17

69 9 0
                                    

"Jika hidup adalah sebuah buku bertemu denganmu adalah bab favoritku"

-Alora


•••

Lora telah tiba di depan apartemen Renan, setibanya di depan pintu Renan, ia mengetok pintunya.

Tok tok tok

Mendengar pintunya di ketuk, Renan yang semula berbaring langsung bangun dan perlahan membuka pintu.

"Lora?" tanya Renan, ia terkejut dengan kedatangan Lora malam ini. Menatap tubuh Lora yang menggigil kedinginan Renan langsung membawanya masuk kedalam.

"Lo ngapain kesini?" tanya Renan setelah mereka duduk di sofa kamar apartemen Renan.

Renan dengan cepat membawakan segelas air hangat dan selimut, lalu memberikannya kepada Lora.

Selang beberapa detik Renan bertanya, "Lo ngapain?"

Lora menjawab dengan lirih, "L-lora minta maaf"

"Lo gak punya salah,"

"Jangan nekat kayak gini, gua gak suka." balas Renan dengan datar, ia menatap lekat perempuan yang ada di hadapannya sekarang.

"Tapi kamu marah sama Lora?" tanya Lora.

Renan menggeleng, "Kata siapa? gua sama sekali gak mar-"

"Lora minta maaf" potong Lora.

Renan menghela napas pelan, "Ngomong sama gua, lo minta maaf karena apa?" ucapnya. Lora memejamkan matanya sejenak, "Maaf kalo ucapan Lora tadi nyakitin kamu."

"Cuman itu?" tanya Renan.

Lora mengangguk.

"Harus berapa kali gua ngomong kalo lo gak nyusahin gua, Ra?"

"Lo punya siapa emang?" tanya Renan dingin.

Mendengar ucapan itu seketika mata Lora memanas, bukan sakit karena ucapan Renan melainkan ucapan itu membenarkan semua keraguannya, seharusnya dirinya banyak bersyukur karena di pertemukan dengan laki-laki sebaik Renan, tetapi ia selalu merasa tidak pantas, itu lah yang membuat Lora seperti ini.

Bukannya perlakuan seperti ini yang ia inginkan? lantas mengapa?

Karena saking seringnya di beri luka tiba-tiba di beri bahagia, menganggap ini semua tidak nyata.

"Lora gak punya siapa-siap-"

"Iya. Lo gak punya siapa-siapa, tapi lo punya gua." potong Renan.

"Sekali lagi gua ngomong, gua gak marah."

"Sekarang tidur." titah Renan.

"Lora mau pulang" ucap Lora saat hendak berdiri dari duduknya.

"Di luar hujan Ra, ini udah tengah malem. Lo tidur di kasur gua di sofa"

"Tap-"

"Ngomong sekali lagi gua cabut dari sini."

Setelah satu jam berlalu, Renan masih tidak bisa memejamkan matanya. Berbeda dengan Lora yang sudah pergi ke alam mimpinya, mungkin.

ALORA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang