#Six

533 33 13
                                    

Happy Reading

 


'Dugh'

'Brak'

'Bugh'

Meyna menghentikan langkahnya yang hendak menuju ke dapur, gadis itu mengernyitkan dahinya ketika mendengar suara gaduh dari kamar sang adik. Ia pun mendekat lalu membuka pintu itu perlahan.

"Dek kok berisik banget sih?" Meyna bisa melihat razel yang tengah mondar-mandir di kamarnya, dan jangan lupakan kondisi kamarnya yang sudah berantakan.

"Kok ga ada yang bangunin aku sih, aku jadi kesiangan nih"

"Eh,kakak udah bangunin kamu lima kali ya, kamunya aja yang kebo. Pasti semalam habis nge drakor lagi kan" Hanya itu satu-satunya penyebab razel terlambat tidur, dan berakhir kesiangan. Meyna sudah hapal betul dengan kebiasaan adiknya itu.

"Udah ah, aku udah telat nih" Razel berlalu begitu saja, meninggalkan meyna yang masih berdiri di pintu kamarnya. Ia menuruni tangga dengan tergesa-gesa, membuat jihan menggelengkan kepala melihat tingkah si bungsu.

"Hati-hati sayang, ayo sarapan dulu sebentar"

"Ga sempat bun" Ia meraih segelas susu di atas meja, dan meminumnya dalam sekali tegukan.

"Ayah udah pergi bun?" Kakinya kembali melangkah dengan tergesa-gesa ke arah rak sepatu, di ikuti jihan di belakangnya.

"Udah dong, coba kamu liat sekarang jam berapa?"

Razel melihat jam tangannya sekilas, lalu kedua matanya membola.
"Lima menit lagi gerbang di tutup, KAKAK ANTERIN DONG"

"Loh kenapa minta anterin kakak, itu vano udah nunggu di depan"

"APA!"

"Yaampun dek jangan teriak-teriak, sakit nih kuping bunda" Jihan menutup kedua telinganya yang berdengung akibat teriakan membahana sang anak.

"Bunda serius?"

"Iya serius, udah susulin sana. Kalian berdua udah telat loh"

"Yaudah aku pergi dulu ya bun"

"Iya hati2"

"Semalem vano ga bilang mau jemput" Batin razel sembari berlari ke luar.

Dan ternyata benar, ia melihat vano sudah stand by diatas motor besarnya.

"Vano"

Mendengar namanya di panggil, vano mengangkat wajahnya. Ia langsung memberikan helm pada pria manis itu ketika ia sudah berdiri di dekatnya.

"Kok ga bilang kalo mau jemput?"ia menerima helm tersebut dan langsung memakainya.

"Sorry mendadak. Ayo cepet naik, kita udah telat" Vano menghidupkan mesin motornya, lalu menyuruh razel agar segera naik. Setelah razel mendudukkan diri di jok belakang, Vano tanpa aba-aba menarik tangan si manis untuk memeluk dirinya. Hal itu tentu saja membuat razel terkejut, wajahnya tiba-tiba memanas diikuti oleh kedua pipi chubby nya yang memerah. Dan jangan lupakan jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat.

"Kayaknya aku beneran punya penyakit jantung deh 😣"

"Pegangan, gue mau ngebut" Setelah mengatakan itu vano langsung menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. Walaupun tidak secepat di arena, karena ia masih tau batasan.lagipula tujuan mereka sekarang sekolah bukan rumah sakit ataupun kantor polisi. Walau begitu ia bisa merasakan pelukan di pinggangnya semakin erat, tanpa sadar vano menyunggingkan senyum tipis di balik helm full face nya.

you are my treasure |HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang