apa?” tanya Haerin malas.

“Apa-apa, kamu daritadi mengacuhkan Hyein. Apa kamu tidak sadar?” ujar Minji sedikit sebal.

“Aku sedang sibuk kak, harusnya dia ngerti. Hyein juga sudah besar, bukan anak kecil lagi.”

“Haerin! Kamu sadar apa yang barusan kamu ucapkan?!” Haerin mengangguk santai, menanggapi pertanyaan Minji.

“Kenapa? Aku berkata benar kan?”

“Haerin—”

“Aku keluar sebentar kak” ucap Hyein tiba-tiba, berjalan keluar meninggalkan ke empat manusia yang berada di ruang kerja gadis bermata kucing.

“Aku akan menyusul Hyein.” ucap Danielle.

Minji dan Hanni mengangguk. Sedangkan Haerin memutar bola matanya malas. Sungguh kekanak-kanakan, pikir Haerin.

“Apa? Mau memarahiku? Karena sudah membuat adik kesayangan kalian bersedih hm?”

“Haerin kamu benar-benar kelewatan! Mengapa berbicara seperti itu pada Hyein?! Apa kamu tidak memikirkan perasaannya? Hyein hanya meminta waktumu sebentar, tidak lama seperti kamu menyelesaikan pekerjaanmu.” ungkap Minji dengan dada yang naik turun.

“Kak aku—” ucapan Haerin terpotong oleh Hanni.

“Kamu lebih mementingkan pekerjaanmu daripada adikmu? Mommy dengan Dady saja bisa meluangkan waktunya buat Hyein, mengapa dirimu susah sekali meluangkan waktumu untuknya?”

Haerin hanya diam mendengar ucapan kedua kakak tertuanya.

“Kak—”

“Setelah pekerjaanmu selesai, minta maaflah pada adikmu. Kamu harus melakukannya, karena disini kamu yang salah, Rin.” ujar Minji.

Hanni mengangguk. “Benar. Kami tidak ingin kejadian ini terulang lagi kedepannya”

“Kami keluar.”

Haerin hanya menatap punggung keduanya yang semakin lama menghilang dari pandangannya.

“Arghh, apa yang barusan kau lakukan Haerin?! Kau sudah melukai hati Hyein!” marahnya pada diri sendiri.

Haerin tak sengaja bersikap seperti itu. Dirinya hanya pusing dengan kerjaan kantor yang menumpuk begitu banyaknya.

Ting

Sebuah notifikasi masuk ke dalam handphone-nya, tertera nama Alice di benda pipih itu.

Sebuah notifikasi masuk ke dalam handphone-nya, tertera nama Alice di benda pipih itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
She's Haerin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang