8

77 11 1
                                    

"Mungkin lo berpikir gua cuman pura-pura. But, I will prove it as best as i can"

-R

•••

Pukul 11 malam, Lora terbangun dari pingsannya. Pertama kali sebelum membuka mata yang ia rasakan adalah sakit di sekujur tubuhnya, kepalanya berdenyut sakit.

Sheva memasuki kamar Lora saat pukul setengah 7 malam, dan kini jam sudah menunjukkan pukul 11, selama itu kah Lora tak sadarkan diri?

"Awss" Lora meringis pelan.

"S-sakit..."

Lora hampir tidak kuat berdiri, namun di benaknya saat ini ia ingin keluar dari rumah ini. Sangat ingin.

Lora berucap dalam hati, "Lora...Ayo sedikit lagi..."

Dengan susah payah Lora bangkit dan berjalan tertatih-tatih.

Rumahnya saat ini gelap, mungkin mereka sudah tertidur? dengan tenang Lora menuruni tangga sedikit demi sedikit walaupun tidak kuat sakit.

Sesampainya di luar rumah, Lora menatap bangunan rumah itu sembari berucap dalam hati, "Di rumah ini banyak kenangan indah sama Ayah, tapi di rumah ini juga banyak kesakitan dan kepahitan yang Lora dapatkan sehingga mengalahkan kenangan indahnya."
Lora menghapus air matanya dengan kasar, "Maaf dan terima kasih...Lora pamit..." lanjutnya.

Hampir satu jam Lora berjalan, tiba-tiba setetes air hujan turun sedikit demi sedikit hingga akhirnya lumayan deras, Lora sebentar terduduk di jalanan yang sepi. Saat seperti ini, ia selalu teringat dengan kejadian yang pernah ia lewati.

Di suatu hari, hujan deras mengguyur kota Jakarta, Lora menunggu Saka, karena saat itu dia berucap akan menjemputnya, beberapa menit di tunggu Saka tak kunjung datang, hujan semakin deras diiringi suara petir menyambar. Lora takut.

"S-saka k-kamu dimana?"

"Gue gak jadi jemput lo, Mia di rumah sendiri gue di suruh jagain dia sama nyokap lo, kasian dia takut"

"S-saka, L-lora juga takut..."

"Jangan lebay. Tunggu aja hujan reda, gue pesenin taxi."

"Ka-"

Telepon pun berakhir, Saka yang mengakhiri.

...

"Bu, Lora mau sekolah lagi"

"Percuma kamu sekolah, gak bakal bisa banggain saya. Lebih baik kamu kerja cari uang sendiri, jangan nyusahin saya terus."

...

"Mia, kamu tau kan kalo Saka pacar Kakak? Kakak minta tolong, jaga jarak sama dia ya?"

Mia tersenyum mengejek, "Ah, lo telat ngasih taunya. Gue udah deket sama Saka, bentar lagi juga Saka milik gue."

...

"Kamu mencuri lagi?!" bentak Sheva di depan Lora.

Lora menggeleng kuat, "Nggak, Bu. Lora juga punya, kenapa harus ngambil punya Ibu?"

ALORA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang