At the end of the time || ft. ZeroBaseOne ✓

18. Pemeran Utama

Semakin tinggi pohon semakin kencang angin menerpa. Kalimat itu begitu sering ia dengar. Tetapi yang ia dengar seolah hanya perkataan orang yang telah sukses. Mereka tidak akan mendengar perkataan dari orang rendah dan tidak memiliki suatu keunggulan sedikitpun. Bahkan mereka hanya akan menganggapnya sebagai bualan. Padahal yang ia alami bukanlah hal yang patut diremehkan juga.

Zhanghao, seorang remaja yang berdiri diantara teman temannya yang ia rasa telah berada di anak tangga ke sepuluh, dua puluh, tiga puluh sedangkan dirinya yang hanya menginjak tanah. Ia terlampau lelah untuk terus mendongak melihat orang lain yang begitu diagung agungkan diatas sana. Nama mereka yang disebut dimana mana. Gambar dari mereka yang terpajang disepanjang tembok dinding sekolahnya dulu.

Mereka mengatakan untuk tetap bersabar dan berusaha sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri. Zhanghao terus melakukan hal itu, bahkan selalu, setiap harinya. Tetapi, apa yang ia dapat dari hal itu? Sekarang ia berani untuk mengatakan bukankah dirinya yang membual, tetapi orang orang sukses itu yang membual.

Ia telah mengintrospeksi diri sendiri. Apakah ia terlalu memaksakan dirinya ketika anak anak sehingga ia kehilangan kemampuannya di masa remaja hingga dewasanya kini? Apakah ia terlambat untuk melompat dengan batu loncatan yang lebih rendah dari orang lain? Apakah ia kurang berusaha? Tetapi nihil, ia tidak menemukan apapun yang salah, bahkan setelah membenahi sebagian besar hal di dalam dirinya.

Lalu siapa yang patut disalahkannya? Ia pintar dalam segala hal, biola, olahraga, pelajaran, dan memasak. Tetapi tidak ada yang bisa ia tonjolkan dari semuanya. Orang lain hanya memanggilnya ketika membutuhkan peran pengganti dan bukan sebuah peran utama. Mengapa itu harus terjadi?

"Hyung! Hao Hyung!"

Goncangan pelan di bahu mengejutkan Zhanghao dari lamunannya. Ia melihat ada Hanbin yang sedang menatapnya. "Iya ada apa bin?"

"Aku bertanya, apa kamu bisa teleportasi ke lokasi Gunwook saat ini?" Hanbin rupanya telah bertanya kepadanya sebelumnya, tetapi ia hanya melamun tidak jelas seperti tadi.

Tetapi sebenarnya ia tidak yakin dengan permintaan Hanbin barusan. Untuk berpindah tempat ke lokasi seseorang ia perlu mengenali dan tahu dimana letak pasti orang itu. Jika clue yang diberikan hanyalah seseorang saja maka ia tidak bisa melakukannya.

Kini semua mata tertuju kepadanya. Tatapan itu, bukankah itu yang ia inginkan? Sebuah pengakuan dari orang disekitarnya. Sebuah tatapan yang sangat membutuhkan akan dirinya. Itulah yang ia dambakan beberapa tahun terakhir.

Tetapi mengapa ia sekarang bergetar ketakutan? Bagaikan raja yang telah di sekakmat oleh pionnya sendiri, mengapa ia merasa bahwa ia tidak bisa apa apa saat ini. Sedangkan dulu kala ia selalu menggerutu terhadap orang yang berada jauh diatasnya dan menganggap dirinya juga berhak akan itu.

Tidak, ia tidak akan mengelak kali ini. Ia akan berusaha untuk mewujudkan hal yang ia inginkan dari dulu. "Aku bisa, tetapi..."

Ia tidak akan terlihat lemah bukan, jika ia sedikit membuka kecacatan dari kekuatannya ini. "....Aku tidak bisa melakukannya jika aku tidak mengetahui dimana letak pastinya."

Hanbin menghela nafasnya pasrah. Begitu juga dengan enam orang lain saat ini. Mereka mengalihkan matanya kebawah, tidak kepada dirinya lagi. Ia tahu itulah yang akan ia dapatkan. Ia sadar, banyak hal yang tidak ia miliki untuk menjadi bersinar bahkan saat ia telah menjadi dewasa. Jika ia menguasai banyak keterampilan, maka itulah kelebihannya.

Rasa hangat merambat di bahunya saat ini. Gurat kekecewaan di mukanya perlahan menghilang. "Aku akan membantumu."

Kim Taerae, sosok yang sebenarnya merupakan tokoh utama didalam cerita akhir zaman ini. Tak heran ia adalah tokoh utama itu, kekuatannya, senyum manis berlesung pipit nya, dan suara dalam miliknya sangat mencerminkan sebuah pemeran utama. Ia kali ini tidak bisa membenci Taerae seperti ia membenci teman-temannya saat masih sekolah.