5. Rumah Ricky

390 62 7
                                    

Taerae telah mengemudi hampir satu jam dan ia sama sekali tidak melihat satupun pom bensin disana. Sepanjang yang ia lihat hanyalah pedesaan kecil, hutan, lalu Padang rumput luas, seperti itu berulang kali. Padahal bar bahan bakar mobil yang ia kendarai telah menunjuk ke tanda empty.

Dikursi belakang, terdapat Gunwook dan Gyuvin adiknya yang sedang membicarakan teman mereka. Terkadang Taerae sampai tidak fokus berkendara karena suara mereka yang terlalu berisik.

"Wahh....Minji Noona memang sangat cantik." Ucap Gunwook kepada Gyuvin yang sekarang sedang menikmati hembusan angin dari jendela mobil.

Gyuvin hanya mengangguk santai menanggapi. "Suatu saat, ketika ia putus dari Jeongwoo, aku akan mendekatinya."

Gunwook melirik Gyuvin setelah mendengar kalimatnya. "Aku dulu yang akan mendekatinya Hyung."

"Usaha yang bagus Gunwook, tapi kamu bukan apa apa dibanding denganku."

"Maaf sebelumnya, bukankah kamu yang mendekati Minji Noona terlebih dahulu tetapi malah keduluan Jeongwoo Hyung?" Gunwook menampilkan senyum miring mengejeknya kepada Gyuvin.

"Lihat saja nanti."

"Ehem! Bisakah kalian diam dan mencari pom bensin juga?" Taerae dari pantulan spion menatap kedua remaja dibelakangnya dengan senyum namun bagi Gyuvin dan Gunwook itu malah mengerikan. Mereka berdua langsung tertawa canggung.

Mereka bertiga hanya diam selama beberapa menit. Disana hanya terdengar suara mesin mobil dan angin yang berasal dari jendela mobil. Hingga Gyuvin melihat pom bensin dan minimarket didepan mereka. Taerae membelokkan setir mobil untuk mengarahkannya ke tempat pengisian bahan bakar.

Taerae turun terlebih dahulu, diikuti dengan Gyuvin dan Gunwook dibelakangnya. Mereka berdua langsung berlari memasuki minimarket. Mereka bilang akan belanja banyak untuk persediaan di Daegu.

"Kita harus membawa begitu banyak makanan ringan dan ramyeon cepat saji!" Gyuvin bersemangat bersama Gunwook.

"Penuhi tiga plastik besar saja, sudah cukup berbulan bulan Hyung.."

"Wah, lalu kita pesta ramyeon nanti, hahaha."

Sedangkan Taerae sedang menunggu penjual pom ini. Setelah menunggu sekitar lima belas menit didekat mobil yang ia curi dan tidak ada tanda kedatangan penjualnya, Taerae memutuskan untuk melihat ke bangunan rumah dibelakangnya. Ia mengira itu adalah rumah pemilik pom bensin ini dan ingin mengecek apakah ada orang didalamnya.

Saat hendak mengetuk pintu kayu itu, kedua kaki taerae disandung dari belakangnya. Itu membuatnya tidak menapak lalu terjatuh. Belum sempat ia merasa kesakitan, satu tarikan kuat di kerah baju kemejanya memaksanya untuk berdiri. Tarikan itu diikuti dengan pukulan di pipi hingga membuatnya terjatuh lagi. Satu tetes darah mengalir dari lubang hidungnya.

Tidak sampai disitu, ketika Taerae berusaha untuk terbangun, semua badannya terasa sangat berat. Terlihat lingkaran cahaya seukuran dirinya mengelilinginya di permukaan tanah. Ia merasa tubuhnya tersedot sangat kuat ke bawah.

"Bagus Yujin!" Samar samar Taerae bisa melihat dua pria saling highfive melihatnya. Ia tidak mengenali mereka tapi apakah ia baru saja diserang oleh mereka? Dan lingkaran aneh apa yang ada disekitarnya ini?

"Taerae Hyung!" Itu suara Gunwook dari kejauhan berlari ke arahnya.

Diikuti dengan Gyuvin yang berlari kencang menendang punggung belakang salah satu pria didepan Taerae hingga terjatuh. Pria yang satunya hanya terdiam melihat. Perlahan lingkaran cahaya itu menghilang disekitar Taerae menghilang. Gunwook merangkul pundak Taerae untuk membantunya berdiri.

"Kalian apakan hyung ku hah?!" Teriak Gyuvin ke arah mereka berdua. Ia terlihat sangat marah saat ini hingga semua urat tangan dan lehernya muncul. Terakhir Taerae melihat Gyuvin marah sebesar adalah ketika Ayah mereka datang untuk mengambil barang barang miliknya untuk dipindahkan ke rumah baru bersama selingkuhannya. Taerae tidak ingin mengingat itu lagi.

At the end of the time || ft. ZeroBaseOne ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang