5

78 9 0
                                    

"Mereka tertawa seakan paling bahagia. Padahal disini, saya terluka."

-Alora Callista


•••


Jam menunjukkan pukul 10 malam. Seperti biasa Lora berdiam di balkon kamarnya.

"Ayah...Ayah tau gak kalo Ibu besok mau nikah? pasti Ayah tau ya?...Secara kan Ayah selalu liat kita dari atas"

"Ayah kok gak temuin Lora lagi? Lora kangen Ayah" ucap Lora sambil menatap langit malam. Menahan air mata yang sejak tadi akan turun.

"Sekarang Lora mau tidur, Ayah dateng ke mimpi Lora ya? gapapa kok sebentar juga, Lora cuman mau peluk Ayah."

Setelah mengucapkan harapan itu, Lora langsung masuk ke kamarnya.

•••

Gelap mulai mengganti terang, Matahari mulai mengganti Bulan.

Lora terbangun dari tidurnya, terdengar di lantai bawah rumahnya banyak suara obrolan. Mungkin keluarganya sudah datang, Lora pun berinisiatif turun ke bawah.

Sesampainya di bawah Lora langsung di datangi dengan kehadiran Tante Bia.

"Lora, udah gede aja nih" ucap Bia sambil memeluk keponakannya itu.

Bia tidak tinggal di Jakarta, ia tinggal di Bandung dengan Kakek Nenek Lora. Karena jauh, Bia jadi jarang menemui Lora. Hanya jika ada acara saja ia ke Jakarta.

"Udah lama gak ketemu ya? gimana baik-baik aja? jujur sama Tante."

"Ya gitu sih Tan" jawab Lora cengengesan, walaupun dalam hatinya ia sedang sedih.

"Tante ngerti, maaf ya jarang jengukin ponakan kesayangan Tante ini." ucap Bia sambil menciumi Lora.

Tiba-tiba ada anggota keluarga yang menghampiri mereka, "Lora, kamu kok kurus banget? kayak gak makan aja."

Lora menatap Bia, ia hanya tersenyum singkat. "Iya, Lora baru sehat"

"Bukannya kamu emang penyakitan ya?" sahut anggota keluarga lainnya.

Bia menatap marah kearah mereka, "Lora sehat, gak denger dia ngomong baru sehat? itu artinya dia sakit tapi udah sembuh!"

"Bia! kamu kenapa selalu belain anak ini?!"

"Lora keluarga kita! gak seharunya kalian gini sama Lora!"

"Apa yang bisa dibanggakan dari anak itu?" sahut Sheva dari belakang.

"Sheva! dia anak kamu!" geram Bia.

Lora menatap semua keluarganya, lagi-lagi ia menjadi alasan ribut seperti ini. "Tante, Lora gapapa. Lora mau mandi dulu ya." bisik Lora. Ia pun langsung menaiki tangga lagi menuju kamarnya.

Sesampainya dikamar, ia menangis terisak. "Kenapa aku harus terlahir di keluarga seperti ini?" gumamnya.

•••

ALORA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang