"Jika tidak lebih baik, lebih baik tidak"
-Alora
•••
Renan mengendarai motor nya dengan ugal-ugalan, pikirannya tak karuan. Sampai dimana hampir sampai, ia terkejut, sekaligus takut. Karena dari jarak jauh saja ia sudah melihat api besar yang menyala dan orang-orang yang beramai-ramai sibuk mematikan api.
Sesampainya disana Renan langsung menjatuhkan motornya, melempar helm nya, dan langsung berlari ke arah gedung itu.
Sebagian orang yang sadar jika Renan akan masuk kedalam dengan cepat menahan nya.
"MAS MAU NGAPAIN MAS?!" teriak salah satu dari mereka, sementara yang lainnya ikut menahan Renan.
"DI DALAM SANA ADA ORANG PAK!" ucap Renan dengan mata memanas, ia semakin memberontak.
"ITU GEDUNG KOSONG MAS! GAK ADA ORANG!" teriak yang lainnya, "NGGA PAK! DI DALAM ADA LORA!" balas Renan tak kalah keras.
"MAS BAHAYA MAS-" ucap salah satu orang yang gagal menahan Renan, pasalnya Renan langsung berlari masuk ke dalam gedung yang sedang di selimuti api itu. Orang-orang yang melihatnya tidak bisa melakukan apa-apa selain saling berteriak melarang Renan.
"JANGAN KESANA BAHAYA!"
"GAK ADA ORANG MAS!"
Seperti itulah orang-orang meneriakinya.
"AWAS BESI DI ATAS JATUH!!"
Renan yang baru saja masuk sudah di timpa dengan besi panas yang jatuh dari atas langit-langit, besi itu mengenai kaki sebelah kirinya hingga membuat kaki Renan panas, perih, dan sakit. Meskipun begitu Renan berusaha bangkit dengan berjalan pincang menggusur kaki satunya. Ia juga terus menerus memanggil nama Lora.
"RA LO DIMANA!"
"RA INI GUA!" teriak Renan dengan suara bergetar, dan keringat dingin membasahi keningnya, ia semakin menjadi tak karuan. Renan semakin khawatir karena tidak ada suara yang menyahut.
Renan terus mencari, hingga ia menemukan sebuah ruangan. Pintunya terkunci, ia yakin. Sangat yakin bahwa Lora ada di dalam. "RA LO DI DALAM?!"
Renan mendobrak pintu itu dengan keras namun tak kunjung terbuka, ia mencoba sekali lagi dan akhirnya pintu itu terbuka. Benar dugaan Renan, di dalam sana ada Lora yang tersungkur dengan tangan yang di ikat ke sebuah kursi kayu.
Dengan cepat Renan menghampiri Lora, "Ra?! Ra ini gua! gua mohon bertahan!" ucap Renan sambil melepaskan semua ikatan tali.
Entah sadar atau tidak, Lora hanya menutup matanya dengan diiringi cairan merah yang mengalir dari hidungnya.
Setelah selesai melepaskan semua tali Renan langsung mengangkat Lora dan membawanya keluar dari ruangan itu, namun baru saja sampai di pintu sebuah besi yang cukup besar jatuh dari atas mereka. Renan langsung membungkukkan badannya untuk melindungi Lora, yang akhirnya besi itu terjatuh ke punggung dan bahu Renan. Rasanya tulangnya seperti patah.
Renan mencoba berdiri, rasa sakitnya tidak sebanding dengan kesakitan Lora, pikirnya.
Jaket Renan yang tadi di pakai Lora kini penuh sobekan, bau amis, dan sebagian terbakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALORA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Aku sedang menutup diri hingga lupa jati diri mana yang sedang ku perankan"