"Jadi, kamu anggota baru tim Adrian??"
"Yes Sir!" Jawab Lilah lantang. Dia tidak peduli jika dianggap kurang ajar walaupun tahu dia telah membentak calon bos nya di lift tadi pagi. Tapi demi Tuhan, dia tidak tahu setan apa yang merasukinya sampai berani berbuat seperti itu.
"Well miss. Saya harap kinerja anda tidak mengecewakan." Ucap pria itu dingin sambil mengalihkan pandangan ke seketarisnya yang juga ikut bergabung di lift tadi. Lexy terlihat menahan tawa. Membuat Lilah kesal karena tahu Lexy sedang menertawakannya.
"Saya tidak akan mengecewakan Sir." Lilah menjawab dengan mantap. Tentu saja dia tidak ingin kehilangan pekerjaan ini. Dia membutuhkannya untuk menunjukkan pada ayahnya jika dia bisa hidup diluar bayang-bayang nama besar keluarganya.
"Baik. kamu boleh keluar sekarang"
"Permisi pak." Kata Lilah mengangguk ke Matt dan Lexy. Lilah mengikuti Adrian yang terlebih dahulu berjalan di depannya.Tampaknya Adrian sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Ada apa Adrian?" Tanya Lilah penasaran. Satu hal yang tidak dapat hilang dari Lilah? Lilah sangat ingin tahu urusan orang lain.
"Saya tidak tahu Lilah, biasanya Matt selalu bersikap ramah, tetapi tadi dia terkesan dingin." Gumam Adrian tetapi masih dapat didengar Lilah. 'Well karena tadi aku membentak dan menolak pertolongannya di lift. Tapi tentu saja aku tidak akan mengatakannya padamu atasanku yang ganteng. Aku tidak heran jika dia bersikap dingin padaku'. Ucap Lilah dalam hati.
"Mungkin Pak Matthew sedang tidak dalam mood yang baik." Dusta Lilah lancar disertai senyuman malaikatnya. Adrian sekilas tampak terpesona.
"Mungkin saja." Jawabnya bersamaan dengan bunyi dentingan lift.
"Lilah! Saat nya bekerja keras!!"
"Yes sir!!" Dengan itu Mereka melangkah dilantai divisi marketing. 'Saatnya menjadi sapi perah'. Batin Lilah.
***
Punggung wanita itu sangat indah dan sexy. Sejak kapan seorang wanita dapat menarik perhatiannya? Matt mengernyitkan dahi geli. Diruangan pesta ini banyak sekali pria yang merupakan tipenya. Tetapi Matt mengabaikan mereka dan terfokus pada wanita yang berjarak 10 meter didepannya. Tubuhnya begitu mungil. Perlahan Matt mulai mendekati wanita yang memakai backless dress merah yang sexy itu. Begitu sampai Matt langsung merengkuh tubuh mungil itu kedalam pelukannya. Wanita itu hendak memberontak tetapi Matt menahannya. Dengan sangat tidak kentara Matt menariknya ke lift. Tidak tahu setan apa yang sedang merasuki Matt karena dia bergairah kepada wanita itu. Ini benar- benar tidak masuk akal bagi Matt. Matt mendorong wanita itu ke dinding lift dan mencium bibir wanita itu. Wanita itu membalas ciumannya dengan ahli. Mereka saling berperang lidah. Tangan wanita itu meremas rambut Matt dan dia mengerang.Tangan Matt mulai mengerayani paha mulus itu dan mengangkat satu kakinya melingkar di pinggul Matt sementar tangan yang lain meraba payudara wanita itu. Lalu tangan Matt berpindah dan meremas bokongnya. Bentuk tubuhnya benar benar seperti jam pasir. Matt melepas pangutan dibibir mereka dan mulai mencumbu rahang dan leher wanita itu dengan keras sehingga meninggalkan kiss mark disana.
Pintu lift terbuka dan Matt menyeretnya ke kamar hotel.
"Jangan kasar-kasar matt, kau tahu aku tidak menyukainya!" Bentak wanita itu. Rambutnya yang berwarna hitam bergelombang dan panjang menebar indah bagai lingkaran halo di ranjang. Matt tertawa mendengar pernyataannya.
"Pembohong kecil, kau selalu menyukainya, ketika aku melakukannya dengan kasar." Bisik Matt serak sambil menarik kaki wanita itu dengan keras kepinggir ranjang, membuatnya memekik pelan. Mereka Kemudian menhabiskan malam itu saling menyentuh dan memuja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Having a Night with Mr. Gay (Complete)
RomanceTentang seorang wanita yang gigih dan menyebalkan bertemu dengan Matt, pria matang yang sangat menarik, metroseksual dan GAY. Bencana atau mungkin berkah itu terjadi begitu saja. hasrat dan gairah kedua insan yang bersatu di malam dingin langit Alas...