"Sumpah aku seneng banget loh!"
"Seneng kenapa?"
"Aku jadian sama Delta!!"
Aku terkejut bukan main mendengarnya. Padahal mereka kelihatan tidak dekat sama sekali disekolah, bagaimana bisa mereka sudah berpacaran padahal baru saja bertemu kemarin?
Chaerom menunjukkan isi chatan dia bersama Delta semalam.
"Dan sehabis itu kamu tau nggak? DIA LANGSUNG NEMBAK AKU WOY!!"
Melihat semua bukti serta melihat ekspresi bahagia dari wajah Chaerom, aku bisa tahu jika itu adalah momen yang paling membahagiakan untuknya.
"Sepertinya, aku selama ini salah tentang Delta.."
Aku terpaksa pura-pura bahagia didepan Chaerom. Aku tak ingin kehilangan temanku, dan kalau dipikir-pikir, aku bukanlah siapa-siapanya Delta. Atau mungkin selama ini Delta tak pernah menganggapku miliknya?
"Aku turut seneng, selamat yah," Bohong, padahal hatiku hancur. Tapi aku bisa apa?
Delta masuk kedalam kelas, dia tersenyum menatap Chaerom lalu duduk di kursinya. Chaerom kegirangan dan memukul pundakku lagi.
"Tuh kan, kamu liat kan? Aaaa!!!"
Seharusnya, aku yang mendapat senyuman itu. Tapi, yah... mungkin memang belum rezeki untukku.
Aku pulang sekolah bersama Kasen. Kalau diingat-ingat, aku juga jarang mengobrol dengan laki-laki. Dengan Kasen pun, bisa dihitung berapa kali. Hanya dengan Delta aku bebas mengobrol apapun.
"Delta jadian sama Chaerom kapan?" Tanyaku pada Kasen langsung to the point.
Kasen nampak berpikir, "Hmm sebenarnya udah lama sih, kira-kira udah dua bulan—"
"DUA BULAN?"
Aku langsung menutup mulutku tak percaya. Bagaimana mungkin Chaerom berbohong. Padahal dia bilang baru jadian.
"Kata Chaerom kemarin..."
"Pdkt maksudnya... iya, dua bulan.. hehe,"
Aku rasanya ingin memukul Kasen, bisa-bisanya dia salah kaprah. Tapi kalau dipikir-pikir, bagaimana bisa mereka sudah kenal satu sama lain selama 2 bulan?
"Kok bisa pdkt dua bulan... kenalnya dimana?"
"Instagram,"
Iya, aku akui aku kalah jauh dengan Chaerom. Gadis itu begitu eksis, dia pasti punya seluruh aplikasi sosial media yang sedang trendi sekarang. Hanya aku yang ketinggalan jaman.
Aku menghela nafas, entahlah ada rasa tidak enak yang mengganjal di dadaku. Perasaan ini tidak enak, ini menyiksaku secara sadar.
"Deketnya sama siapa, jadiannya sama siapa, hadeuh."
Sesampainya dirumah, aku buka messenger. Ternyata, terakhir kali aku mengobrol dengan Delta tentang buku bahasa indonesia itu. Apa mungkin karena sejak kejadian kemarin Delta jadi ada pikiran untuk berhubungan dengan Chaerom?
Aku pun menyadari, cara Delta mengirim pesan padaku dan cara dia mengirim pesan pada Chaerom amat sangat berbeda. Sepertinya, Delta memang menyukai Chaerom dan hanya mendekatiku sebagai pelampiasan.
Aku takkan membalas pesan terakhir dari Delta. Untuk apa aku balas? Perasaanku saja tidak dibalasnya? Kali ini, aku pasti bisa melupakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DAY I MET YOU
Fanfiction"hari dimana aku bertemu denganmu, adalah hari yang terbaik bagiku."