"Be my wife and Annie's Mother."
Kalimat pendek namun penuh arti yang terucap dari bibir Leon membuat Anna membeku seketika, sebelum kemudian berkata "B-Be... w-what???"
"Perlu aku ulangi lagi? Be my wife a..."
Sebelum Leon melanjutkan, Anna sudah terlebih dahulu mendorong tubuh pria itu menjauh. Setelah berhasil mengumpulkan kesadarannya yang entah sejak kapan hilang ke mana, Anna pun segera menunpukan tubuhnya pada ujung meja. Kembali memandangi mantan tunangannya, Anna kembali berucap "Are you crazy?"
"So what's your answer, Belle?" Tanya Leon dengan seringaiannya yang khas.
"Of course..."
"Of course the answer is yes!" jawab Leon sambil berkacak pinggang.
"What do you mean?"
"Ada beberapa alasan sebenarnya... dan aku yakin kamu ga akan menolak satu diantara ketiganya."
Anna benar-benar tidak habis pikir dan bertanya-tanya mengapa ia diizinkan untuk mengenal pria seperti Leon Demetrius Wiryadinata ini. Selain ketampanannya yang memang sedikit di atas rata-rata, dan kepintarannya yang sedikit lebih tinggi darinya, menurutnya tidak ada lagi yang bisa membuatnya jatuh hati. Kedua alasan itu pun sudah lama dipatahkan oleh Anna sendiri pasca also one night stand yang berakibat fatal yang dilakukan mantan tunangannya itu.
Menahan kegeramannya, Anna pun berkata "sebutkan... Dan kita lihat apa itu bisa menjadi bahan pertimbanganku. Try me..."
Leon pun kembali duduk di kursinya. Kepercayaandirinya sedang berada di level tertinggi saat ini. Anna tahu itu. Jujur saja, ia kesal setengah mati karenanya.
"One, just as I explained before, aku akan mengajukan tuntutan atas 'penculikan' yang kamu lakukan atas Annie dan juga kasus pencemaran nama baik yang telah menyebabkan kerugian perusahaan. Kamu tahu kan kalau kasus ini akan membuat nama baik kamu tercoreng. Setelahnya, jangan harap kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu untuk mengajar. Say goodbye to your dream."
"That's number one," lanjut Leon masih mempertahankan senyumnya. Senyum yang dulu pernah membuat Anna jatuh cinta setengah mati.
"Two, you will never meet Annie again if you refuse to marry me."
"Apa maksud kamu? You want to take her away?"
"I'll take her away as far as I can. Trust me I will."
Anna tidak habis pikir. Bagaimana mungkin pria di hadapannya ini tega menjadikan anak selucu Annie sebagai umpan. Dia bahkan menjadikannya bahan ancaman.
Hah! Anna lupa! Tentu saja seorang Leon Demetrius Wiryadinata memang sudah tidak memiliki hati! Menelantarkan putrinya hingga mengalami tindak kekerasan saja dia mampu. Pria itu bahkan sempat menutup mata dan tidak ingin ikut campur ketika Anna hendak menyampaikan laporannya.
"Kamu pikir kedua ancamanmu ini berhasil, Mr. Leon?" tanya Anna sembari berjalan ke arah mantan tunangannya itu. Ia pun maju dan duduk di atas meja, tepat di hadapan Leon.
"Kamu seharusnya mengenalku lebih dari beberapa orang, Sayang," lanjut Anna sambil menelusuri rahang tegas Leon. Bicaranya sangat lembut sekali.
Sedangkan sang pemilik rahang? Tentu saja diam sekaku tiang listrik. Raut wajahnya datar tak terdeteksi.
"I am not afraid of your lovely threats, Leon. Kamu bisa mengajukan tuntutan kamu. Kalaupun aku harus kehilangan pekerjaanku, let it be. Aku masih bisa melakukan beberapa hal lain. Lagipula aku percaya aku akan menang. Pertama, karena aku ga bersalah. Kedua, I have people behind my back who'll be ready to help. Kasus kekerasan dan penelantaran anak itu bukan kasus kecil, Sayang. Many parties will stand for us. I mean for me and Annie."
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled Again
Roman d'amourAnnabelle Clarinne Sastrawijaya Seorang wanita Aries yang mencintai dunia pendidikan. Ia adalah cahaya bagi murid - muridnya, semangat bagi sahabatnya, dan kehangatan bagi keluarganya. Sayang, sebuah masa lalu menyakitkan membuatnya menutup hati b...