19. Kebenaran

164 21 0
                                    

Taerae telah menceritakannya secara detail tentang pembicaraannya dengan dirinya sendiri. Hanbin dengan cepat merancang segala hal, mulai dari pertahanan dan serangan sudah tersusun rapi. Mereka kini telah sampai ke tempat yang dimaksud. Semua orang disana dapat menghela nafas dengan lega. Inilah titik akhir dari semua kegaduhan yang ada.

Mereka menyadari satu hal diantara kedelapan batu melingkar disana. Terdapat satu batu yang berbentuk berbeda dari yang lainnya. Mereka mendekat dan tersentak bersama. Hampir seluruh tubuh mereka gemetar ketakutan. "Park Gunwook...."

Batu itu berupa patung bertubuh Gunwook. Tidak salah lagi itu adalah Gunwook dengan ciri badan tinggi dan gempal. Mereka semua mengalihkan pandangan ke segala arah asal tidak ke arah patung itu. Terlalu menyakitkan untuk menyaksikannya.

Taerae berjalan mendekat dan menyentuh patung itu. Tiba-tiba cahaya hitam mendorongnya seakan mencegahnya untuk menyentuh patung itu. Taerae terpental dan terjatuh.

Dari arah berlawanan, muncul satu orang yang merupakan sosok yang ditakutinya. "Terkejut dengan patung itu? Park Gunwook telah memilih untuk hidup damai sesuai dengan apa yang ia inginkan."

"Apa yang telah kamu lakukan hah?!" Teriak Gyuvin disana.

"Hanya mengantarkannya ke sebuah dunia dengan kedamaian abadi."

"Seberapa besar nyali kalian hingga dapat menginjak gunung ini? Kalian sama saja menggali kuburan kalian sendiri." Riwoo menggerakkan tangannya ke arahnya dan teman temannya. Dari balik pohon pohon rindang itu muncul manusia menyerupai mereka bertujuh tanpa adanya Taerae. Itu seperti yang dihadapi mereka sebelumnya.

"Akan kubuat pertarungan ini sepadan, benar bukan Kim Taerae?" Orang itu menampilkan tatapan tajamnya ke arah Taerae.

"Seperti yang kita rencanakan tadi teman-teman, tetap berada dekat di lingkaran batu dan jangan terpisah." Hanbin berseru kepada anggotanya. Taerae berbalik dan melihat Jaehyun yang menatap penuh arti ke Riwoo dan Taerae bergantian.

Setelah ia mengangguk, Taerae langsung berlari ke dalam lingkaran batu dan menyentuh batu ditengah. Perlahan batu itu bersinar putih terhubung dengan dirinya disana. Lapisan putih terbentuk tepat di lingkaran dimana batu melingkar itu berdiri.

Sekali lagi ia berbalik untuk melihat adik dan teman temannya bertarung dengan diri mereka sendiri diluar lingkaran. Ia tidak harus mengkhawatirkan mereka. Taerae menaruh kepercayaan begitu besar terhadap mereka.

Riwoo langsung saja berlari ke dalam menyusul Taerae disana. "Kamu tidak akan membantu temanmu? Mereka tidak apa apanya tanpamu Kim Taerae."

Ia tidak mendengarkan kalimat itu, ia fokus untuk membuat perisai setengah lingkaran disekitarnya dan batu di tengah. Ia menatap sengit ke arah Riwoo yang telah berada sekitar sepuluh kaki didepannya. "Usaha yang bagus, tetapi kamu juga tidak ada apa apanya tanpa teman temanmu itu Kim Taerae."

Riwoo berjalan memutar. Menginjak setiap tanah yang berada dalam radius lima sampai sepuluh kaki. Taerae ikut berputar mengikuti Riwoo dengan sumbu batu ditengah agar ia berada tepat didepannya. "Hahaha Kim Taerae, lihatlah dirimu itu, menyedihkan!"

Akhirnya Riwoo melayangkan serangan kuatnya. Bukan hanya sekali, bahkan ratusan kali cahaya hitam itu menghantam perisai yang dibuatnya. Beberapa dari cahaya hitam itu terpantul kembali ke arahnya setelah terpental dengan dinding lapisan luar. Hal itu mengakibatkan serangan bukan hanya dari arah Riwoo tetapi dari segala arah.

Serangan itu menipiskan perisai Taerae. Namun ia selalu kembali mengeluarkan kekuatan lebih besar lagi setelahnya untuk menjaga perisai itu. Semakin lama batu itu terhubung kepada dirinya semakin banyak elemen yang berhasil ia ambil alih. Hal itu menambah kekuatannya dan teman temannya serta melemahkan Riwoo.

At the end of the time || ft. ZeroBaseOne ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang