Matt memasuki ruangannya tanpa mempedulikan Lexy yang mencoba memberitahunya tentang sesuatu. Matt masih menyimpan kekesalannya pada Lilah. Dia meremas rambutnya gemas ketika menghempaskan dirinya dikursi. Seharusnya dia tidak bergairah pada Lilah atau pada wanita manapun.
"Jangan meremas rambutmu seperti itu, apakah kau sengaja menggodaku?" Tanya satu suara bass yang penah dikenal Matt. Matt menaikan pandangannya dan bertatapan dengan seorang pria. Pria itu terlihat sexy dalam balutan kemeja putih yang kontras dengan kulit coklatnya yang di tanning. Pria itu sekarang tersenyum penuh arti pada Matt yang membuat Matt menggidik. Matt mengerutkan keningnya. Jika pria itu melakukannya dulu, Matt akan sangat senang dan bahagia. Mungkin mereka juga akan menghabiskan malam bersama setelahnya. Tetapi sekarang dia bahkan menggidik dan sedikit jijik dengan pandangan yang diberikan oleh pria itu.
"Ada apa kau kemari?" Tanya Matt datar. Pria itu terkekeh.
"Tidakkah kau merindukanku?" Tanya pria itu dengan santai berjalan kearah Matt dan berhenti di sampingnya.
"Kita sudah berakhir Justin." Ucap Matt tegas. Pria itu mengangkat tangannya dan memaninkan rambut Matt.
"Tapi aku belum melupakanmu." Jawab Justin. Matt mendengus mendengar jawaban Justin. Yeah, dulu dia sakit hati Justin meninggalkannya demi orang lain. Dan akhirnya Matt juga tahu bahwa seseorang itu bahkan bukan seorang pria. Tetapi wanita!!
"Kenapa?? Wanitamu tidak dapat memuaskanmu Just??" Tanya Matt dengan sigap bangkit berdiri dan berjalan menjauhi Justin. Dia tidak tahu kenapa, dia hanya merasa perlu menjauh dari Justin. Padahal dulu dimasa lalu dia sangat suka Justin memainkan rambutnya. Matt mendengar Justin mendesah di belakangnya.
"Kami putus, dia kabur dari rumah dan jatuh miskin. Apa lagi yang bisa aku harapkan?" Jawab Justin. Matt menghempaskan dirinya di sofa
"Kau meninggalkanku dulu demi harta wanita itu?? Kau benar benar brengsek Just.. memangnya hartaku tidak cukup?" Tanya Matt geram. Bukan karena dia masih menaruh perasaan pada justin, tetapi karena dia kesal pada mantan kekasihnya yang memanfaatkan seorang wanita demi meningkatkan kehidupan financial nya saja.
"Dia lebih kaya darimu berkali-kali Matt."jawab Justin tanpa rasa bersalah.
"Lalu kau pikir aku akan menjadi pabrik uangmu??" Tanya Matt sinis. Seandainya saja Justin tahu siapa orang tuanya sebenarnya. Dia pasti akan mengangahkan mulutnya mengetahui betapa banyak harta yang akan diwariskan pada Matt jiks saja Matt tidak diusir dari rumah karena ketahuan menyukai sesama jenis.
"Jangan begitu Matt." Bujuk Jstin mulai mendekat kepada Matt. Matt bangkit dan langsung berderap kepintu masuk.
"Sorry Justin, just get out of my room." Kata Matt dingin. Justin memandangnya memohon, tetapi Matt tidak mengubrisnya. Dengan kecewa Justin berjalan ke pintu. Dengan sigap Matt membuka pintu kepada justin dan saat itu juga seseorang masuk kedalam ruangannya dan tidak sengaja menabrak Justin.
"Lilah! Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Matt khawatir. Khawatir karena takut Lilah tahu sejarahnya dengan Justin dan juga karena melihat lilah mengusap kepalanya yang membentur dada liat Justin. Ya, Matt sangat tahu betapa liat dada itu.
"Menurutmu kenapa? Ini!!" Jawab Lilah emosi sambil menyerahkan setumpuk dokumen yang dibawanya." Aku sudah mengetuk pintu dan Lexy tidak ada ditempatnya. Ketika aku mau membuka pintu, pintu sialan itu malah menarikku kedalam." Omel Lilah. Matt mendengarkannya sambil tersenyum. Wanita ini sangat menghiburnya." Jangan menertawakanku bos!!"
"Aku tidak menertawakanmu!!" Sangkal Matt. Lilah menatap Matt yang sedang menahan tawa dengan geram. Tiba-tiba suara Justin menginterupsi mereka.
"Lilah??" Panggil Justin. Saat itulah Lilah menyadari kehadiran Lustin.
Lilah membelalakkan matanya.
"KAU!!!! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?? PERGI DARI HADAPANKU GAY BERENGSEK!!!" teriak Lilah histeris. Justin menatap Lilah ngeri dan langsung pergi dari ruangn itu. Lilah tampak seperti orang barbar yang siap menjadikannya santapan lezat. Matt yang mendengar makian Lilah menegang. Dia merasa tersindir. Dihadapannya Lilah masih terlihat marah meskipun Justin telah pergi.
"Apa yang dilakukan bajingan itu disini??" Tanya Lilah padanya.
Matt terdiam memandang Lilah.
"Punya hubungan apa kau dengan Justin?" Tanya Matt spontan.
Lilah mengusap air matanya yang menetes. Kemudian dia terisak. Matt mengernyitkan dahinya. Nona temperamental menangis?? Matt kemudian mendekati Lilah mencoba menghiburnya. Tetapi Matt tidak tahu bagaimana caranya. Dengan ragu-ragu akhirnya Matt memeluk Lilah.
"Sudahlah..jangan menangis lagi." Bujuk Matt. Matt kemudian membimbing Lilah untuk duduk di sofa ruangannya.
"Jadi? Mau membagi masalahmu denganku?" Tanya Matt setelah Lilah kelihatan lebih baik. Lilah menatap matt cukup lama sampai-sampai matt sedikit tenggelam dalam mata indah itu.
"Dia mantan kekasihku yang ternyata Gay." Akhirnya Lilah membuka mulutnya. Matt terlihat sedikit hijau *pucat* karena jawaban itu. Tiba-tiba Matt berdiri canggung. Lilah mengernyitkan dahi melihat tingkah Matt yang aneh.
"Sebaiknya kau kembali keruanganmu." Perintah Matt dingin.
"Baik pak. Terimakasih." Lilah lngsung berderap meninggalkan Matt yang sedang berkutat dengan informasi yang dia dapatkan. Lilah dan Justin pernah bersama? Sial!! Rasa cemburu timbul dalam diri Matt. Wanita cerewet itu yang merebut mantan kekasihnya? Wanita itu juga membuatnya bergairah? Wanita yang selalu menentangnya. 'rasa tidak sukaku padanya semakin bertambah saja' batin matt kesal.
***
*SUDAH SELESAI DIPUBLIKASIKAN DI WATTPAD SAMPAI TAMAT TAHUN 2014*
Kalau kalian tertarik dengan cerita ini, kalian bisa mendukung aku di Karya Karsa @SiennaBachir.
And its cheap!
Terimakasih sayang-sayangnya aku.
Ada paket dukungan super murah di Bulan Januari 2022 aja. Dengan dukung Rp99.900, teman-teman bisa baca 6 karya terbaik aku untuk 30 hari akses.
1. Solen and Gab
2. Traped with Jae
3. Love and Drew
4. Chocolate Kiss
5. Langit Gemini
6. Not an AngelIni worth Rp 200rb something
Cus manfaatkan kesempatan emas ini.😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Having a Night with Mr. Gay (Complete)
RomanceTentang seorang wanita yang gigih dan menyebalkan bertemu dengan Matt, pria matang yang sangat menarik, metroseksual dan GAY. Bencana atau mungkin berkah itu terjadi begitu saja. hasrat dan gairah kedua insan yang bersatu di malam dingin langit Alas...