7. Of Course I Have

75 5 0
                                    

"Hai Jisung. Perkenalkan, nama saya Na Jaemin. Kamu bisa panggil aunty dengan sebutan Na. Kamu pasti terkejut ya dengan kedatangan aunty?" Tanyanya, yang mulai menyapa anaknya.

Jisung yang sedang berdiri pun terkejut dengan kedatangan seorang wanita yang ia tidak ketahui ini. Sontak ia menganggukkan kepalanya, ketika mendengar pertanyaan yang wanita ini. "Tentu saja. Aunty ini siapa ya? Kenapa aunty bisa mengenal aku?" Tanyanya bingung. Masalahnya, ia ini tidak mengenal orang yang ada di hadapannya ini. Tapi kenapa wanita ini mengenal dirinya?

"Jisung, kamu tenang aja. Aunty bukan orang jahat kok. Aunty kenal kedua orang tuanya kamu. Aunty ini teman dari ayah dan ibunya kamu." Serunya, yang mulai memperkenalkan dirinya, agar anaknya ini tidak perlu takut kepada dirinya.

Jisung yang mendengarnya pun langsung menautkan kedua alisnya, menatap wanita yang ada dihadapannya ini dengan tatapan ragu. "Kamu masih tidak percaya dengan aunty?" Tanya Jaemin, yang langsung di angguki kepala oleh anaknya.

"Nama Ayahnya kamu itu Mark Lee, bukan? Dan nama ibunya kamu itu Lee Winter, bukan?" Tanyanya sekali lagi, guna meyakinkan anaknya. Ia tidak mau anaknya takut kepada dirinya.

"Semua orang tau ayah dan ibunya Jisung, aunty." Serunya yang tidak percaya dengan ucapan wanita yang ada dihadapannya ini. Baik ayah dan ibunya selalu mengajarkan dirinya untuk tidak percaya dengan orang yang baru pertama kali ia temui. Jadi, ia tidak sembarang percaya kepada orang lain.

Dan Jaemin terkekeh melihat balasan lucu dari anaknya. Emang benar kalau suaminya itu sangat terkenal karena bisnisnya yang sukses dan maju. "Orang tua kamu mendidik dirimu dengan sangat bagus, nak. Kau tidak percaya dengan orang yang baru saja kau temui." Ujarnya yang sangat senang atas cara didik suaminya dan istri baru suaminya.

Sedangkan Jisung tidak terpengaruh dengan penjelasan wanita yang ada dihadapannya ini. Sementara Jaemin langsung mengeluarkan ponselnya dan segera melakukan panggilan video call dengan suaminya.

Deringan ponsel yang terus bergetar, menunggu suaminya mengangkat teleponnya. Setelah di angkat, ia langsung mensejajarkan tingginya dengan anaknya. "Jisung, ini ayah kamu, bukan?" Tanyanya yang langsung di balas anggukkan antusias oleh anaknya.

"Ayah!" Panggilan yang Jisung berikan, begitu melihat ayahnya yang ada dilayar ponsel milik wanita yang ada disampingnya ini, yang sukses membuat sang ayah terkejut.

Bagaimana bisa istrinya bersama dengan anaknya? Bagaimana bisa istrinya ini tau mengenai anaknya? Padahal mereka tidak bertemu selama beberapa tahun.

Jisung sayang, kenapa kamu masih ada di sekolah, heum?

Aku tidak tau, ayah! Mungkin aku tertinggal, dan mungkin bunda juga lupa kalau aku belum masuk ke dalam mobil.

Marj, kau tenang saja. Aku akan membawa balik putra-mu.

Tanpa menunggu balasan dari suaminya, ia langsung menutup panggilannya secara sepihak. "Sayang, kamu sudah percaya dengan Aunty, kan?" Tanyanya, yang saat ini sudah mengelus rambut sang anak.

Hatinya langsung menjerit bahagia. Ia bahagia karena bisa menyentuh puteranya secara langsung, yang selama ini hanya bisa ia lihat dari jauh. Padahal ia sama sekali tidak ada niat untuk menghampiri kedua anaknya dan bertemu dengan kedua anaknya.

Namun entah kenapa saat melihat anaknya ini sendiri di luar sekolah, insting seorang Ibu miliknya keluar begitu saja. Ia yang berinisiatif langsung menghampiri anaknya, dan keluar dari mobilnya, karena tidak mau terjadi hal yang buruk, menimpa kepada anaknya.

Jisung langsung menganggukkan kepalanya. "Iya, aku sudah percaya, aunty. Maafkan aku ya, aunty. Karena aku sudah mengira aunty ini orang jahat." Ucapnya yang langsung membungkukkan tubuhnya, meminta maaf karena telah berprasangka buruk kepada wanita ini. Bahkan ia sudah menyiapkan semprotan marica untuk di semprotkan kepada wanita yang ada dihadapannya ini, untuk berjaga-jaga kalau misalkan wanita ini orang jahat.

Dan ia yang mendengarnya hanya bisa terkekeh, begitu mendengar dan melihat tingkah menggemaskan anaknya. "Tidak apa-apa. Sikap kamu itu sangat bagus. Kamu tidak boleh percaya kepada seseorang yang kamu tidak kenal. Kamu bisa di culik, kalau kamu percaya." Jelasnya, memaklumi tingkah anaknya.

"Cha, sekarang saatnya kita pulang. Kamu sudah lelah, bukan? Menunggu di sini?" Tanyanya, yang langsung menuntun anaknya masuk ke dalam mobilnya.

"Sayang, kita makan dulu ya sebelum mengantarkan kamu pulang. Kamu pasti lapar bukan?" Sambungnya.

"Tapi, bunda pasti sudah masak untuk aku makan." Ujar Jisung yang sedikit tidak enak mengatakan hal seperti itu. "Tapi gapapa deh, aunty. Aku udah lapar." Sambungnya, ketika melihat raut wajah wanita yang ada disampingnya ini berubah, ketika ia berbicara seperti itu.

Jaemin yang mendengarnya pun langsung tersenyum. "Terima kasih ya, sayang." Ujarnya, seraya tersenyum tulus kepada anaknya. Akhirnya dia bisa merasakan makan bersama dengan anaknya.

"Sama-sama, aunty." Balas Jisung dengan senyuman juga, membalas senyuman yang wanita cantik ini berikan.

"Aunty, sebenarnya aunty itu temannya ayah atau bunda? Kok aku gak pernah melihat aunty, ya?" Tanya Jisung. Pasalnya dia itu sangat tau teman ayah dan ibunya yang sering berkunjung ke rumah mereka.

"Ah, aunty itu teman lamanya kedua orang tua kamu, sayang. Aunty baru saja kembali lagi ke sini, setelah sekian lamanya tinggal di China." Seru Jaemin, yang sedikit berbohong kepada anaknya.

"Ah, China. Apakah enak tinggal di sana?" Tanya Jisung yang sangat penasaran akan sesuatu.

Jaemin langsung menggelengkan kepalanya. "Di sana sangat padat, sayang. Aunty tidak suka." Serunya. 'Dan tentunya ibu tidak bisa melihat dirimu dan juga abang kamu.' Sambungnya yang tentunya hanya bisa melanjutkannya di dalam hati.

"Kalau tidak enak, kenapa aunty memilih untuk tinggal di sana?" Tanya anaknya lagi yang entah kenapa rasa penasarannya gak bisa dihentikan.

"Ada urusan penting yang harus aunty selesaikan di sana, sayang." Jawaban yang akan selalu ia berikan mengenai semua pertanyaan yang anaknya berikan.

"Apakah urusan itu sudah selesai? Dan aunty memilih untuk kembali lagi ke sini?" Tanya Jisung lagi. Dia itu orang yang sangat penasaran akan hal yang ada di sekitarnya. Ia tidak akan segan-segan untuk bertanya, sampai rasa penasaran itu hilang.

Lagi dan lagi ia menganggukkan kepalanya. Anaknya itu benar-benar mirip seperti dirinya. Bukan hanya wajah dan tubuhnya saja, tapi juga sikap dan tingkahnya. Ia yang sangat cerewet apabila dirinya sangat penasaran akan suatu hal. "Sayang, apakah kamu anak satu-satunya?" Tanyanya. Sungguh, dia tidak ingin topik pembicaraan mereka mati. Ia ingin mendengar segala celotehan yang keluar dari mulut sang anak.

Dan Jisung langsung menggelengkan kepalanya. "Aku itu punya mas dan juga adik. Mas aku itu bernama mas Chenle. Sedangkan adiknya aku bernama Naeun, yang biasa di panggil dengan sebutan baby Na." Jawabnya.

"Baby Na itu siapanya kamu?" Tanyanya lagi, yang sengaja memancing anaknya. Ia sangat ingin tau, apakah Naeun itu anak dari suaminya atau bukan. Sebenarnya ia sudah tau mengenai Naeun. Tapi ia mau mendengar sendiri dari mulut anaknya.

"Tentu saja anak dari ayah dan bundanya aku." Seru Jisunh. "Kalau aunty? Apakah aunty memiliki anak?" Tanyanya, yang lagi-lagi penasaran.

'Kamu dan mas Chenle adalah anak ibu, sayang.' Batinnya, menatap sang anak. "Tentu saja aunty punya." Jawabnya.

"Benarkah? Ada berapa? Apakah ada tiga? Sama seperti anaknya ayah dan bunda?"

"Aunty hanya mempunyai dua anak. Kedua anak aunty sama dan seumuran seperti dirimu dan juga mas kamu." Jawabnya.

"Benarkah? Apakah aku boleh kenalan dengan mereka? Kali aja mereka bisa dan mau berteman dengan aku. Aku akan memberikan mereka mainan milikku." Pinta anaknya yang saat ini sudah menunjukkan binar matanya.

"Tentu saja. Nanti aunty kenalkan kamu kepada anaknya aunty."

"Assa! Temannya aku bertambah!" Pekikan antusias yang Jisung berikan, karena temannya akan semakin bertambah banyak.

GEORGEOUS MOTHER - MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang