Attention

48 35 2
                                    

Album pernikahan Hee Soo dan istrinya telah dicetak. Aku dan Hee Soo melihat isi albumnya. Namun, ada sebuah pemandangan yang membuat aku terkejut.

"Kak, ini siapa?" Kataku sambil menunjuk seseorang dalam foto bersama itu.

"Oh itu, Delta keponakannya istriku,"

Sungguh, aku tak percaya jika sebenarnya kami berada dalam ruangan yang sama. Sayangnya aku tak melihat dan bertemu dengannya waktu itu di pernikahan.

"Dia tahu kita pindah kak?"

"Kayaknya nggak deh, emang kenapa?"

"Nggak apa-apa."

Aku pikir, aku takkan bertemu lagi dengan dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pikir, aku takkan bertemu lagi dengan dia. Namun justru, kami bertemu lagi ditempat yang bahkan tak pernah kubayangkan akan bertemu di tempat itu.

Kami sekeluarga (kecuali kakak iparku) pulang kampung ke rumah lama kami dulu. Mungkin Hee Soo akan bernostalgia, tapi tidak denganku karena menurutku tak ada yang perlu diingat ditempat itu.

Kami berhenti di Pertamina untuk isi bensin. Saat mobil kami sedang diisi, Hee Soo keluar dan berbicara dengan seseorang dimobil belakang kami.

Seseorang itu lalu keluar dari mobilnya dan menampakkan diri dengan penampilan biasa saja.

Jantungku berdegup kencang tat kala menyadari jika dia adalah Delta yang sudah lama aku rindukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jantungku berdegup kencang tat kala menyadari jika dia adalah Delta yang sudah lama aku rindukan. Aku ingin keluar mobil, tapi tak bisa karena aku sudah berjanji pada diriku sendiri, untuk tak menunjukkan diri kepada orang-orang lama.

Alhasil, aku hanya memandang dari dalam mobil. Hampir saja dia melihatku ketika dia berdiri membelakangi jendela mobil belakang tempat aku duduk.

Setelah kami mengisi bensin, Hee Soo masuk kedalam mobil dan kami pun berangkat meninggalkan mobil Delta.

Bisa dikatakan, itu adalah terakhir kalinya aku bertemu dengannya. Padahal, ingin sekali aku berbicara dengannya lagi. Sayang, keadaan telah berubah.

Hari itu, aku putuskan untuk melupakan Delta serta kenangan yang pernah kami lalui bersama dulu.

Walaupun hanya sebatas chattingan atau obrolan biasa, tetap saja itu berharga bagiku. Tapi sekarang, aku tak boleh terpaku padanya lagi.

 Tapi sekarang, aku tak boleh terpaku padanya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku benar-benar sudah tak tahan lagi. Aku keluar rumah dan berjalan kaki. Aku berjalan seorang diri dan masuk kedalam hutan di siang hari.

Biasanya, keluarga yang harmonis akan makan bersama dalam rumah di jam-jam begini. Tapi aku justru kebalikannya.

Aku duduk diatas pohon yang tumbang. Aku melihat ke langit yang berwarna putih karena tertutup awan.

Suara pohon yang bergoyang, angin sejuk yang menyentuh kulitku, membuatku sedikit tenang.

Sebelum aku menemukan cara terakhir untuk hidup tenang, aku kenang dulu jika tadi saat dirumah, aku buat sepucuk surat untuk seseorang dan aku masukkan kedalam buku harian.

Aku meneteskan air mata, karena tak menyangka jika akhir hidupku jadi begini. Andai saja aku diberi kesempatan memutar waktu, aku ingin memperbaiki semuanya.

Aku terus berjalan didalam hutan sampai aku menemukan jurang yang gelap dan dalam. Aku berteriak, suaraku menggema didalam jurang itu.

Aku menutup mata, menarik nafas dalam dan mengepalkan tangan.

Hari ini, adalah akhir dari segalanya.

THE DAY I MET YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang