Chapter 10

84 16 0
                                    

"Bu, kata Bu Kylie disuruh tunggu sebentar. Silahkan duduk dulu Bu," ucap sekretaris Kylie pada Anna sambil mempersilahkannya duduk di sofa yang telah disediakan.

Tak lama kemudian pintu pun terbuka dan keluarlah Richard, suami Kylie, dengan keadaan yang terlihat biasa saja. Pada awalnya. Hingga Anna menyadari adanya kondisi Richard yang sedikit berbeda.

"Hey, Anna! Where have you been?" sapa Richard dengan senyuman lebar pada sepupu sekaligus sahabat baik istrinya itu. Niatnya, dia ingin menghampiri Anna dan memeluknya. Namun sayang, justru Anna sudah lebih dulu memberi jarak.

"Why? (kenapa?)" tanya Richard kebingungan.

Anna pun menjawabnya sambil berbisik, "Rich, Trust me, I want to hug you. Tapi kondisi lu yang baru dapat jatah ini... Nahh, I better refuse daripada ketularan bau lu."

"Oh yeah! Sorry, Na. Maklum udah halal. Jadi bisa kapan saja dan di mana saja," balas Richard sambil mengulum senyum tipis dan terlihat bangga.

"Ck! Emang pasangan gila kalian!" sungut Anna sambil berpura-pura kesal. Meski demikian, pada dasarnya, Anna juga ikut senang dengan apa yang Kylie dan Richard alami.

"Oh iya! Sama satu lagi," lanjut Anna sambil mengambil sesuatu dari tasnya. "Itu kerah baju lu dirapiin. Ini concealer gue. Lu ke toilet terus olesin itu di bagian leher. You know what I mean."

Alih-alih menerima concealer tersebut, Richard justru tersenyum semakin lebar. "No need. Thanks, Na. Gue pergi dulu ya. Kylie udah nungguin dari tadi. Mau ditodong sama dia. Katanya lu ngilang berhari-hari gaada kabar. Bye!" pamitnya sembari memasuki lift. Sedangkan Anna hanya bisa mengangakan mulutnya sambil mengelus dada melihat kebucinan salah satu pria terkaya di Indonesia ini pada istrinya.

Sepeninggal Richard, akhirnya Anna pun memasuki ruang CEO milik sepupunya itu. Ruangan itu tidak terlalu besar, namun desain yang elegan. Ada beberapa penghargaan yang terpajang di dinding sebelah kanan ruangan, yang menyatakan bahwa perusahaan ini bukanlah perusahaan main-main.

Lalu dimana sang pemilik ruangan? Di sofa berwarna mocca. Di situlah Kylie berada. CEO Zmatch itu sedang memakai Chanel Poudre Universelle Compacte di wajahnya. Tentu saja Anna sudah bisa menebak alasannya.

"Semprotin stella kek! Baunya masih kecium tau ga?! Harus banget nunjukkin kebucinan kalian di depan gue? PDA ga cukup rupanya," omel Anna pada sahabatnya itu.

Namun Kylie yang memang tidak sadar jika Anna sudah masuk justru kaget mendengar suaranya. "Anna! Finally! Akhirnya muncul juga setelah menghilang!"

Wanita itu terlihat sumringah sekali menyambut kedatangan Anna. Wajar saja. Sudah seminggu lebih mereka tidak bertemu.Biasanya mereka berdua akan bertemu setidaknya 2 - 3x dalam seminggu. Ditambah lagi, Anna nyaris jarang membaca atau membalas chat Kylie atau pun grup mereka beberapa hari ini. Tentu saja hal ini membuat Kylie dan ketiga member Flower Power lainnya kebingungan. Untung saja melalui Tavella, mereka semua mulai mendapatkan pencerahan mengenai apa yang terjadi pada Anna. Meskipun belum ada yang tahu update terbarunya.

Kylie pun menghampiri Anna, memberikan pelukan singkat, dan mengajaknya untuk duduk di sofa. "Wait. Gue cek dulu ada bekas sperma ga di sini," sindirnya sebelum menduduki sofa tersebut.

"Tenang aja. Sofanya aman. Gue ngelakuin bukan di situ ko. Tuh di sana," jawab Kylie tersenyum simpul sambil mengarahkan kepalanya ke arah meja kerjanya yang memang terlihat... agak berantakan.

"Oh my... Ga usah ditunjukin juga kali. FYI, gue ga berniat untuk cari tahu sebenarnya," ketus Anna yang dongkol sekali dengan kesantaian Kylie di tengah suasana hatinya yang sedang super kesal. Wajahnya memang sudah terlihat keruh sejak tadi.

Entangled AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang