Sore kembali hadir, lampu-lampu jalanan yang temaram mulai hidup, banyaknya pengendara yang selesai beraktivitas juga tidak luput dari pandangan. Tapi, di samping itu dua orang gadis yang masih mengenakan seragam sekolah tengah memilih beberapa barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan, atau mungkin lebih tepatnya hanya gadis satunya yang memilih.
Flora, dirinya terus merengek sedari balik sekolah pada Freya, meminta untuk di belikan mainan bebek seperti yang di tunjukkan Jessi tadi padanya. Awalnya Freya menolak keras untuk mengikuti kemauan adiknya, namun jika tak dituruti dirinya juga merasa kasihan.
Dengan penuh kesabaran ia terus mengikuti kemana langkah Flora membawanya. Sebenarnya Flora sudah mendapatkan apa yang ia mau tapi lama kelamaan gadis itu malah melunjak ingin membeli mainan lainnya.
Merasa sudah cukup, Flora berjalan ke arah kasir untuk menyuruh Freya membayarnya. Tidak mungkinkan jika dirinya yang membayar, ia tidak mempunyai banyak duit untuk hal itu.
"Seneng?" Flora mengangguk. "Bagus kalau kamu senang, sekarang kamu bisa tunjukkin mainan gak berguna kamu itu ke Jessi." ucap Freya.
"Oh jelas! Aku bakalan bawa ini semua dan pamerin ke Jessi dan Chika, biar mereka iri," ucapnya membalas ucapan Freya.
Punya adek yang udah SMA berasa kayak masih anak SD, batin Freya ingin berteriak.
"Kak,"
"Apalagi, Flora shafiqa hardana? Apa lagi yang kamu mau, hah?" Freya bertanya dengan jengkel. Dirinya merasa lelah jika Flora menginginkan sesuatu lagi, sudah cukup ia lelah di sekolah, ia hanya ingin istirahat sekarang.
"Jangan marah-marah kenapa sih, aku padahal pengen traktir kakak ke tempat es krim itu," tunjuknya pada salah satu stand es krim. "Sebagai ucapan terima kasih karena udah ngerepotin dan nyusahin kakak hari ini." Lanjutnya lagi.
Freya yang mendengarnya merasa terharu, disaat Flora terus membuat dirinya kesal dan lelah tapi anak itu selalu tau cara untuk mengembalikan moodnya.
Dengan langkah pasti dan genggaman yang semakin erat, Freya mengajak Flora untuk ke stand es krim yang tadi anak itu tunjuk. Saat sudah sampai, Freya langsung memesan es krim rasa vanilla dan stroberi kesukaan Flora.
Tidak membutuhkan waktu yang lama karena tidak banyak juga orang yang mengantri, setelah mendapat bagiannya Freya langsung mengajak Flora untuk duduk tak jauh dari tempat es krim itu berada.
Keduanya menghabiskan waktu dengan bercanda gurau, sesekali juga keduanya menawarkan es krim satu sama lain untuk di coba. Banyak hal yang membuat mereka tertawa, dan itu selalu Freya abadikan dalam ingatannya. Untuk terus di ingat dan tidak akan hilang di telan oleh waktu.
•
•
•
Freya, si anak tertua mengetuk pintu beberapa kali sembari dirinya membuka sepatu dan meletakkan di rak yang sudah di sediakan, Flora juga melakukan hal sama seperti Freya lakukan.
Bertepatan dengan mereka meletakkan sepatu, pintu itu juga terbuka menampilkan sosok pria dan wanita paruh baya.
"Kemana aja? Kenapa nggak ngabarin mama sama papa? Kalian berdua bikin kami khawatir, tau nggak?" Rentetan pertanyaan dan rasa khawatir Ayana meluap pada kedua putrinya.
Freya dan Flora saling menatap, Freya selaku anak pertama merasa bersalah karena lupa mengabari mama dan papanya, alhasil Ayana dan Bobby khawatir dengan mereka berdua.
"Maaf, mah. Kakak tadi lupa ngabarin, baterai hp kakak habis," Freya membuka suaranya dan merogoh saku celananya yang menampilkan benda pipih yang layarnya tidak hidup. Benar-benar sudah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah kepergian Dan menyusul kepulangan [SLOW UP]
General FictionKecelakaan yang terjadi pada hari itu, menjadi awal mimpi buruk bagi seorang gadis bernama Freya skela hardana. Kecelakaan yang terjadi dengan tiba-tiba seakan menghilangkan setengah bagian dari hidupnya. Jadi, bagaimana kah kisah dirinya selanjutny...