3. Same Like You

93 4 0
                                    

Ia yang tiba-tiba di cium pun memberontak. Ia terus memukul tubuh suaminya yang terus mencium dirinya. Namun sepertinya usaha yang ia lakukan ini gagal. Bukannya melepaskan dirinya, suaminya ini malah menahan kedua tangannya, dan mengangkat kedua tangannya ke atas dengan satu tangannya. Sedangkan satu tangannya lagi dia gunakan untuk mendorong tengkuknya, guna memperdalam ciuman mereka.

Ia tidak tinggal diam! Ia langsung mencari berbagai cara, agar ciuman mereka terlepas. Dan ya! Akhirnya ia memilih untuk menendang selangkangan suaminya, yang membuat suaminya ini langsung melepaskan ciuman mereka serta kungkungan mereka. Setelah terlepas, ia langsung berlari sekuat tenaga, meninggalkan suaminya yang sedang meringis kesakitan.

Sementara Mark yang tengah meringis kesakitan ini, ia hanya bisa menatap kepergian istrinya. 'Aku tidak akan pernah melepaskan dirimu lagi, Jaemin Lee.' Batinnya, yang terus menatap istrinya yang terus berlari menjauhi dirinya.

Jaemin terus berlari, menjauhi suaminya. Berlari sekuat tenaga agar terhindar dari suaminya. Setelah sampai depan lobby perusahaannya, ia langsung naik taksi yang memang sudah ada di perusahaannya. "Paman, Tolong antarkan aku ke Jalan Ankala blok 3b." Ucapnya, memberi tau alamat rumah yang ia tempati kepada supir taksi.

Supir taksi pun mulai menjalankan mobilnya, meninggalkan area perkarangan kantornya, menuju alamat yang ia sebutkan. Di dalam taksi, ia mulai mengatur pernafasanya yang terasa sesak karena habis berlari tadi. "Nona, maaf, hidung anda berdarah." Ucap Pak supir, yang langsung memberitahu dirinya, kalau hidungnya ini berdarah. Dia juga tak lupa memberikan tissu kepada dirinya

Sedangkan Jaemin, ia mulai mengambil tisu yang diberikan, dan mengelap hidungnya yang terus mengeluarkan darah.

"Apakah nona baik-baik saja? Atau nona ingin saya antarkan ke rumah sakit?" Tawaran yang diberikan pak supir.

Langsung saja ia menggelengkan kepalanya. "Ah, tidak usah, paman. Ini hanya mimisan biasa. Paling sebentar lagi akan hilang." Kalimat penuh kebohongan yang selalu ia berikan, karena dirinya tidak ingin membuat orang lain khawatir.

"Apakah nona yakin?" Tanya supir dengan penuh keraguan. Ia tidak percaya begitu saja ucapan penumpangnya yang berkata baik-baik saja, sedangkan keadaannya sekarang jauh dikatakan baik.

Ia langsung mengangguk dengan percaya diri. "Aku beneran tidak apa-apa, paman." Ujarnya, di iringi dengan senyuman manisnya, agar supir taksi itu percaya kepada dirinya. Ia tidak mau pergi ketempat yang tidak ia sukai lagi. Jadi, selagi dirinya masih kuat, ia hanya bisa mengandalkan obat yang mereka berikan.

Dan sang supir taksi pun hanya bisa mengikuti ucapan penumpangnya. Ia juga langsung membawa penumpang ke alamat rumah yang penumpangnya berikan, tanpa bertanya apapun lagi.

Sampai di rumahnya, ia langsung keluar dari mobil taksi, setelah membayar supir taksi dengan uang tunai miliknya. Ia juga langsung bergegas masuk. Mencari obatnya dan langsung meminumnya dengan segera.

Setelah meminum obatnya, baru lah dirinya merasa tenang. Ia pun mulai mengatur pernapasannya, sebelum akhirnya ia pergi ke dalam kamarnya untuk beristirahat
---

Jika di sana ia tengah beristirahat, berbeda dengan Mark saat ini. Saat ini, dia tengah pergi untuk menjemput ketiga anaknya di sekolah. "Ayah!" Pekikan riang yang ketiga anaknya berikan, yang langsung berhambur memeluk dirinya.

Langsung saja dia merengkuh ketiga anaknya. Membalas pelukkan yang anaknya berikan. "Bagaimana sekolah kalian? Apakah berjalan lancar?" Tanyanya setelah sesi pelukkan mereka, dan langsung memasukkan ketiga anaknya ke dalam mobil. Memasukkan ketiga anaknya di kursi penumpang yang ada di belakang, memakaikan mereka seatbelt, lalu ia pun mulai naik di kursi penumpang dan mulai menjalankan mobilnya pergi.

GEORGEOUS MOTHER - MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang