Chapter 1: Kehidupan yang Berbeda

191 14 0
                                    

Beberapa tahun setelah kejadian itu, Boruto dan Himawari hidup berpisah dengan kehidupan yang berbanding terbalik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa tahun setelah kejadian itu, Boruto dan Himawari hidup berpisah dengan kehidupan yang berbanding terbalik. Boruto tinggal berdua bersama ibunya, dengan kehidupan yang sangat mewah dan kaya raya. Setelah kejadian mengenaskan yang memisahkan dirinya dengan ayah dan adiknya, membuat Boruto tumbuh menjadi seorang pemuda yang dingin dan arogan.

Di sebuah kamar mewah bernuansa Eropa klasik dengan corak kebiruan, Boruto memeluk dari belakang seorang gadis berpakaian tanktop crop hitam yang tampak asyik bersolek di depan kaca. Gadis bermata onyx itu seketika mengerang kala merasakan kekasihkan memberikan cumbu di atas leher putihnya.

 Gadis bermata onyx itu seketika mengerang kala merasakan kekasihkan memberikan cumbu di atas leher putihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boruto... engghhh, sudahlah."

Boruto tak menghiraukan erangan gadis itu. Ia terus memberikan cumbuan di lehernya sambil tangan nakalnya meraba dadanya.

"Kau harus memuaskan kekasihmu ini, Sarada," bisik Boruto mesra sambil menjilati kuping Sarada dan membuat gadis itu kembali mendesah.

Namun saat menjalani aksi mesranya, tiba-tiba Boruto merasakan pintu kamarnya terbuka dan memperlihatkan wanita berambut nila yang tengah berdiri di depan sana sembari berkacak pingang. Boruto langsung melepaskan pelukannya sambil menatap ibunya datar. Ya, Hinata Hyuga—seorang wanita paruh baya, janda kaya raya, yang masih tampak seksi dan awet muda di usianya ke lima puluh.

"Mommy, what are you doing? Kau menganggu kemesraanku tahu!"

Hinata terkikik geli mendengar penuturan putranya itu.

"Kau ini, lagian mesra-mesraan terus! Cepetan jangan lama-lama! Sebentar lagi, kita akan pergi ke pesta ulang tahun Uncle Momoshiki!"

"Iya iya."

Hinata kembali tertawa kecil. "Mommy tunggu di bawah bareng Dadski Toneri," ujarnya kemudian menutup pintu kamar putranya.

Boruto menatap Sarada dengan senyuman licik sembari mengelus kedua pipi gadis itu.

"Sekarang kau aman karena Mommy ingin mengajak kita ke pesta. Tapi, tidak untuk nanti malam! Siapkan ini," ujar Boruto sambil menampar pelan bokong Sarada—membuat gadis itu tersentak dengan wajah memerah.

SEPARATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang