"Ada masalah apa? What's wrong?" tanya Leon begitu dia dan istrinya telah berdua di kamar.
Istri. Ada secuil rasa menggelitik di hatinya ketika mengingat status wanita di hadapannya ini. Namun tentu enggan ditunjukkan oleh manusia sedingin Leon. Khususnya di hadapan Anna yang pernah mematahkan hatinya hingga berkeping-keping.
Sebagai jawaban, wanita itu memberikan handphone yang sejak tadi dipegangnya. "Baca ini!" bentaknya. "What do you mean by this?!"
Ah! Ini rupanya yang menjadi alasan Anna meledak. Pantas saja wajahnya begitu kusut setelah menjawab panggilan itu. Meski istrinya itu terlihat biasa saja, bahkan cenderung menawan seperti biasa, namun tetap saja Leon menyadari perubahan ekspresi itu. Bukan sehari atau 2 hari mereka baru saling mengenal.
"Ah! Sudah keluar rupanya. Harusnya dari semalam sudah heboh," jawabnya santai.
"Really? Begitu jawabanmu??" tanya Anna sengit.
"Apa ada yang salah dari berita ini?" Leon kembali bertanya tanpa rasa bersalah. Sejujurnya konfrontasi ini sudah ia nantikan. Meski sedikit terlambat dari perkiraan.
"Are you crazy, Leon?! Kamu sudah janji sama aku kalau pernikahan kita ga akan diumumkan ke media! Dan apa ini?!" balas Anna semakin marah.
"Hari Patah Hati Sedunia Kembali Lagi! LEON WIRYADINATA, CEO AL ENTERTAINMENT, TELAH RESMI MENIKAH DI AMERIKa" Anna membacakan judul berita tersebut. "Mereka bahkan tahu dimana kita menikah, Leon! Ga cuma di Indonesia, di Amerika juga beritanya merajalela!"
Teriakan Anna semakin bertambah besar. Untung saja Annie sudah dititipkan pada Kylie dan Richard saat acara makan keluarga selesai. Jika tidak, tentu putrinya tersebut akan terkena serangan jantung mendadak melihat mommy kesayangan berubah karakter dari malaikat cantik yang baik hati jadi maleficent jahat yang menyeramkan. Begitu menurut Leon.
Sementara Anna mengeluarkan makian-makiannya yang tajam, Leon hanya berdiam diri dan memperhatikan. Mendengarkan? Tentu saja. Namun harus ia pilah pilih. Jika tidak, bisa semakin sakit hati. Sayang, kediamannya justru membuat Anna kesal setengah mati.
"Kamu kok ga ada jawaban?! Ga ada alasan?! Ngaku kalau kamu salah?" tanya Anna kesal.
"No, I'm not. Kenapa aku harus merasa salah. Tidak ada kesepakatan yang dilanggar kan?" jawab Leon lagi.
"Hah?! Tidak ada kesepakatan yang dilanggar?! KAMU KENA AMNESIA YA?! PERLU AKU BAWA KE DOKTER! AH TIDAK... KURASA... KITA LANGSUNG KE PENGADILAN SAJA!!!"
Baru saja ia ingin beranjak ke arah pintu, lengannya sudah ditahan oleh Leon. "Kamu mau kemana?"
"Kamu tuli? Barusan aku baru bilang kan? Ayo ke pengadilan. Aku ga bisa menerima lebih dari ini lagi. You lied to me. Jadi perjanjian kita batal. Kamu juga ga memberikan alasan apapun. Itu artinya kamu juga tahu kamu salah," Tak ada rasa bersalah di wajah Anna saat mengatakan hal itu. Karena begitulah di pikirannya.
"Bisa kamu duduk dulu? Kalau kamu ingin mendengar penjelasanku, please jangan pakai urat. Tapi kalau kamu tetap ingin pergi, silahkan. Hanya saja jangan salahkan aku kalau berita yang keluar akan lebih parah dari ini." kata Leon sambil melepaskan tangganya.
Melihat Anna yang hanya diam saja, Leon pun berkesimpulan jika wanita ini sedang menimbang. "Kalau mau mendengarkan aku, just sit down. Duduk."
Tak butuh waktu lama untuk Anna menuju ke arah kursi di samping ranjang dan duduk di sana. Ia pun menarik nafasnya lalu membuang pelan-pelan. Tampak sekali berusaha mengontrol emosinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled Again
Roman d'amourAnnabelle Clarinne Sastrawijaya Seorang wanita Aries yang mencintai dunia pendidikan. Ia adalah cahaya bagi murid - muridnya, semangat bagi sahabatnya, dan kehangatan bagi keluarganya. Sayang, sebuah masa lalu menyakitkan membuatnya menutup hati b...