"Jisung! Kau dari mana saja?! Kau membuat kami khawatir!" Pertanyaan yang langsung Chenle berikan kepada adiknya yang baru saja pulang.
Sedangkan Jisung yang tiba-tiba diberikan pertanyaan oleh abangnya, ia langsung tertegun. "Mas Chenle, kamu mengkhawatirkan aku?" Tanyanya yang saat ini tengah menatap abangnya dengan tatapan tidak percaya. Pasalnya, abangnya imi sangat gengsi untuk menunjukkan perasaannya kepada dirinya.
"Tentu saja! Bukan hanya diriku, tapi juga ibu dan juga baby Na. Mereka terus mengkhawatirkan dirimu." Seruan yang Chenle berikan akan jawaban yang adiknya berikan. Ia langsung membawa adiknya ini masuk ke dalam kamarnya.
"Lalu, di mana ibu dan baby Na sekarang, mas? Kenapa aku tidak melihat mereka?" Tanyanya yang sangat penasaran dengan keberadaan ibunya serta adik bungsunya.
"Mereka sedang mencari dirimu. Mereka menyuruh aku untuk menunggu di sini, supaya ada seseorang ketika kau pulang." Jawab Chenle, dengan netra yang terus menelusuri tubuh adiknya. Ia ingin memastikan bahwa adiknya ini baik-baik saja.
"Apakah kau baik-baik saja? Apakah ada yang terluka?" Tanyanya untuk memastikan lagi kalau adiknya tidak apa-apa, setelah mengecek seluruh tubuh adiknya dari atas kepala, sampai bawah kaki.
"Maafkan aku ya, Mas Le. Aku tidak bermaksud untuk membuat kalian khawatir. Tapi mas tenang saja. Aku tidak apa-apa. Tidak ada luka di tubuhku." Ucapnya yang merasa sangat bersalah karena telah membuat mereka khawatir.
"Yak, bodoh! Kenapa kau malah meminta maaf? Seharusnya kami yang meminta maaf karena telah meninggalkan kamu sendirian. Sebenarnya kamu ke mana aja? Kau habis ngapain aja? Kenapa kau pulang lambat sekali?" Serentetan pertanyaan yang ia berikan kepada adiknya. Entah kenapa dirinya ini tiba-tiba cerewet.
Sungguh! Dia mengkhawatirkan adiknya. Bagaimana tidak khawatir ketika ia membuka mata pertama kali, ketika hendak turun dari mobil? Tidak ada adiknya?! Iya! Tadi ia sempat tertidur di dalam mobil, ketika sedang menunggu adiknya datang. Dia yang pulang terlebih dahulu keluar dari kelasnya, langsung masuk ke dalam mobil karena dirinya benar-benar lelah, karena habis latihan renang untuk lomba antar sekolah.
Sebelum tidur, dia sudah menitip pesan kepada ibunya, Baby Na dan juga paman Park. Tapi entah kenapa pas ia membuka matanya ketika sampai, tidak ada adiknya di dalam mobil. Ia mengira kalau ibunya, Baby Na serta paman Park lupa kalau adiknya belum masuk ke dalam mobil.
Ia juga dapat melihat raut wajah panik ibunya ketika dia berbicara bahwa adiknya tidak ada di mobil. Mereka segera kembali untuk menyusul adiknya, sedangkan dirinya di suruh untuk menunggu di rumah. Karena takut adiknya ini pulang, tidak ada orang di rumah selain bibi dan paman yang bekerja di sini. Akhirnya dia menuruti perintah ibunya. Dia langsung masuk, membersihkan tubuhnya, lalu menunggu adiknua di ruang tamu.
"Tadi aku harus piket dulu. Jadi, aku pulat agak telat." Ujarnya, yang lupa memberi tau kepada abangnya kalau dia tuh ada piket, yang mengharuskan dia pulang telat.
"Yak! Bukan kah piket kamu itu hari Rabu? Kenapa kamu piket hari Jum'at?" Tanyanya yang penasaran akan piket adiknya yang tiba-tiba ganti. Sebagai abang, dia tuh tau semua jadwal adiknya. Mulai dari jadwal pelajaran tambahan milik adiknua, jadwal Les adiknya, jadwal Ekstrakulikuler yang adiknya ikuti, serta jadwal piket adiknya. Jadi, dia sangat heran ketika mendengar adiknya ini piket di hari Jum'at, padahal jadwal piket adiknya itu hari Rabu.
"Teman aku meminta untuk tukaran, karena dia harus bergegas pulang, karena ada acara penting yang harus ia hadiri." Jelasnya, yang emang anaknya itu gak enakkan. Dia gak bisa nolak orang lain, ketika orang itu butuh bantuan.
"Tapi kau sungguh tidak apa-apa, kan? Kau tidak bertemu dengan orang jahat, kan? Kau pulang ke sini dengan siapa?" Tanyanya lagi yang entah kenapa dia belum puas mengintrogasi adiknya.
"Ah iya, mas Chenle! Aku bertemu aunty cantik dan baik hati! Dia benar-benar seperti malaikat, mas!" Serunya yang langsung mengingat kejadian tadi. Kejadian saat ia bertemu dengan wanita bernama Na.
"Yak! Jangan berkata baik kepada orang yang kita kenal! Kau tau bukan, kalau ayah mengajarkan kita untuk tidak percaya kepada orang yang baru kita kenal?!" Peringatan yang ia berikan kepada adiknya yang selalu bersikap seperti ini. Menganggap semua orang itu baik.
"Tentu saja, mas! Aku ingat semua peringatan dan perkataan ayah yang melarang kita untuk percaya dengan orang yang baru kita temui atau orang asing. Namun, aunty itu bukan orang asing, mas! Aunty itu temannya ayah dan juga bunda. Aunty sangat mengenal ayah dan bunda, begitu juga sebaliknya." Balasnya lagi, agar abangnya berhenti berburuk sangka kepada orang lain.
"Kau tau darimana kalau aunty itu teman dari ayah dan bunda? Bisa saja dia menipu kamu!" Peringat yang selalu ia berikan kepada adiknya.
"Aish! Aunty cantik itu tidak seperti orang yang mas pikirkan. Dia benar-benar baik. Awalnya aku juga tidak percaya, sama seperti mas. Namun ia langsung menelepon ayah agar aku percaya kepada dirinya. Dan benar saja! Dia temannya ayah, mas. Bahkan kita sempat makan bertiga di restaurant hotpot!" Ceritanya, yang terus menceritakan kejadian tadi.
"Kalian bertiga? Maksud kamu, ayah, aunty itu, dan juga Kamu makan bertiga di restaurant hotpot tadi?" Tanyanya, memastikan kembali kalau ucapan adiknya ini tidak salah.
"Iya, mas! Kalau mas tidak percaya? Mas bisa tanya ayah. Aku tidak mungkin berbohong. Ayah akan marah kalau aku berbohong. Aku juga terkejut ketika aku masuk ke dalam restaurant hotpot untuk makan bersama dengan aunty itu, sudah ada ayah di sana." Serunya.
"Kok ayah bisa tau kalau kau ingin ke sana?" Tanyanya yang merasa adanya keanehan serta kejanggalan akan cerita yang adiknya berikan.
Sedangkan ia hanya bisa mengedihkan bahunya acuh. Dia juga tidak tau mengapa ayahnya ada di sana. "Aku juga tidak tau, mas. Kalau mas emang penasaran? Mas bisa langsung tanya kepada ayah. Tapi sungguh, mas! Aunty itu sangat cantik dan baik hati! Persis seperti bidadari." Serunya.
"Yak! Secantik-cantiknya aunty itu, masih cantikkan bunda kita!" Peringatan yang ia berikan akan ucapan adiknya, yang tidak suka adiknya memuji wanita lain selain ibunya dengan kata cantik.
"Tentu saja! Tapi kalau aku boleh jujur, aunty itu jauh lebih cantik daripada bunda. Dia sangat menggemaskan seperti peri." Serunya.
"Ck! Peri jelek seperti itu kau bilang menggemaskan?" Tanyanya dengan tatapan tak percaya.
Dan dua yang mendengar itu langsung memberingus tidak suka. "Yak! Dia itu peri tau! Dia itu bukan peri jelek maupun sapi! Dia itu peri, mas! Harus berapa kali aku katakan kepada mas, kalau dia itu peri?!" Rutukan kesal yang ia berikan, karena dia harus menjelaskan setiap hari kalau bonekanya itu peri, bukan peri jelek atau yang lainnya.
"Ya ya ya terserah kau." Sambungnya yang sudah jengah akan ucapan sang adik.
---Jika di sana Chenle dan Jisung sedang berdebat masalah boneka adiknya. Berbeda dengan Mark dan juga Jaemin yang saat ini tengah membicarakan masalah rumah tangga mereka.
"Maafkan aku. Maafkan aku karena telah menjadikan dirimu sebagai penjahat. Maafkan aku karena telah menyakiti dirimu. Maafkan aku atas semua yang aku lakukan kepada dirimu dan juga kedua anak kita." Ujarnya dengan penuh penyesalan, namun ia tidak akan merubah keputusannya.
"Aku tidak butuh maaf kamu, Na. Apakah maaf kamu itu bisa merubah semua yang telah berlalu? Tidak, bukan? Yang aku butuhkan saat ini adalah tanggung jawab kamu sebagai seorang ibu untuk kedua anak kita. Kedua, anak kita sangat membutuhkan ibu kandungnya, Na." Pintanya yang terus memaksa istrinya agar kembali ke sisinya.
"Mark, kamu sudah punya Win--"
"Aku akan menceraikan dia kalau kau kembali kepada diriku. Aku akan menceraikan dia, Na. Jadi, jangan jadikan dia sebagai alasan kamu!" Potongnya yang sudah sangat jengah dengan alasan yang istrinya berikan.
"Bukan hanya kau yang sudah memiliki istri, Mark. Tapi aku juga mempunyai seseorang yang--"
"Ck! Na! Hentikan drama yang kamu mainkan! Aku tau kau mengatakan kalau kau mempunyai seseorang, supaya aku berhenti membujuk dirimu, bukan?!" Potongnya lagi. Sungguh, ia sudah tidak tahan dengan alasan yang istrinya ini berikan. "Aku sudah mencari semua data tentang dirimu. Aku tau kau belum menikah. Jadi, jangan berbohong soal kau yang memiliki seseorang." Sambungnya, sebelum istrinya mengelak lagi.
"Tapi dia memang sudah memiliki seseorang, tuan Lee." Seru seseorang yang baru saja datang ke dalam rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEORGEOUS MOTHER - MARKMIN
FanficCERITA INI KHUSUS UNTUK MARKMIN (MARK X JAEMIN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDU...