11. Pancake dan susu

218 35 5
                                    

Hanbin pergi mengecek daerah dimana kilat dan angin berhembus kencang disana. Dan ternyata itu tidak cukup jauh dari tempatnya. Ia mengajak Taerae dan yang lain untuk pergi kerumah Zhanghao. Mereka memutuskan untuk menggunakan mobil Ricky agar memudahkan mobilitas.

"Sebenarnya kita tidak perlu menggunakan mobil, Hao Hyung dapat berpindah tempat dengan cepat." Kata Hanbin yang sedang menyiapkan minuman di dapur. Mereka berlima duduk di sofa rumah Zhanghao. Udara disana cukup hangat mengingat mereka baru saja dari luar ruangan.

"Dia bisa teleportasi?" Tanya Gunwook yang sedang meregangkan tubuhnya. Hanbin mengangguk menanggapi meski itu tidak terlalu jelas dilihat dikarenakan pencahayaan yang hanya temaram dari lampu baterai.

"Ya.. Hanya jika dia telah mengetahui tempat itu, jika belum maka dia tidak bisa." Jelas Hanbin sambil membawa lima gelas berisi teh dengan beberapa camilan. Gyuvin langsung saja menyambar hidangan yang disediakan. Diikuti dengan Yujin yang menenggak segelas teh.

"Terimakasih atas semuanya, Hanbin Hyung." Ucap Taerae. Mereka telah berkenalan sebelumnya, jadi mereka telah mengetahui umur dan bagaimana mereka harus memanggil satu sama lain.

"Jadi apa kemampuanmu Hyung?" Tanya Ricky.

"Ah.. Aku lupa memberitahu kalian, api." Jawab Hanbin. Ia ikut duduk bersama di sofa membawa gelas tehnya sendiri. Mereka berlima hanya mengangguk bersama menanggapi.

Taerae mengedarkan pandangan ke semua sudut rumah. "Lalu dimana temanmu?"

"Hehe, mereka sudah tertidur di ruang tengah, aku akan mengenalkan kalian dengan mereka besok pagi."

"Tidurlah dengan nyenyak, aku hanya bisa menyediakan tikar untuk tempat tidur." Lanjut Hanbin. Dijawab anggukan kepala oleh mereka berlima.

Setelah beberapa dari mereka tertidur, Hanbin lanjut terjaga sambil membaca buku. Alih alih meringkuk ketiduran ia malah semakin segar saat ini. Seperti itu hingga ia berganti jaga dengan Jiwoong saat dini hari.

Dikeesokan harinya, ia terbangun karena suara benda jatuh dari arah dapur. Ia tegakkan badannya dan terburu ke belakang. Disana terdapat Jiwoong dan yang satu lagi ia tahu namanya Taerae. Dan benda yang jatuh tadi adalah teflon.

"Apa kami membangunkanmu bin? Tadi aku tidak sengaja menyenggol teflonnya." Taerae hanya ikut mengangguk sebagai pernyataan.

Sejujurnya Hanbin masih memuat segala pikirannya yang melayang entah kemana. Tetapi ia menggeleng sebagai jawaban meski matanya yang sipit tidak bisa membohongi. Alih-alih tidur, ia malah membantu Jiwoong dan Taerae memasak untuk sarapan.

Menu sarapan untuk pagi ini hanya sederhana. Hanya pancake dengan segelas susu. Tetapi mereka terlihat sangat antusias. Alasannya adalah karena mereka punya waktu berkenalan satu sama lain. Meskipun cukup sulit untuk memecah kecanggungan sebelum memulai sesi sarapan dan mengobrol sebelumnya.

"Jadi, kalian juga dilanda bencana?" Matthew bertanya dengan mulut penuhnya.

Taerae mengangguk yang disambung oleh Gyuvin. "Aku lebih suka menyebutnya kiamat hyung."

"Benar vin, dan kita berubah menjadi superhero untuk menyelamatkan dunia." Sambung Zhanghao. Candaan itu disambut gelak tawa oleh semua orang di ruang tamu.

"Aku masih belum mengerti! bisakah seseorang menjelaskan masalah ini secara rinci?" Ricky mengerutkan dahinya dan menatap sengit ke semua orang disana.

"Aku, akan menceritakannya." Zhanghao ingin memberi tahu tetapi Taerae membuka mulut terlebih dahulu. Setelah Taerae menjelaskan beberapa kalimat, Zhanghao juga ikut menambahkan beberapa tentang gulungan kertas yang ia temukan. Lalu terjadi tumpukan argumen dari hampir semua orang disana.

"Jadi pria sok polos itu adalah si antagonis dalam dongeng ini?" Satu pertanyaan dari Matthew itu dijawab dua jawaban yang berbeda. Zhanghao mengangguk, sedangkan Taerae menatap kosong.

"Sudah jelas kan Hyung? Dia yang menyerang kita kemarin." Yujin menepuk pundak Taerae yang berada di sampingnya. Taerae hanya menjawabnya dengan anggukan pelan. Sejujurnya ia tidak terlalu yakin akan hal itu karena beberapa perkataan yang pria itu ucapkan. Baginya itu lebih seperti permintaan daripada pemaksaan?

Meski ia terlihat bersama dua orang yang mirip dengan Gyuvin dan Gunwook seperti dalam cerita Ricky ketika orang tuanya diserang, belum ada bukti pasti jika pria inilah yang mengendalikan mereka. Ada banyak hal yang masih terlalu abu abu untuk menebak itu hitam atau putih.

Beberapa dari mereka mulai menikmati pancake itu dengan damai. Zhanghao yang bermulut penuh menelan pancake yang dikunyahnya setelah mencuri pandang ke arah Taerae. "Entah ini hanya aku atau tidak, tetapi aku seperti merasa telah melihat Taerae sebelumnya."

"Aku juga! Aku ingat melihatnya tetapi entah dimana, ia yang membuatku mengajak Matthew untuk keluar dari Busan." Sambung Jiwoong. Ia terlihat begitu yakin. Seketika semua orang disana menatap ke arah Taerae.

Yang ditatap hanya tertawa gurau. "Tidak Hyung, ini pertama kalinya kita bertemu."

"Aneh sekali... Padahal mukamu ini sangat tidak asing." Sanggah Zhanghao.

Gunwook langsung menatap Gyuvin dan Ricky bergantian. "Akhirnya Taerae Hyung mendapatkan kemampuan, dapat muncul secara tiba tiba di pikiran orang lain?" Kemudian gelak tawa berasal dari tiga orang itu.

"Tunggu.... Jadi Taerae tidak memiliki kemampuan?" Pertanyaan dari Hanbin dijawab anggukan oleh Taerae sendiri.

Melihat anggukan itu membuat Yujin menyadari sesuatu. Ia kemudian menatap Taerae. "Tidak, Taerae Hyung punya kekuatan, ia juga muncul di mimpiku dan menyembuhkan luka lukaku."

Semua orang terdiam dengan sanggahan Yujin. Taerae yang menjadi pusat perhatian, kebingungan dengan semua pernyataan dan pertanyaan ini. Ia belum ingin mengakuinya karena itu belum pasti.

Seakan mendapatkan ingatannya, Gunwook langsung saja menyambung kalimat Yujin. "Aku ingat ketika aku dan Hyung bertemu, bukankah Hyung terluka cukup lebar dikepala, mengapa sekarang telah hilang?"

Mata Gyuvin langsung membola, tidak percaya dengan semua yang ia dengar. Begitu juga dengan semua orang disekitarnya. Mereka menunggu jawaban yang pasti dari Taerae. Sebenarnya bukannya ia mengelak tetapi ia masih tidak memercayai ini semua. Ia terus mencoba menyanggah pernyataan Yujin dan Gunwook. Tetapi hatinya justru mendukung itu.

Ia menarik dan kemudian menghembuskan nafasnya. Detik berikutnya Taerae mulai menceritakan segala hal dari sudut pandangnya. Mulai dari ketika ia terbangun sampai kejadian kemarin. Ia menceritakan itu secara rinci tanpa ada yang terlewat.

"Tunggu, bukankah itu berarti Taerae adalah roh baik itu?" Ucap Jiwoong tepat setelah terjadi keheningan pasca Taerae berbicara panjang lebar. Ia melihat lurus ke arah Hao mencoba untuk menyadarkan orang itu. Hanbin dan Matthew juga mengangguk menanggapi Jiwoong.

"Aku tidak peduli, aku ingin makan saja." Gyuvin tiba-tiba menarik kukis yang diambil Yujin di tangannya. Tindakannya itu membuat Yujin mencebik ke arah Gyuvin.

"Lalu setelah kita berkumpul seperti ini, kita akan melakukan apa?" Pertanyaan Gunwook itu seketika membuat semua orang tersadar. Lalu apa langkah selanjutnya?

"Aku berencana pergi ke Seoul untuk melihat berapa banyak orang yang masih ada disana, bagaimana?" Hanbin meminta pendapat dari kedelapan orang yang lain disana. Pasti masih terdapat beberapa orang disana mengingat Seoul memiliki paling banyak populasi. Selain itu, ia juga ingin mengumpulkan informasi tentang dunia ini agar mereka semakin jelas untuk menyelesaikan tugas mereka dan kembali ke dunia semula.

At the end of the time || ft. ZeroBaseOne ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang