SKMK: I

2.6K 179 11
                                    

Dering bel sekolah terdengar nyaring, hampir seluruh guru menyudahi kegiatan ngajar-mengajar. Tentu saja, siswa siswi yang sudah penat belajar bersorak-sorai sembari merapihkan buku dan alat tulis, bergegas untuk pulang.

Tak lain halnya dengan para remaja yang langsung keluar dari dalam kelas ketika yang tersisa hanya mereka berlima, lantas kelimanya langsung menuju parkiran berniat untuk pulang.

"Freya, kita berempat pulang duluan, ya?" ucap salah satu dari mereka yang berada di dalam mobil.

"Iya, hati-hati kalian. Olla, bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut, kasian temen-temen lo yang di belakang," balas Freya melirik ke arah kursi penumpang, dimana terdapat dua orang yang tengah memainkan ponselnya.

"Iya, aman itu." Deruman mobil yang dikendarai Olla telah keluar dari wilayah sekolah, menyisakan Freya yang masih duduk di atas jok motornya.

Freya melirik jam tangannya sekilas, sudah hampir setengah empat sore. Dirinya langsung memakai helm dan bersiap untuk mengendarai motornya.

Tapi, belum sempat kunci itu terputar, Freya langsung melepas helmnya dan kembali berlari ke dalam sekolah. Kebiasaanya yang selalu lupa akan seseorang yang harus ia bawa pulang juga.

Setelah berlari dari parkiran, Freya berhenti sejenak di lorong kelas sepuluh, menetralkan napasnya yang masih tersengal-sengal. Tak jauh dari arahnya berdiri, seorang gadis mungil berlari menghampirinya. Berdiri di hadapannya dan menatap bingung pada wajahnya.

"Kakak kenapa kelihatan capek gitu? Habis ngapain?" pertanyaan itu keluar dari bibir mungil sang adik, Freya tersenyum dan kembali menegakkan tubuhnya.

"Engga kenapa-kenapa, memangnya kakak kenapa?" tanyanya balik, gadis yang di tanya hanya tersenyum kikuk.

"Memangnya kalau aku nanya kakak habis ngapain itu hal yang salah, ya?"

Mendengarnya Freya dibuat gemas sendiri, dirinya lantas berkata, "Nggak salah kok. Sekarang kita pulang, yuk? Nanti keburu makin sore, takut bunda nyariin." Freya mengulurkan tangannya untuk di genggam, keduanya berjalan keluar sesekali bercanda ria.

Malam harinya, seorang gadis mungil sedang bersandar pada dashboard kasur tak lupa tangan mungilnya yang tengah menjelajahi benda pipih yang tengah ia pegang.

Beberapa menit berlalu, pintu kamarnya dibuka menampilkan seorang gadis manis yang tersenyum padanya. Nampan berisi segelas susu itu di letakkan di samping meja kasurnya.

"Tumben kakak yang ngantar, biasanya mama," ucapnya setelah Freya mendaratkan dirinya pada bibir kasur. "Biasanya juga kakak yang ngantar, kamu lupa?"

Flora, gadis itu hanya tersenyum kecil. Dirinya mendekat pada Freya, memeluk tubuh kakaknya dari samping dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang kakak. Jika sudah seperti ini, dapat dipastikan Freya tak dapat bergerak sedikitpun dari monster kecil yang selalu mengekor pada dirinya.

"Kenapa sih suka banget gelendotan gitu, geli tau dek," ucap Freya, tapi tangannya sibuk mengelus punggung gadis kecil di pelukannya ini.

"Suka-suka Flora lah, kakak risih memangnya kalau aku giniin?" tanya gadis itu. Freya mengangguk dengan cepat, membuat dekapan di tubuhnya langsung terlepas.

Flora bersedekap dada, menatap nyalang kakaknya itu, apa-apaan maksud Freya tadi? Freya hanya mengulum bibirnya, ingin melihat reaksi dari adiknya yang tengah ia jahili.

"Kok kakak jahat sih? Aku 'kan cuma pengen dekat sama kakak, kenapa kakak gitu?" tanya Flora, matanya berkedip beberapa kali.

"Kamu juga ngapain dekatan terus sama kakak? Kamu pikir kakak ngga risih apa?" Freya ikut bersedekap dada.

Setelah kepergian Dan menyusul kepulangan [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang